Waspadailah terhadap dosa dosa kecilmu

Saudaraku Muslim, sadarilah bahwa Kita telah memasuki zaman akhir yang penuh dengan pengaruh kemaksyiatan yang semakin merajalela dan bertebaran di mana-mana dan tanpa kita sadari keseharian kita pun bercampur aduk dengan hal-hal yang mengakibatkan dosa.  Misalnya pada saat kita berkendara di jalan raya, tidak sengaja kita melihat seorang pengendara wanita yang tidak terjaga auratnya, pornografi yang kadang nyelonong di smartphone, berjabat tangan dengan yang bukan mukhrim di tempat kerja, obrolan yang berakhir dengan gunjingan, kata-kata makian yang terucap seiring dengan kejengkelan hati dan masih banyak dosa-dosa yang kadang kita anggap remeh.  Padahal empat belas setengah abad yang lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sudah mengingatkan kita, dalam sebuah riwayat :


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ فَإِنَّهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى يُهْلِكْنَهُ .رواه احمد

Dari Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Janganlah kalian meremehkan dosa-dosa kecil karena hal itu dapat terkumpul pada diri seorang laki-laki sehingga merusak/membinasakan padanya.” [HR.Ahmad]

Seperti dalam sebuah kiasan, orang terpeleset hanya karena kulit pisang, orang tersandung hanya karena batu yang kecil (bukan tersandung gunung), orang kelilipan hanya karena debu/pasir yang halus, namun hal tersebut  menyakitkan.

Taukah saudaraku muslim bahwa, dosa kecil yang kita anggap remeh ternyata akan membekas dan menitik hitam di hati kita, di jelaskan dalam sebuah riwayat :

عَنْ الْقَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَ قَلْبُهُ فَإِنْ زَادَ زَادَتْ فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَهُاللَّهُ فِي كِتَابِهِ

       {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}

(رواه سنن ابن ماجه في كتاب الزهد حسن)

Dari Al Qa’qa’ bin Hakim dari Abu Shalih dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya apabila seorang mukmin berbuat dosa, maka akan ada titik hitam di dalam hatinya, jika ia bertaubat meninggalkannya serta meminta ampun maka hatinya akan kembali putih. Namun jika ia menambah (dosanya) maka akan bertambah (titik hitam), demikian itulah (الرن/Arron) yang di sebutkan dalam firman Allah dalam kitab-Nya; “

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Ingatlah bahwa noda hitam pada hati mereka karena apa-apa yang mereka lakukan (dosa yang mereka lakukan)” (QS Al Muthafifin; 14). [HR.Sunan Ibnu majah]

Hati yang tertutup akan sulit menerima hal-hal yang baik, yang berakibat semakin mengering nilai-nilai Iman dalam hati.
Allah berfirman :

خَتَمَ اللَّهُ عَلٰى قُلُوبِهِمْ وَعَلٰى سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلٰىٓ أَبْصٰرِهِمْ غِشٰوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat.[QS. Al-Baqarah: Ayat 7]

Berkacalah Siapakah diri kita..?!

عَنْ الْحَارِثِ بْنِ سُوَيْدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ حَدِيثَيْنِ أَحَدُهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْآخَرُ عَنْ نَفْسِهِ قَالَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ فَقَالَ بِهِ هَكَذَا قَالَ أَبُو شِهَابٍ بِيَدِهِ فَوْقَ أَنْفِهِ….رواه البخاري

Dari Al Harits bin Suwaid telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Mas’ud mengenai dua hadits, salah satunya dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan yang lain dari dia sendiri, dia berkata; “Sesungguhnya orang mukmin melihat dosa-dosanya seperti ia duduk di pangkal gunung, ia khawatir gunung itu akan menimpanya, sedangkan orang fajir (selalu berbuat dosa) melihat dosa-dosanya seperti lalat yang menempel di batang hidungnya, kemudian ia mengusirnya seperti ini lalu terbang.” Abu Syihab mengisyaratkan dengan tangannya di atas hidungnya. [HR.Bukhory]

Ingatlah..!
Jika hati selalu gelisah dengan perbuatan dosa sekecil apapun yang telah kita lakukan, maka keimanan yang akan  mendominasi diri. Namun jika hati tidak  gelisah bahkan cenderung tidak merasa berakibat, ketika dosa kecil telah terbuat, maka kefajiran telah menjadi penguasa dalam diri.

© Ust.H. Noer Hidayatulloh (H.Arofah Almubarok)