Fakir vs Miskin

Dulu, zaman saya masih SD, ada pencerahan dari guru bahwa Fakir itu lebih parah daripada Miskin. Karena Fakir itu artinya "Butuh", (Butuh Bantuan).
Lalu, waktu saya ABG dapat pencerahan dari Ustadz bahwa Miskin lebih parah daripada Fakir. Karena Miskin itu artinya "Jatuh".
Kemudian, saat remaja saya berpikir, ini yg betul yg mana ?
Jadi, mana yg pencerahan, dan mana yg penggelapan ya ?
Untung, sebelum tua sudah dapat jawabannya .
Demikian analisis ilmiyah hasil kerpe'annya :
1. Surat al-Kahfi ayat 79: "Adapun perahu itu milik ORANG2 MISKIN yg bekerja di laut...".
Berarti orang miskin masih bisa bekerja, bahkan masih punya perahu penumpang.
2. Surat at-Taubah ayat 60: "Sedekah (berupa zakat) itu hanya untuk : Orang2 Fakir, Miskin, Pengelola zakat, Muallaf, Budak, Orang yg keberatan hutang, Kas Sabiilillah, dan Musafir".
Ketika tidak ada penjelasan khusus dari Nabi, maka ayat al-Quran itu mengikuti umumnya kaidah Quran yaitu "sistematis", artinya urutan yg disebut selalu tertib. Dan dari ayat tadi telah menunjukkan bahwa Orang Fakir harus lebih dulu ditolong sebelum Orang Miskin. Menunjukkan keadaannya yg lebih berat.
3. Nabi berdoa agar dijadikan Miskin, tapi Nabi juga berdoa agar tidak dijadikan Fakir (seperti: Allahumma inni a'udzu bika minal faqri wadz dzillati....).
Adapun Nabi berdoa minta kaya :
اللهم إني أسألك الهدى والتقى والعفاف والغنى
Itu maksudnya Nabi minta tercukupi kebutuhannya, tidak kekurangan dan memiliki kaya hati :
إنما الغنى غنى النفس
Bukan meminta materi yg berlimpah, karena seandainya Nabi diberi emas sebesar gunung Uhud pun cuma diambil 2 dinar dan selebihnya disedekahkan.
4. Nabi sering menjelaskan kefadholan orang Miskin, termasuk bahwa mereka lah yg mendominasi ahli surga.
Tapi Nabi menjelaskan bahayanya Fakir :
كاد الفقر ان يكون كفرا
"Nyaris, Fakir berubah menjadi Kafir".
Menunjukkan bahwa Fakir itu kondisinya terlalu berat sehingga membahayakan agama seseorang.
Dari beberapa alasan tadi, jelas lah kiranya bahwa Fakir itu lebih berat daripada Miskin.
Fakir itu kebutuhan pokoknya tidak tercukupi, bahkan sekedar untuk makan, sehingga membutuhkan bantuan.
Nabi berlindung agar tidak menjadi Fakir, dan Nabi memperingatkan umatnya agar berdoa dan berusaha keluar dari kefakiran.
Wallahul Musta'an.
Kebenaran yg mutlak hanya milik Allah.