Meremehkan dosa

Salah satu watak orang tidak beriman adalah menyepelekan larangan agama dan tidak pernah menyesal ketika berbuat dosa. Sayangnya, sikap meremehkan peraturan Allah dan Rasul juga banyak dijumpai dalam kalangan umat Islam. Bersentuhan laki-laki dan perempuan bukan mahrom dianggap biasa. Laki-laki mengenakan celana menutupi mata kaki juga tidak merasa berdosa. Perempuan membuka aurat di tempat umum perasaannya enteng saja.

Dikisahkan dalam Hadist Ibnu Majah nomor 4245 bahwa kelak di akhirat ada kaum membawa pahala amalan sebesar gunung namun Allah Ta’ala menjadikannya debu yang lenyap beterbangan. Ketika ditanyakan siapakah mereka?, Rasulallah s.a.w. menjawab: “Mereka adalah saudara kamu yang juga beribadah seperti kalian namun mereka juga terbiasa mengerjakan larangan-larangan Allah”. Nauzubillahi min dhalaika.

Hadist Ibnu Majah Bab nomor 29 dan 30 mengajarkan kepada para mu’min agar menjauhi semua larangan Quran dan Hadist sekecil apapun dan segera bertobat dan menyesal ketika melakukan kesalahan, sekecil apapun. Seorang hamba ketika berbuat dosa maka muncullah setitik noda hitam dalam hatinya. Bila ia bertaubat maka lenyaplah noda itu namun jika ia terus menerus mengerjakan dosa maka hatinya menjadi semakin kelam.

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (14)
Ingatlah bahkan noda hitam atas hati mereka karena apa-apa yang mereka kerjakan.
[Surah Al-Muthififin ayat 14]


4245 – حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ الرَّمْلِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا عُقْبَةُ بْنُ عَلْقَمَةَ بْنِ حَدِيجٍ الْمَعَافِرِيُّ، عَنْ أَرْطَاةَ بْنِ الْمُنْذِرِ، عَنْ أَبِي عَامِرٍ الْأَلْهَانِيِّ، عَنْ ثَوْبَانَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ قَالَ: «لَأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا، فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا» ، قَالَ ثَوْبَانُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا، جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لَا نَكُونَ مِنْهُمْ، وَنَحْنُ لَا نَعْلَمُ، قَالَ: «أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ، وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ، وَيَأْخُذُونَ مِنَ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ، وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا»
__________
[حكم الألباني] صحيح
… Tsauban meriwayatkan, dari Nabi s.a.w., sesungguhnya Nabi bersabda: “Niscaya saya ditunjukkan kaum dari umatku datang pada hari kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung Tihaamah yang putih, maka Allah yang Maha Mulya dan Maha Agung menjadikan pahala mereka debu berhamburan”.

Tsauban bertanya: “Wahai Rasulullah, beritahulah kami, jelaskan pada kami, agar kami tidak menjadi golongan umat itu sedangkan kami tidak menyadari”.

Nabi menjawab: “Ingatlah sesungguhnya mereka itu saudaramu, mereka beribadah malam sepertimu, akan tetapi mereka kaum ketika melewati keharaman-keharaman Allah, mereka juga mengerjakan”.
[Hadist Ibnu Majah No. 4245 Kitabul Zuhdi