Mengucapkan salam dan berjabat tangan


Menyebarkan salam merupakan sunah yang dihidup-hidupkan dalam Islam. Salam dapat memperkuat persaudaraan dan mengikat kasih sayang sesama Muslim. “Maukah aku tunjukkan sesuatu yang bila diamalkan kalian akan saling menyayangi? Tebarkanlah salam diantara kamu sekalian”, demikian sabda Nabi di Hadist Ibnu Majah No. 3692 Kitabul Adab.

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah s.a.w., bagaimana tata-cara ketika seseorang bertemu saudaranya Muslim. Apakah harus saling membungkuk? Ataukah saling berpelukan? Nabi menjawab: “TIDAK”, akan tetapi berjabat tanganlah”.

Menanyakan kabar: “Apa kabar?”, “Bagaimana keadaanmu saat ini?’, juga merupakan ungkapan yang lazim dipraktekkan pada masa Rasulillah s.a.w., sebagaimana terungkap dalam Hadist Ibnu Majah Nomor 3710 dan 3711. Jadi etika bertatap muka dalam Islam meliputi;

mengucap salam, “Assalaamu ‘alaikum”
berjabat tangan dan
saling menanyakan kabar masing-masing.

Sedangkan berbagai model sambutan manakala seseorang bertemu dengan teman, saudara atau kerabatnya; mulai berjabat tangan, saling membungkuk, berpelukan atau cipika-cipiki merupakan tradisi non-Islam yang tidak perlu dipraktekkan dalam kalangan kaum Muslimin.

Sunah berjabat tangan tentu saja tidak berlaku bagi laki-laki dengan perempuan yang bukan mahrom. Bersentuhan pria dan wanita bukan mahrom justru dosa yang berat sangsinya.

486 – حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ هَارُونَ، ثنا إِسْحَاقُ بْنُ رَاهَوَيْهِ، أَنَا النَّضْرُ بْنُ شُمَيْلٍ، ثنا شَدَّادُ بْنُ سَعِيدٍ الرَّاسِبِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ يَزِيدَ بْنَ عَبْدِ اللهِ بْنِ الشِّخِّيرِ يَقُولُ: سَمِعْتُ مَعْقِلَ بْنَ يَسَارٍ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لَا تَحِلُّ لَهُ»
الطبراني، أبو القاسم (260 – 360هـ، 873 – 971م) الكتاب: المعجم الكبير
… dari Ibni Abas dari Nabi s.a.w. bersabda: “Niscaya ditusuk kepala seorang laki-laki dengan jarum besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh perempuan yang tidak halal baginya (bukan muhrimnya)”.
[Hadist Thabrani No. 486 Kitabul Majmu’ Alkabir]

Mencium Tangan Saat Bersalaman

Mencium tangan ketika bersalaman juga diisyaratkan dalam Kitabu Adab Hadist Ibnu Majah Nomor 3704 dan 3705. Hadist-hadist tersebut mengajarkan bahwa mencium tangan layak dilakukan sebagai bentuk penghormatan (ta’dhim) anak kepada kedua orang tua atau orang yang lebih tua, seseorang kepada gurunya, ulamanya atau kepada tokoh-tokoh yang dimulyakan. Sayangnya bahwa status riwayat kedua hadist tersebut adalah dhaif (lemah).

3692 – حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، وَابْنُ نُمَيْرٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَا تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ، أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ»
__________
[حكم الألباني] صحيح
… Rasulullah s.a.w. bersabda: Demi dzat yang diriku ada di tanganNya, kalian tidak akan masuk surga kecuali beriman, dan kalian tidak beriman kecuali saling menyayangi, maukah aku tunjukkan sesuatu yang bila diamalkan kalian akan saling menyayangi? Tebarkanlah salam diantara kamu sekalian”.
Hadist Ibnu Majah No. 3692 Kitabul Adab.
3693 – حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ: «أَمَرَنَا نَبِيُّنَا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُفْشِيَ السَّلَامَ»
__________
[حكم الألباني] صحيح
… Abi Umamah meriwayatkan: “Nabi kita shalallohu alahi wasallam memerintahkan kepada kita agar menyebarkan salam”.
Hadist Ibnu Majah No. 3693 Kitabul Adab
3702 – حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ جَرِيرِ بْنِ حَازِمٍ، عَنْ حَنْظَلَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ السَّدُوسِيِّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيَنْحَنِي بَعْضُنَا لِبَعْضٍ؟ قَالَ: «لَا» . قُلْنَا أَيُعَانِقُ بَعْضُنَا بَعْضًا؟ قَالَ: «لَا، وَلَكِنْ تَصَافَحُوا»
__________
[حكم الألباني] حسن
… Saya Anas bin Malik bertanya: “Waha Rasulalloh, apakah kami saling membungkuk? Nabi menjawab: “Tidak”. Anas bin Malikberkata: Saya bertanya: “Apakah saling berpelukan diantara kami? Nabi menjawab: :Tidak, akan tetapi berjabat tangan”.
Hadist Ibnu Majah No 3702 Kitabul Adab
3703 – حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ الْأَحْمَرُ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ، عَنِ الْأَجْلَحِ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ، إِلَّا غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَتَفَرَّقَا»
__________
[حكم الألباني] صحيح
… Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidak ada dari dua orang Muslim bertemu dan saling berjabat tangan, kecuali diampuni baginya, sebelum mereka berpisah”.
Hadist Ibnu Majah No 3702 Kitabul Adab