Cobaan

Kadang orang melihat orang lain hidup enak, nyaman, bahagia tanpa cobaan merasa iri, padahal manusia yang dicoba bukan berarti hidupnya rendah disisi Allah.
Hakekatnya setiap manusia baik iman maupun kafir dalam kehidupan di dunianya pasti telah dan akan merasakan hal2 yang tidak menyenangkan (musibah), hanya bedanya bagi orang2 kafir musibah yg menimpanya itu merupakan balasan atas dosa yg telah dilakukannya dan (siksa itu) akan terus berlanjut hingga di akhirat (neraka).
Sedangkan bagi orang iman, musibah yg menimpanya itu adalah sebagai balasan atas kesalahan yg telah dilakukannya, untuk menghapus dosa dosanya tsb sehingga kelak di akhirat dia bersih dari dosa dan masuk surga, hal ini sesuai dengan Hadits;
قَالَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ مَهْدِيٍّ السَّلَمِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ وَكَانَتْ لَهُ صُحْبَةٌ مِنْ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَىاللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمْ قَالَ:سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَىاللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمْ يَقُولُ: إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا سَبَقَتْ لَهُ مِنَ اللَّهِ مَنْزِلَةٌ لَمْ يَبْلُغْهَا بِعِلْمِهِ ابْتَلَاهُ فِي جَسَدِهِ أَوْفِي مَلِهِ أَوْ فِي وَلَدِهِ ۞
رواه ا بوداود في كتاب الجنائز
Berkata Ib-rohim bin Mahdiy (as-salamiy) dari bapaknya, dari kakeknya (sumber hadist), kakeknya adalah termasuk sahabat Rasululloh s.a.w dia berkata, Saya mendengar Rasululloh s.a.w bersabda :
"Sesungguhnya ketika seorang hamba telah di tetapkan (di tulis) derajat surganya di sisi Alloh namun (pahala) amalan hamba tersebut tidak bisa menyampaikan (mengantarkan) pada derajat surga yang telah di tetapkan (di tulis) untuknya maka Alloh akan memberikan cobaan kepada hamba tersebut melalui jasadnya (dirinya) atau melalui hartanya atau melalui anak2nya (sehingga Alloh memberikan kesabaran dan dengan kesabaranya menerima cobaan dari Alloh bisa mengantarkan hamba tersebut pada derajat surga yang telah di tetapkan untuknya)
(HR. Abu Dawud fi kitabul jana'iz)
Dan ternyata cobaan yang paling berat justru diberikan kepada para Nabi, sebagaimana hadits.
Dari Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in dari ayahnya, ia berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat cobaannya ?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
« الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ »
“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula cobaannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan dicoba sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.(HR. Muslim dan ibnu Majah)
Senantiasa cobaan menimpa orang iman laki laki dan orang iman perempuan pada dirinya, harta dan anaknya, sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak memiliki dosa. (HR. At-Tirmidzi No. 2399)
Di hari kiamat nanti akan didatangkan penghuni neraka dari seorang penduduk dunia yang paling mendapatkan kebahagiaan, lalu ia dicelupkan ke dalam neraka sekali celupan, kemudian ditanya : “Wahai anak keturunan Adam, apakah kamu pernah melihat kebaikan ? Apakah kamu pernah mendapatkan kenikmatan?” Ia menjawab: “Tidak, demi Allah, wahai Rabbku.” Dan akan didatangkan seorang yang paling menderita di dunia dari penduduk surga lalu ia dicelupkan ke dalam surga sekali celupan, kemudian ditanya: “Wahai anak keturunan Adam, pernahkah kamu melihat penderitaan ? Pernahkah kamu merasakan kesengsaraan ?” Ia menjawab: “Tidak demi Allah, wahai Rabbku. Tidak pernah aku mengalami penderitaan dan tidak pernah melihat kesengsaraan.” (HR. Muslim No. 2807).
Bergembiralah dengan musibah, nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنْ كَانَ أَحَدُهُمْ لَيَفْرَحُ بِالْبَلاَءِ كَمَا يَفْرَحُ أَحَدُكُمْ بِالرَّخَاءِ
“Dan sungguh salah seorang dari mereka (yakni orang-orang yang sholih) merasakan senang terhadap cobaan seperti salah seorang kalian suka terhadap kemakmuran.” (HR. Ibnu Majah No. 3266).
Semoga manfaat dan barokah