Yang tersisa dari kematian

Oleh H. Imam Sufaat

Bagi yang pernah ditinggal orang-orang terkasih, insyaAllah paham bagaimana sakitnya kehilangan. Ketika detik itu tiba, langit (seakan) runtuh. Bumi (seolah) terhenti. Mendadak dunia terasa sunyi, sepi, kosong, hampa, stag, nglangut, tanpa arah dan tujuan.

Saking beratnya menahan beban, kebanyakan tubuh langsung lunglai, lemas tak berdaya, bak lumpuh layu. Lidah jadi tercekat, napas sesak, dan air mata pun tumpah tak tertahankan.

Ya, kehilangan orang terkasih memang sangat menyedihkan. Sebagian insan bahkan sampai sakit, stress, kolaps, hingga lupa diri. Apalagi jika kematian datang secara tiba-tiba, nyaris tak ada persiapan sedikitpun.

Bagi yang pernah mengikuti kisah hidup mantan Presiden B.J. Habibie, tentu tahu betapa menderitanya beliau ketika ditinggal istri tercinta. Pak Habibie mengaku sempat seperti orang gila saking beratnya kehilangan Ibu Ainun. Beruntung beliau bisa melepas energi negatifnya dengan menulis buku dan membuat film.

Bayangkan, sosok sejenius dan setegar Eyang Habibie, tertunduk lesu di depan kematian istrinya. Lalu bagaimana dengan kita yang kapasitas otaknya gak penuh-penuh amat?

Subhanallah. Laa haula walaa quwwata illa billah.

Kematian memang luar biasa. Meski banyak yang enggan membahasnya, ia tak pernah lelah meneror siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.

Baginda Nabi Muhammad SAW menyebut posisi kematian lebih dekat daripada serampat sandal. Beliau juga pernah bersabda kematian bahkan lebih dekat daripada urat leher.

Meski sering dihindari dan ditakuti, kematian tetap akan ada. Kematian baru akan mati setelah semua ahli surga kekal di dalam surga dan ahli neraka kekal di dalam neraka.

Berikut di antara hikmah kematian yang bisa kita petik. Semoga bisa menenangkan hati-hati yang bersedih karena ditinggalkan orang terkasih.

1. Pemutus Sakit
Tak bisa dimungkiri, banyak orang yang sangat menderita karena sakit keras bertahun-tahun. Saking sakitnya, mereka hanya berharap dua hal, segera disembuhkan, atau menghadap Sang Pencipta.

2. Alam Gaib
Semua yang sudah mati tak pernah bisa kembali. Ini menunjukkan bahwa ada alam lain selain alam dunia.

3. Hidup Berharga
Karena kematian benar-benar ada, kehidupan menjadi sangat berharga. Life is beautiful. Setiap detik harus dinikmati agar waktu tak terbuang sia-sia.

4. Bekal Akhirat
Dunia tempat menanam kebaikan. Salah memanfaatkan, berat sekali risikonya. Tak ada pintu kembali jika garis kematian telah terlewati.

5. Pengingat Ajal
Kematian menegaskan bahwa kehidupan dunia benar-benar sementara. Ada titik di mana setiap yang bernapas harus berhenti berkarya. Sungguh rugi mereka yang kebablasan.

6. Pemisah Nikmat
Sebesar apapun senang dan cinta kita terhadap sesuatu atau seseorang, tetap ada saat berpisah. Cinta buta hanya akan menyisakan penderitaan.

Yang menarik, meski kematian begitu menyakitkan, Allah Maha Bijaksana. Dia menganugerahi sifat lupa pada diri setiap manusia.

Seiring waktu, kesedihan, kesusahan, dan penderitaan sirna sedikit demi sedikit. Wajah yang dulu bermuram durja kembali ceria pada waktunya.

Sungguh beruntung mereka yang senantiasa ingat mati. Bukan lantaran takut atau bersedih hati, melainkan sebagai motivasi untuk melakukan yang terbaik sembari terus berbenah dari hari ke hari.

*****

Oh ya, sekadar mengingatkan. Saya dan Anda sekarang ini sama-sama sedang berdiri di depan loket kematian.

Bagi yang seumuran saya (kelahiran 70-80an), mungkin tak sampai 50 tahun lagi sudah harus berpindah alam. Kembali kepada Sang Pencipta untuk melaporkan semua aktivitas selama berkeliaran di muka bumi.

Semoga kita termasuk hamba-hamba yang bahagia di kehidupan sekarang dan nanti. Amiin.