Shur (terompet kiamat) tahap 1


Sebagian ulama’ tafsir mengatakan, yang di maksud dengan Sur ( Terompet Kiamat ) dalam ayat ini ialah bentuk jamak dari surah (bentuk), yakni pada hari di tiupkan roh padanya , lalu ia menjadi hidup. Ibnu Jarir mengatakan bahwa pendapat ini berpandangan menyamakannya dengan contoh lain, yaitu sur yang artinya tembok­ tembok yang mengelilingi sebuah kota; ia merupakan bentuk jamak dari lafaz surah.

Tetapi pendapat yang benar ialah yang mengatakan bahwa makna sur dalam ayat ini ialah sangkakala yang di tiup oleh Malaikat Israfil a.s. Selanjutnya Ibnu Jarir menegaskan, " Pendapat yang benar menurut kami ialah yang berlandaskan kepada sebuah hadis yang banyak diriwayatkan dari Rasulullah Saw. " Rasulullah Saw. pernah bersabda:

إِنَّ إِسْرَافِيلَ قَدِ الْتَقَمَ الصُّورَ، وَحَنَى جَبْهَتَهُ يَنْتَظِرُ مَتَى يُؤْمَرُ فَيَنْفُخُ
Sesungguhnya Malaikat Israfil telah mengulum sangkakala dan mengernyitkan dahinya siap menunggu perintah untuk meniupnya ( HR. Muslim di dalam kitab Sahih­nya ).

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Isma'il telah menceritakan kepada kami Sulaiman At ­Taimi , dari Aslam Al ­Ajali, dari Bisyr ibnu Syagaf, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa ada seorang Arab Badui bertanya kepada Rasulullah Sa w. ,"Wahai Rasulullah, apakah sur itu? " Rasulullah Saw. menjawab:
قَرْنٌ يُنْفَخُ فِيهِ
Sangkakala yang siap untuk ditiup.

Kami telah meriwayatkan hadis mengenai sur ini dengan panjang lebar melalui jalur Al ­ Hafiz Abu Qasim At Tabrani di dalam kitabnya yang berjudul Al­Mutawwalat. Imam Tabrani mengatakan , telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnul Hasan Al ­Muqri Al ­Abli , telah .menceritakan kepada kami Abu Asim An­Nabil , telah menceritakan kepada kami Isma'il ibnu Rafi' , dari Muhammad ibnu Ziyad, dari Muhammad ibnu Ka'b Al ­Qurazi , dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. Pernah bercerita kepada kami ketika beliau berada ditengah­ tengah sejumlah sahabatnya . Beliau Saw.bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَمَّا فَرَغَ مِنْ خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، خَلَقَ الصُّورَ فَأَعْطَاهُ إِسْرَافِيلَ فَهُوَ وَاضِعُهُ عَلَى فِيهِ، شَاخِصًا بَصَرَهُ إِلَى الْعَرْشِ يَنْتَظِرُ مَتَى يُؤْمَرُ
Sesungguhnya Allah itu setelah selesai dari menciptakan langit dan bumi, maka Dia menciptakan sur, lalu diberikan­Nya kepada Malaikat Israfil. Maka Malaikat Israfil meletakkan sur itu dimulutnya sedangkan matanya ia tujukan ke arah 'Arasy menunggu perintah ( peni upannya) .

Abu Hurairah berkata, " Wahai Rasulullah, apakah sur itu? " Rasulullah Saw. menjawab,"Sangkakala. " Abu Hurairah bertanya, " Bagai manakah bentuknya?" Nabi Saw. bersabda bahwa sangkakala itu besar sekali bentuknya. Rasulullah Saw. bersabda :
عَظِيمٌ، وَالَّذِي بَعَثَنِي بِالْحَقِّ، إِنَّ عَظْمَ دَارَةَ فِيهِ كَعَرْضِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ. يُنْفَخُ فِيهِ ثَلَاثُ نَفَخَاتٍ: النَّفْخَةُ الْأُولَى نَفْخَةُ الْفَزَعِ، وَالثَّانِيَةُ نَفْخَةُ الصَّعْقِ، وَالثَّالِثَةُ نَفْخَةُ الْقِيَامِ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ.

" Demi Tuhan yang telah mengutusku dengan benar , sesungguhnya besar lingkaran moncong sangkakala itu sama besarnya dengan luas langit dan bumi . Malaikat Israfil akan meniup sebanyak tiga kali . Tiupan pertama mengakibatkan huru­hara yang dahsyat , tiupan kedua me nyebabkan semua makhluk binasa, dan tiupan yang ketiga adalah tiupan dihidupkan­Nya kembali makhluk untuk menghadap kepada Tuhan semesta alam. "

Shur ( Terompet Kiamat ) di tiup Isrofil
Allah Swt .memerintahkan Malaikat Israfil untuk melakukan tiupan pertama. Untuk itu Allah berfirman, " Tiuplah! " Maka ditiuplah tiupan Shur yang ditiup Isrofil itu menimbulkan huru­ hara yang dahsyat , semua penduduk langit dan bumi mengalami huru­hara yang dahsyat , kecuali orang­orang yang diselamatkan oleh kehendak Allah. Allah Swt .memerintahkan untuk meniup sangkakala ,maka Malaikat Israfil melakukan tiupan yang panjang, lama, dan tidak pernah berhenti . Hal inilah yang diungkapkan oleh Allah Swt . dal am firman­Nya:

وَمَا يَنْظُرُ هَؤُلاءِ إِلا صَيْحَةً وَاحِدَةً مَا لَهَا مِنْ فَوَاقٍ
Tidaklah yang mereka tunggu melainkan hanya satu teriakan saja yang tidak ada baginya saat berselang. ( Shad: 15)

Maka pada hari itu semua gunung yang ada di muka bumi hancur lebur bagaikan debu yang berterbangan, lalu menjadi seperti fatamorgana; bumipun bergempa dengan sangat hebatnya ,mengguncangkan seluruh penghuninya dengan guncangan yang hebat . Nasib mereka seperti perahu yang diombang ­ ambingkan oleh ombak besar , atau seperti lampu gantung yang ditiup oleh angin besar sehingga bergoyang ke sana kemari .
Hal inilah yang diungkapkan oleh Allah Swt .melalui firman­Nya:

يَوْمَ تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُ تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ قُلُوبٌ يَوْمَئِذٍ وَاجِفَةٌ
Pada hari ketika tiupan pertama mengguncangkan alam, tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua, hati manusia pada waktu itu sangat takut. ( An­ Na z i ' a t : 6­ 8)

Maka semua manusia bergelimpangan di muka bumi , semua wanita yang mengandung melahirkan anak­ anaknya , semua anak menjadi berban ( karena susahnya hari itu) , dan semua setan lari menghindari huru­hara yang dahsyat itu ketempat ­ tempat yang sangat jauh, tetapi para malaikat mengejarnya dan memukul wajahnya sehingga kembali ketempat asal . Semua manusia hiruk­ pikuk melarikan diri , tetapi tiada yang dapat melindungi mereka dari azab Allah pada hari itu; sebagian dari mereka memanggil ­ manggil ( meminta tolong) sebagian yang lain,hal inilah yang disebutkan oleh Allah dalam firman­Nya:
يَوْمَ التَّنَادِ
Siksaan hari panggil­memanggil. ( Al ­ Mu­ mi n: 32)

Bumi Hancur karena tiupan Shur

Ketika mereka dalam keadaan seperti itu, tiba­ tiba bumi retak dari satu kawasan ke kawasan yang lain. Maka mereka menyaksikan suatu peristiwa yang sangat besar lagi mengerikan yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya, bumi hancur karena tiupan itu. Karena hal itu, mereka tertimpa rasa takut yang sangat mengerikan­, hanya Allah sajalah yang mengetahui ketakutan dan kengerian mereka.
Kemudian mereka memandang kelangit , tiba­ tiba langit tampak seperti perak yang lebur mendidih, lalu terbelah dan semua bintangnya bertaburan ( bertabrakan) , dan matahari serta bulannya pudar . Rasulullah Saw. ber sabda:

الْأَمْوَاتُ لَا يَعْلَمُونَ بِشَيْءٍ مِنْ ذَلِكَ" قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنِ اسْتَثْنَى اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ، حِينَ يَقُولُ: {فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ}  ، قَالَ: "أُولَئِكَ الشُّهَدَاءُ، وَإِنَّمَا يَصِلُ الْفَزَعُ إِلَى الْأَحْيَاءِ، وَهُمْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ اللَّهِ  يُرْزَقُونَ، وَقَاهُمُ اللَّهُ فَزَعَ ذَلِكَ الْيَوْمِ، وَآمَنَهُمْ مِنْهُ، وَهُوَ عَذَابُ اللَّهِ يَبْعَثُهُ عَلَى شِرَارِ خَلْقِهِ
Orang­orang yang mati tidak mengetahui sesuatu pun dari peristiwa tersebut.
Abu Hurairah r.a. mengajukan pertanyaan, " Wahai Rasulullah, siapakah yang dikecualikan oleh Allah Swt . dalam firman­ Nya: Maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah * ( An­ Naml : 8 7 ) . "

Nabi Saw. bersabda, " Mereka adalah para syuhada. " Dan sesungguhnya keguncangan itu hanyalah dialami oleh orang­ orang yang masih hidup di masa itu. Para syuhada adalah orang­orang yang tetap hidup di sisi Tuhan mereka seraya di beri rezeki , maka Allah memelihara mereka dari guncangan yang terjadi pada hari itu dan menyelamatkan mereka darinya. Karena sesungguhnya azab tersebut dikirimkan oleh Allah untuk sejelek-jeleknya makhluk allah

Hari itulah yang diungkapkan oleh Allah Swt .dalam firman­Nya:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ . يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian, sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar ( dahsyat ) . ( Ingatlah) pada hari ( ketika ) kalian melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusukannya, dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil; dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat kerasnya. ( Al ­ Haj : 1­2)

Mereka mengalami azab itu menurut apa yang dikehendaki oleh Allah,hanya saja azab itu masanya cukup lama.

Wallahu a'lamu bil asshowab

Sumber : Tafsir ibnu Katsir surat al An'am