Cinta


Betapa Dasyatnya Fitnah Cinta sehingga orang yang sedang dilanda cinta lazimnya akan terfokus untuk mendapatkan yang dicintainya sekalipun hal itu menjadikannya lalai dari Sang Pencipta.
Cinta sanggup membuat tuan menjadi pelayan, dan penguasa menjadi budak.
Cinta Zulayka kepada pemuda tampan Yusuf, yang mendorongnya mampu menerobos sifat malu dan ketertutupan wanita. Cinta yang menggelora dalam dada Zulayka membuatnya berani merayu dan memaksa Yusuf bercinta dengannya.
Begitu dalam cinta Zulayka pada Yusuf sehingga ia tidak rela jika sang kekasih dijatuhi hukuman berat. Menurut para ahli tafsir Al Qur’an, Zulayka lebih menekankan pada kata “ dipenjarakan” daripada kata “azab yang pedih”.
Mengapa Zulayka lebih memilih Yusuf dipenjara ?
Al Aziz suami Zulayka adalah raja yang terkenal kejam. Bukan perkara sulit baginya untuk membunuh Yusuf jika Zulayka memintanya. Namun ternyata Zulayka lebih memilih memenjarakan Yusuf agar ia dapat tetap melihatnya. Secara kasat mata, mungkin permintaan Zulayka untuk memenjarakan Yusuf merupakan suatu bentuk hukuman. Tapi sesungguhnya itu adalah cara Zulayka melindungi sang kekasih.
Pernahkah kita mendengar cerita tentang seorang suami bernama Ibrahim (Nabi Ibrahim عَلَيْهِ الَسَّلَام) yang terpaksa meninggalkan istri dan anak laki-lakinya yang baru saja lahir di sebuah gurun gersang ?
Sang istri bukan kepalang terkejut, saat sang suami hendak meninggalkan diri dan bayinya.
Sehingga bertanyalah sang istri, “ Wahai Ibrahim, hendak kemanakah engkau pergi dan meninggalkan kami berdua disebuah lembah tak berpenghuni dan tak ada apa-apanya ini? “ Ibrahim terus berjalan tanpa menoleh, hingga sang istri bertanya lagi, “ Apakah Allah yang memerintahkanmu ? “ Ibrahim menjawab, “ Benar”. Mendengar jawaban suaminya yakinlah ia bahwa Allah tak akan menyia-nyiakannya.
Keteguhan Hajar istri Ibrahim saat mendengar jawaban suaminya adalah bukti taat pada Allah dan suami. Sedangkan sikap acuh yang ditunjukkan Ibrahim bukan pertanda ia tidak peduli.
Melainkan adalah bukti ketinggian cinta pada Allah SWT dan kelembutan hati.
Inilah Hakikat CINTA SEJATI, Mendahulukan Cintanya Pada Sang Pencipta.
Semoga kita memenukan CINTA SEJATI kita sebagaimana Nabi Ibrahim عَلَيْهِ الَسَّلَام..