Sunah berupa larangan memotong rambut bagi yang akan berqurban

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
_*Larangan Sunah Bagi Seseorang yang Hendak Berkurban*_

*Seseorang yang hendak berkurban dilarang untuk memotong kuku dan rambut ketika sudah memasuki tanggal 1 Dzulhijjah sampai hewan kurbannya disembelih.*

Dalilnya hadis dari Ummu Salamah dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam,

مَن كانَ لَهُ ذِبحٌ يَذبَـحُه فَإِذَا أَهَلَّ هِلاَلُ ذِى الْحِجَّةِ فَلاَ يَأْخُذَنَّ مِنْ شَعْرِهِ وَلاَ مِنْ أَظْفَارِهِ شَيْئًا حَتَّى يُضَحِّىَ

”Barangsiapa yang telah memiliki hewan yang hendak diqurbankan, apabila telah masuk tanggal 1 Dzulhijjah, maka janganlah dia memotong sedikitpun bagian dari rambut dan kukunya hingga dia selesai menyembelih.”
(HR. Muslim 5236, Abu Daud 2793, dan yang lainnya).

Keterangan:
Rambut dan kuku yang dilarang untuk dipotong dalam hadis di atas adalah rambut dan kuku shohibul kurban, bukan rambut dan kuku hewan kurban. karena kata ganti yang digunakan dalam kalimat ‘شَعْرِهِ’ dan ‘أَظْفَارِهِ’ adalah kata ganti tunggal untuk jenis mudzakar (laki-laki), yaitu kata ganti ‘هـ’. dan ini adalah kata ganti yang kembali kepada pemillik hewan bukan hewannya.

*Larangan sunah tersebut berlaku untuk memotong dengan cara apapun dan untuk bagian kuku dan rambut manapun.* Artinya mencakup larangan mencukur gundul atau mencukur sebagian saja, atau sekedar mencabutinya. Baik rambut itu tumbuh di kepala, kumis, sekitar kemaluan maupun di ketiak (Shahih Fiqih Sunnah, 2/376).

Moga2 manfaat & barokah...آمين

Puasa Arofah

Puasa Arofah menghapus dosa sebelum dan satu tahun setelah puasa.
Rasulullah Shalallahu a'laihi wa sallamَ bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Puasa satu hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya. Puasa hari 'Asyura' (tanggal 10 Muharram), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya.” (HR. Muslim, no 1162, dari Abu Qatadah).
عَنْ قَتَادَةَ بْنِ النُّعْمَانِ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ غُفِرَ لَهُ سَنَةٌ أَمَامَهُ وَسَنَةٌ بَعْدَهُ Ibnu Majah
Bersabda Rasululloh صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, barang siapa puasa hari Arofah (tgl. 9 Dzulhijjah) diampuni baginya 1 th yg akan datang dan setahun sebelumnya. (HR Ibnu Majah)
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ قَالَا حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ غَيْلَانَ بْنِ جَرِيرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَعْبَدٍ الزِّمَّانِيِّ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَبِي قَتَادَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ وَقْدِ اسْتَحَبَّ أَهْلُ الْعِلْمِ صِيَامَ يَوْمِ عَرَفَةَ إِلَّا بِعَرَفَةَ
Puasa (Arofah) 1 hari tgl. 9 Dzulhijjah Riwayat Hadist At-Tirmidzi
Artinya: Puasa hari arofah Aku (Nabi Muhammad SAW) mencari pahala atas Alloh menghapus dosa satu tahun sebelum dan sesudah puasa,
Semoga manfaat dan barokah.

Dan Rasulullah pun menangis


By. Dave Ariant Yusuf
Siang itu Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti Rasulullah meninggalkan rumah untuk berkunjung ke rumah Rasulullah SAW. Semenjak menikah dengan Ali, Fatimah tidak lagi tinggal bersama Rasulullah. Maka sebagai pengobat rindu hati Fatimah dan Ali terhadap Rasulullah, mereka selalu meluangkan waktu untuk mengunjungi sang ayah.
Namun pada kunjungan hari itu mereka mendapati Rasulullah tidak sebagaimana biasanya. Dari luar rumah terdengar suara tangisan Rasulullah yang menyayat hati. Ali dan Fatimah berhamburan masuk ke dalam rumah ingin segera mengetahui apa yang sedang terjadi dengan Rasulullah.
Rasulullah sedang duduk termenung di dalam rumah. Tergurat kesedihan yang amat dalam di wajahnya. Air matanya terus meleleh membasahi kedua pipi yang putih bagaikan pualam. Sesuatu yang besar telah terjadi hingga Rasulullah menangis tiada henti.
“Assalamua’alika Ya Rasulallah… Apa yang telah terjadi…” tanya Ali.
“Wahai ayah, sesuatu apakah yang telah membuat ayah bersedih. Mengapa air mata ayah terus menetes?” sambung Fatimah.
Rasulullah memandang putri dan menantunya, lalu beliau berkata,
“Tadi malam ada seseorang yang mengajakku naik ke langit… Lalu membawaku ke suatu tempat yang sangat mengerikan. Jurang-jurang dalam yang dipenuhi dengan api yang berkobar… Lalu aku melihat orang-orang perempuan dari umatku yang disiksa dengan bermacam-macam siksaan. Begitu dahsyatnya siksaan itu hingga mereka menjerit-jerit kesakitan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis seperti ini”. “Wahai anakku… Diantara siksaan itu, aku melihat perempuan-perempuan yang digantung dengan rambutnya lalu otaknya mendidih”.
“Kemudian aku melihat perempuan-perempuan yang digantung dengan lidahnya, lalu air panas mendidih dituangkan ke tenggorokannya”.
“Di sudut yang lain aku melihat perempuan-perempuan yang diikat kedua kakinya hingga puting payudaranya dan kedua tangannya diikatkan pada ubun-ubunnya, kemudian Allah memerintahkan ular-ular berbisa dan kalajengking untuk menggigit dan menyengat tubuh-tubuh mereka”.
“Tidak hanya itu. Ada lagi perempuan-perempuan yang digantung dengan kedua puting payudaranya”.
“Lalu aku lihat perempuan-perempuan berkepala babi namun tubuh mereka seperti keledai dan telah disiapkan untuk mereka satu juta macam siksaan yang lain”.
“Aku juga melihat perempuan-perempuan yang wajahnya seperti anjing, sedangkan api masuk dari mulutnya dan keluar dari duburnya, lalu malaikat memukul mereka dengan palu-palu dari api”.
Rasulullah diam. Sesekali beliau mengusap air mata yang membasahi pipinya. Lalu bertanyalah Fatimah, “Wahai Ayahku tercinta, Apakah yang telah diperbuat oleh perempuan-perempuan itu? Sehingga mereka harus menerima siksaan yang sangat mengerikan itu?”
Rasulullah menjelasakan, “Wahai putriku, perempuan-perempuan yang digantung dengan rambutnya itu adalah perempuan yang tidak mau menutup rambutnya dari laki-laki yang bukan mahram”. Dia malah bangga apabila ada laki-laki yang terpesona dengan keindahan rambutnya sehingga dia enggan mengenakan kerudung atau jilbab.
“Sedangkan perempuan-perempuan yang digantung dengan lidahnya adalah mereka yang mulutnya sering mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati suaminya”. Istri yang seharusnya bertutur kata yang baik, lemah lembut dan santun terhadap suami, ternyata malah sering melontarkan umpatan, celaan, hinaan dan kata-kata yang kasar. Maka itulah pembalasan yang setimpal dengan perbuatannya.
“Lalu perempuan-perempuan yang digantung dengan puting payudaranya itu adalah perempuan yang menyakiti suami di tempat tidur”. Dia suka menolak ajakan suami di tempat tidur dengan tanpa alasan yang jelas.
“Lalu kenapa dengan perempuan-perempuan yang kedua kakinya diikat hingga puting payudaranya dan tangannya sampai ubun-ubun, lalu tubuhnya digerogoti ular dan kalajengking itu Ya Rasulullah…” tanya Fatimah.
“Mereka adalah perempuan yang tidak mau segera mandi junub setelah suci dari haid dan suka melalaikan shalat” jawab Rasulullah
“Bagaimana dengan perempuan-perempuan yang berkepala babi dan bertubuh keledai? Kesalahan apa yang telah mereka lakukan?” tanya Fatimah.
“Wahai Fatimah, mereka adalah perempuan yang suka mengadu domba dan suka berbuat dusta”. Dia sebarkan berita-berita dusta untuk mengadu domba manusia.
“Sedangkan perempuan-perempuan yang yang bertubuh seperti seekor anjing, lalu api dimasukkan ke mulutnya dan keluar melalui duburnya adalah perempuan yang suka mengungkit ungkit pemberian dan suka dengki terhadap kenikmatan yang orang lain” jelas Rasulullah.
Fatimah dan Ali tertegun mendengar cerita yang merupakan kejadian nyata yang dilihat oleh Rasulullah dalam perjalanan Isra’ Mi’raj. Allah sengaja menunjukkan kejadian-kejadian itu kepada rasulNya agar menjadi peringatan bagi seluruh umat, khususnya orang-orang yang beriman.
Di akhir cerita Rasulullah berpesan kepada Fatimah, “Wahai anak perempuanku.. Celaka bagi seorang istri yang menentang pada suaminya” Hadits Riwayat Az Zawajir.
Semoga manfaat dan barokah.

Manfaat manasik haji

Pentingnya Mengikuti Manasik Sebelum Beribadah Haji

Manasik Haji merupakan salah satu program yang diadakan oleh berbagai biro perjalanan haji. Karena pentingnya manasik ini, bahkan banyak Ulama mengatakan hukumnya adalah fardu  atau yang harus diikuti. Terdapat berbagai metode manasik yang semuanya memiliki satu tujuan yaitu memudahkan calon jamaah haji dalam mempelajari rukun-rukun ibadah haji. Program Manasik Haji sangat membantu jamaah khususnya yang baru pertama kali beribadah haji. Berikut adalah beberapa poin mengenai pentingnya mengikuti manasik sebelum beribadah haji.

Prosesi Manasik Haji

Setiap jamaah haji tentunya membutuhkan pemahaman yang utuh tentang rukun-rukun haji. Oleh karena itu setiap jamaah haji mesti mempelajari berbagai rukun-rukun haji tersebut lewat manasik haji. Prosesi manasik haji biasanya dilakukan oleh beberapa pembimbing (ustadz, petugas biro haji, akademisi dan lain-lain) yang akan memberikan informasi mengenai hal-hal penting tentang peribadatan haji seperi wajib haji, rukun haji, amalan sunnah, larangan-larangan dan lain-lain. Selain menggunakan bahasa verbal, para pembimbing tersebut juga akan memberikan berbagai panduan berbentuk modul ataupun buku pada umumnya. Namun di era digital ini, banyak dari biro haji yang memanfaatkan perangkat multimedia dalam prosesi manasik haji.

Karena pentingnya manasik sebelum beribadah haji, maka setiap jamaah harus mengetahui berbagai hal mendetail tentang rukun-rukun haji. Bagi Anda yang belum mengetahui manfaat apa saja yang bisa didapatkan dalam manasik, berikut beberapa manfaat manasik haji:

Tanpa mengetahui hal-hal penting dalam ibadah haji seperti rukun, sunah, wajib haji dan lainnya maka calon jemaah haji hanya akan menjalankan syubhat. Dengan manasik, jamaah haji akan mengetahui esensi dan juga hubungannya dengan ketauhidan seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Calon jamaah haji bisa mempelajari dan mengamalkan berbagai hal secara mendetail, terperinci dan sesuai dengan Al-Qur’an dan As Sunnah.
Dengan manasik, baik jamaah maupun biro perjalanan tidak perlu khawatir akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan saat jamaah berada di tanah suci.
Calon jamaah haji juga akan diberikan gambaran jelas mengenai lokasi-lokasi yang akan dimasuki saat ibadah haji.
Manasik juga memberikan kesempatan bagi para jamaah untuk saling berkomunikasi dan berkenalan, hal ini sangat berguna terutama untuk kenyamanan selama ibadah haji.
Dengan mengetahui berbagai hal tentang ibadah haji, jemaah akan lebih tenang dan nyaman selama menjalani ibadah haji.

Demikianlah ulasan mengenai pentingnya mengikuti manasik sebelum beribadah haji. Jika Bapak Ibu ingin menjalankan ibadah haji sesuai tuntunan  Al Qur’an dan As Sunnah maka Bapak Ibu bisa mendaftar Haji di Multazam Utama Tour  yang  mempunyai Muthowif -  Muthowif  berpengalaman dalam pelaksanaan Ibadah Haji.

Info bisa buka linknya

http://www.multazam.co.id/

Semoga Bermanfaat

Makanan untuk belatung buta


Diriwayatkan, suatu hari Nabi Sulaiman AS. tengah duduk di tepian laut, tiba-tiba beliau melihat semut membawa sebulir gandum di mulutnya ke laut, lalu muncul seekor katak dari dalam air. Katak tersebut membuka mulutnya, membiarkan semut masuk ke dalamnya lalu katak menyelam kembali ke dalam lautan.
Melihat kejadian tersebut, Nabi Sulaiman AS. menjadi takjub dan terus memikirkannya. Beberapa saat kemudian, katak muncul kembali lalu membuka mulut. Maka keluarlah semut dari mulutnya. Namun, sudah tak tampak lagi bulir gandum yang dibawanya tadi. Nabi Sulaiman AS., kemudian mencari dan bertanya perihal gandum tersebut. Menjawablah semut, "Wahai Nabinya Allah, sungguh di dasar laut ada batu berlubang yang di dalamnya hidup seekor belatung buta, makhluk ciptaan Allah yang terus bertasbih kepada-Nya dan mendoakan rahmat untuk orang mukmin. Allah memerintahkan pada saya untuk memberi makan untuknya. Allah juga memerintahkan pada katak untuk membuka mulut agar saya bisa masuk dan katak membawa saya bersama gandum kepadanya, begitu pula hingga saya kembali ke daratan ini."
Dengan terheran, Nabi Sulaiman AS., bertanya, "Apa kau mendengarnya bertasbih?"
Semut menjawab, "Ya. Dia bertasbih, Wahai Dzat yang tidak pernah melupakanku yang di dalam lubang batu, di bawah dasar lautan yang dalam ini, jangan lupa merahmati hamba-hambaMu yang mukmin, Wahai yang melebihi sayangnya yang Penyayang."
--
Hikmah yang bisa diambil dari cerita ini salah satunya adalah bahwa Allah SWT telah mengatur rezeki kita, sekalipun kita dalam kondisi terlemah sekalipun, jika kita selalu mengingat dan beribadah pada-Nya, Allah Maha Penyayang selalu punya cara memberi rezeki untuk orang-orang yang beriman