Inspirasi : Dasar kelakuan anak muda jaman sekarang!


Hari itu saya belanja keperluan pribadi di sebuah swalayan. Setelah mengambil segala barang yang saya butuhkan, saya pun buru buru menuju antrian di kasir. Di depan saya ada seorang anak muda berpenampilan rada sangar dan di depan anak muda itu ada seorang ibu ibu berpenampilan sederhana dengan 2 orang anaknya yang sedang menghitung belanjaan mereka di kasir .

" Total seluruhnya 145 ribu bu " kata si neng penjaga kasir tersenyum ramah setelah menjumlahkan seluruh barang belanjaan si ibu . Ibu itu segera membuka dompetnya ... uangnya recehan semua dan sedikit lusuh , lalu dia menghitungnya satu persatu dengan wajah tertunduk . Kedua anaknya berdiri memperhatikan ibu mereka sambil sesekali memegang tangannya, keduanya terlihat tidak sabar . Antrianpun semakin panjang, maklum tanggal muda...

saya lihat wajah si ibu pucat pasi ... terlihat jelas ia kebingungan sebab ternyata uang yang ada di dompetnya kurang . Ia mulai berfikir untuk mengembalikan sebagian barang belanjaan yang diambilnya ... seketika tiba-tiba saja ... anak muda di depan saya lalu membungkuk sambil memungut uang 50 ribuan yg ada di lantai dan menyodorkannya ke pada ibu itu :

" maaf bu, hati hati bu kalau menghitung uang ... ini ada selembar uang ibu yang jatuh " ... si ibu yang bengong seperti tak percaya ... dengan tangan bergetar mengambil dan menerima uang itu ... dengan tatapan mata penuh syukur ia memandang pada si anak muda tsb.

Setelah membayar di kasir dengan gembira kedua anaknya menenteng kantong plastik belanjaan berlalu pergi . Anak muda itu membayar belanjaannya kemudian ia juga segera pergi ... saya kejar sambil tergesa-gesa menyusul dia ... setelah bertemu Saya berkata : " Dek saya tahu ... tadi kamu dengan sengaja menjatuhkan uang 50 rebuan kamu ..buat kamu kasihkan sama si ibu yang tadi itu ... saya lihat karena saya berada tepat di belakang kamu ... demi ALLAH saya bertanya , bagaimana kamu bisa mendapat ide itu ?"

... si anak muda dengan santun menjawab : " ALLAH lah yang mengilhamkan itu pada saya pak ... saya tidak ingin si ibu itu malu dihadapan kita dan anak-anak nya ... karena itu ALLAH menggerakkan hati saya untuk spontan mengerjakan apa yang bapak lihat " .... Subhanallah ... ternyata bila hati menginginkan kebaikan ... ALLAH akan membantu hamba NYA melakukan kebaikan itu ... sungguh ... kebaikan itu hanya mudah dilakukan bagi orang yang memang menginginkannya .... firman ALLAH :
فأما من أعطى و اتقى وصدق بالحسنى فسنيسره لليسرى

(diambil dari facebook)
Original shared Triya Nani

Kisah seorang ulama dan seekor burung kakatua

ALKISAH, ada seorang guru agama yang mengajarkan tentang aqidah kepada murid-muridnya.
Dia mengajarkan “laa ilaaha illallah” kepada mereka dan menjelaskan maknanya.
Mendidik mereka dengan keteladanan Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ketika mengajarkan aqidah beliau berusaha menanamkannya kedalam jiwa murid-muridnya.
Sang guru itu senang memelihara burung dan kucing. Lalu seorang muridnya pun menghadiahkan padanya seekor burung kakatua. Makin hari sang guru pun senang dengan burung itu. Dan sering membawanya pada saat mengajar murid-muridnya. Sehingga kakaktua itu belajar mengucapkan kalimat tauhid “laa illaaha illallah”. Burung kakaktua itupun bisa mengucapkan (laa illaaha illallah) siang dan malam.

Suatu ketika murid-murid mendapati sang guru tengah menangis, ketika ditanya beliau menjelaskan dengan terbata-bata, kucing telah menerkam kakaktua dan membunuhnya. Merekapun bertanya dengan heran: karena inikah engkau menangis?, kalau anda menginginkan kami bisa datangkan burung lain bahkan yang jauh lebih baik.
Sang guru berkata: bukan karena itu aku menangis, tetapi yang membuat aku menangis adalah, ketika diserang kucing, burung itu hanya teriak-teriak saja sampai matinya, padahal dia sering sekali mengucapkan kalimat: “laa illaaha illallah”, tetapi ketika diterkam kucing ia lupa kalimat itu, tidak mengucapkan apapun kecuali hanya teriakan dan rintihan!. Karena waktu itu ia hanya mengucapkan laa illaaha illallah dengan lisannya saja, sementara hatinya tidak memahami dan tidak menghayatinya.
Sang gurupun berkata: aku khawatir kalau nanti kita seperti kakatua itu, saat kita hidup mengulang-ulang kalimat laa illaaha illallah dengan lisan kita, tapi ketika maut datang kitapun lupa tida bisa mengingatnya, karena hati kita belum menghayatinya.
Kemudian para muridnyapun ikut menangis, khawatir tidak jujur terhadap kalimat tauhid ini.

Mahluk paling iman


عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ جَدِّهِ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " أَيُّ الْخَلْقِ أَعْجَبُ إِلَيْكُمْ إِيمَانًا ؟ " ، قَالُوا : الْمَلائِكَةُ ، قَالَ : وَمَا لَهُمْ لا يُؤْمِنُونَ وَهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ ؟ ، قَالُوا : فَالنَّبِيُّونَ ، قَالَ : وَمَا لَهُمْ لا يُؤْمِنُونَ وَالْوَحْيُ يَنْزِلُ عَلَيْهِمْ ؟ ، قَالُوا : فَنَحْنُ ، قَالَ : وَمَا لَكُمْ لا تُؤْمِنُونَ وَأَنَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ ؟ ، قَالَ : فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ أَعْجَبَ الْخَلْقِ إِلَيَّ إِيمَانًا لَقَوْمٌ يَكُونُونَ بَعْدَكُمْ ، يَجِدُونَ صُحُفًا فِيهَا كِتَابٌ يُؤْمِنُونَ بِمَا فِيهَا " ، وَرُوِيَ أَيْضًا عَنْ سَعِيدِ بْنِ بَشِيرٍ ، عَنْ قَتَادَةَ ، عَنْ أَنَسٍ مَوْصُولا .
Artinya :
Rasulullah SAW bertanya (kepada para Sahabat) ,"Siapakah diantara makhluk yang paling mengagumkan keimanannya, Mereka menjawab : Para Malaikat, Nabi bersabda," bagaimana tidak keimanan mereka mengagumkan sementara mereka berada disisi tuhan mereka, Para Sahabat berkata lagi," Para Nabi, Rasulullah bersabda bagaimana tidak keimanan para nabi mengagumkan sementara wahyu turun kepada mereka? lalu mereka berkata kalau begitu kamilah orangnya, Nabi menjawab bagaimana tidak keimananan kalian mengagumkan sementara aku berada di tengah tengah kalian?
Lalu nabi bersabda," makhluk yang paling mengagumkan keimanannya adalah kaum yang hidup setelah masa kalian lalu mereka hanya menjumpai kitab saja lalu mereka mengimani isi kitab tersebut.
Hadits ini juga diriwayatkan dari said bin basyir dari qatadah dari anas dengan sanad yang maushul
( Ad Dalailu an-Nubuwwah Lilbaihaqi , No.2921)

   

Inspirasi : Warteg Joni Abadi

Jika biasanya Anda menikmati makanan diiringi lantunan musik, hal berbeda disuguhkan Warteg Keliling "Joni Abadi".

Di warteg ini, pengunjung akan menikmati santap siang ataupun malam dengan lantunan ayat suci Al Quran.

Uniknya lagi, lantunan ayat suci Al Quran yang diperdengarkan bukan dari MP3, melainkan dari suara pengunjung di warteg tersebut.

Jika calon pengunjung mengaji hingga dua juz, maka mereka tidak perlu membayar makanan yang disantap alias gratis.

“Pengunjung yang mengaji dua juz bisa memilih makanan apa pun di warteg saya tanpa membayar (gratis),” tutur pemilik Joni Abadi, Ricky Ricarvy Irawan (31), kepada Kompas.com.

Sebelum makan siang, mereka membuka Al Quran kecilnya dan duduk di pinggir jalan untuk mengaji. Surat yang dibaca bebas. Bisa dilakukan tadarus bareng atau masing-masing.

Posisi duduk pun bebas. Mau di kursi yang sudah disediakan, atau kursi permainan yang ada di trotoar Lapang Ciujung, Jalan Supratman, Kota Bandung, tempat Joni Abadi ini biasa nongkrong.

“Saya fasilitasi di sini bisa nongkrong sambil baca Al Quran. Jadi selain berjualan, insya Allah saya ingin sambil syiar atau trip dakwah,” ungkap Ricky.

Karena warteg keliling ini baru buka dua bulan, sampai sekarang, yang mengaji di tempatnya masih teman-temannya yang tergabung dalam komunitas Pemuda Hijrah ataupun One Day One Juz.
Kehadiran mereka untuk melancarkan strategi penjualan wartegnya membuahkan hasil. Beberapa pengunjung biasanya ada yang tertarik hingga akhirnya mereka ikut mengaji bersama.

“Kalau berbicara keuntungan memang kecil. Namun, saya berbisnis tidak hanya untuk mencari untung, tetapi keberkahan. Alhamdulillah jika nantinya warteg ini bisa membuat orang jadi suka mengaji,” imbuhnya.

Ricky percaya bahwa musik dan alunan ayat suci Al Quran itu memengaruhi aspek psikologis. Jika mendengar musik sedih, secara tidak langsung akan membuat hati jadi galau.

Daripada galau berkelanjutan, lebih baik mengaji atau mendengarkan alunan ayat suci Al Quran. “Kalau mendengarkan ayat-ayat Al Quran, hati menjadi tenang, selalu mengingatkan kita pada Allah. Sharing pahalalah,” ucapnya.



Dzikir

Dzikir adalah ibadah yg sangat mulia. Di antara kefadholan (keutamaannya) adalah bisa lebih menentramkan hati & jiwa dsb. Di antara dzikir yg bisa dirutinkan setiap saat, dibaca agar lisan terus basah dengan dzikrullah adalah 4 kalimat mulia, yaitu :
(1) SUBHANALLOH,
(2) ALHAMDULILLAAH,
(3) LAA ILAAHA ILLALLOH,
(4) ALLOHU AKBAR.
Berikut beberapa hadits yg menjelaskan keutamaan dzikir2 tsb :
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَحَبُّ الْكَلاَمِ إِلَى اللَّهِ أَرْبَعٌ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ. لاَ يَضُرُّكَ بَأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ.
Dari Samuroh bin Jundab, ia berkata bahwa ROSULULLOH Shollallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
"Ada empat ucapan yg paling disukai oleh Allah:
(1) Subhanalloh, (2) Alhamdulillaah, (3) Laa ilaaha illalloh, dan (4) Allohu Akbar.
Tidak melanggar (berdosa) bagimu dengan mana saja kamu memulai"
(HR. Muslim no. 2137).
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لأَنْ أَقُولَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ ».
Dari Abu Huroiroh RA, dia berkata, "ROSULULLOH Shollallahu 'Alaihi Wasallam telah bersabda:
"Sesungguhnya membaca SUBHANALLOH WALHAMDULILLAAH WA LAA ILAAHA ILLALLOH WALLOHU AKBAR (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan Allah Maha Besar)...,
adalah lebih aku cintai daripada segala sesuatu yang terkena sinar matahari."
(HR. Muslim no. 2695).
Al Munawi Rohimahullah mengatakan : "Segala sesuatu ygg dikatakan antara langit dan bumi, atau dikatakan lebih baik dari sesuatu yg terkena sinar matahari atau tenggelamnya, ini adalah ungkapan yg menggambarkan dunia dan seisinya."
Dari sini menunjukkan bahwa : KE EMPAT KALIMAT TERSEBUT LEBIH BAIK DARIPADA DUNIA SEISINYA.
SELAMAT MEMPERBANYAK DZIKIR
Semoga manfaat semangat barokah.. Amiin

Adab bertetangga

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa ada interaksi dengan manusia lainnya. Maka, kehadiran tetangga dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim sangat dibutuhkan. AllahTa’ala berfirman,
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ
Artinya: “Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh.” (QS. An Nisa: 36).
Nabi shallallahu ‘alaihi wassallamjuga bersabda,
مَا زَالَ يُوصِينِى جِبْرِيلُ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ
Artinya: “Jibril senantiasa bewasiat kepadaku agar memuliakan (berbuat baik) kepada tetangga, sampai-sampai aku mengira seseorang akan menjadi ahli waris tetangganya” (HR. Al Bukhari no.6014).
Adab-adab seorang muslim kepada tetangganya yang patut kita perhatikan.
Diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya” (Muttafaq ‘alaih).
Larangan mengganggu atau membikin tidak nyaman kepada tetangga.
Dalam hadits Abu Hurairahradhiyallahu ‘anhu disebutkan adanya larangan dan sikap tegas bagi seseorang yang mengganggu tetangganya. Rasulullah shallallahu ‘alahi wassalam menggandengkan antara iman kepada Allah dan hari Akhir, menunjukkan besarnya bahaya mengganggu tetangga. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka janganlah dia mengganggu tetangganya’”(HR. Bukhari no.1609, Muslim no.2463).
Dan dalam Hadits lainnya, Abu Syuraih radhiyallahu ‘anhumeriwayatkan bahwa Nabishallallahu ‘alaihi wassallambersabda,
وَاللَّه لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ قِيلَ وَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِي لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَايِقَهُ
Artinya: “Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman. “Sahabat bertanya, “Siapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yang tetangganya tidak aman dari keburukannya” (HR. Bukhari no.6016).
Dalam riwayat Abu Hurairah disebutkan bahwa shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
Artinya: “Tidak masuk surga orang yang tetangganya tidak aman dari keburukannya” (HR. Muslim no.46, Al Bukhari no.7818).
Semoga manfaat dan barokah

Sahabat Anas bin Malik

Usia Anas masih sangat muda, ketika ibunya al-Ghumaisha mentalqinnya dengan dua kalimat syahadat. Ibunya mengisi hatinya yang bersih dengan kecintaaan kepada Nabi al-Islam Muhammad bin Abdullah.

Maka di benak Anas pun mulai tumbuh rasa cinta kepada Rasul sekalipun dia belum pernah bersua dengan Nabi yang mulia tersebut, hanya mendengar kisah beliau sebatas dari orang ke orang.

Tidak mengherankan, karena terkadang telinga lebih dulu merindukan sesuatu daripada mata.

Betapa seringnya Anas kecil berangan bisa berkelana menemui Nabinya di Mekah atau beliau bisa datang kepada mereka di Yatsrib sehingga dia bisa berbahagia karena bisa melihatnya dan tenteram karena berjumpa dengannya.

Angan-angan itu dalam waktu dekat ternyata telah berubah menjadi kenyataan, Yatsrib yang membanggakan dan berbahagia mendengar bahwa Nabi dan shahabatnya, ash-Shiddiq, sedang dalam perjalanan ke arahnya. Maka keceriaan menaungi setiap rumah dan kebahagiaan menyelimuti semua hati.

Mata dan hati bergayut dengan jalan yang penuh berkah, jalan yang membawa langkah nabi dan shahabbatnya ke Yatsrib.

Anak-anak muda bergumam setiap cahaya pagi bersinar, Muhammad telah datang.

Maka Anas bersama anak-anak kecil lainnya berlari-lari hendak menyambutnya, namun dia pun pulang dengan sedih lagi kecewa.

Di suatu pagi yang indah yang penuh asa dan keceriaannya yang semerbak, orang-orang Yatsrib pun saling berbisik satu sama lain, “Muhammad dan shahabatnya telah berjalan mendekati Madinah.”

Maka orang banyak pun berhamburan ke jalan-jalan yang penuh berkah, jalan yang membawa Nabi petunjuk dan kebaikan kepada mereka.

Mereka berondong-bondong menyambut kedatangan beliau secara bergelombang, kelompok demi kelompok, disela-sela mereka ada sekumpulan anak-anak yang tak kalah bersemangat, wajah-wajah mereka dihiasi kebahagiaan dan menyatu dengan hati kecil mereka serta yang penuh suka cita memenuhi jiwa mereka yang jernih.

Di barisan depan anak-anak tersebut adalah Anas bin Malik al-Anshari.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan shahabatnya ash-Shiddiq datang, keduanya berjalan di antara kumpulan orang-orang dewasa dan anak-anak dalam rombongan yang besar.

Adapun kaum wanita dan gadis-gadis remaja yang biasa tinggal di rumah, mereka naik ke atap-atap rumah, mereka ingin melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya bergumam, “Yang Mana dia? Yang mana dia?”.

Hari itu adalah hari yang tidak terlupakan. Anas bin Malik senantiasa mengingatnya sampai dia berumur seratus tahun lebih.

Tidak lama setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tinggal di Madinah, al-Ghumaisha binti Milhan, datang kepada beliau dengan disertai Anak anak laki-lakinya yang masih kanak-kanak, anak laki-laki itu berlarian di depan ibunya dengan ujung rambut yang jatuh di keningnya.

Al-Ghumaisha mengucapkan salam kepada Nabi dan dia berkata, “Ya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, semua laki-laki dan wanita dari Anshar telah memberimu hadiah, tetapi aku tidak mempunyai apa pun yang bisa aku jadikan hadiah untukmu selain anak laki-lakiku ini. Terimalah dia, dan dia akan berkhidmat kepadamu sesuai dengan apa yang engkau inginkan.”

Nabi berbahagia, beliau memandang anak muda ini dengan wajah berseri-seri, beliau mengusap kepalanya dengan tangan beliau yang mulia, menyentuh ujung rambutya dengan jari-jemari beliau yang lembut dan beliau menganggapnya sebagai keluarga.

Anas bin Malik atau Unais (Anak kecil), begitu terkadang mereka memanggilnya sebagai ungkapan sayang kepadanya, berumur sepuluh tahun manakala dia berbahagia bisa berkhidmat untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Anas hidup di samping Nabi dan berada di bawah bimbingan beliau sampai Nabi berpulang ke ar-Rafiq al-A’la yaitu selama kurang lebih 10 tahun.

Selama itu Anas memperoleh bimbingan dari Nabi yang dengannya dia menyucikan jiwanya, mwmahami hadits beliau yang memenuhi dadanya, mengenal akhlak beliau yang agung, rahasia-rahasia dan sifat-sifat terpuji beliau yang tidak dikenal oleh orang lain.

Anas bin Malik mendapatkan perlakuan yang mulia dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tidak pernah diperoleh oleh seorang anak dari bapaknya. Mengenyam keluhuran perangai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keangungan sifat-sifatnya yang membuat dunia patut untuk iri kepadanya.

Biarkanlah Anas sendiri yang menyampaikan sebagian lembaran cemerlang dari perlakuan mulia yang dia dapatkan di bawah naungan seorang nabi yang pemurah dan berhati mulia, karena Anas lebih tahu tentangnya dan lebih berhak untuk menceritakannya.

Anas bin Malik berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya, paling lapang dadanya dan paling besar kasih sayangnya. Suatu hari beliau mengutusku untuk suatu keperluan, aku berangkat, tetapi aku menuju anak-anak yang sedang bermain di pasar dan bukan melaksanakan tugas Rasul, aku ingin bermain bersama mereka, aku tidak pergi menunaikan perintah yang diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beberapa saat setelah berada di tengah-tengah anak-anak itu, aku merasa seseorang berdiri di belakangku dan memegang bajuku. Aku menoleh, ternyata dia adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tersenyum, beliau bersabda, “Wahai Unais, apakah kamu telah pergi seperti yang aku perintahkan?” Maka aku pun salah tingkah aku menjawab, “Ya, sekarang aku berangkat wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Demi Allah, aku telah berkhidmat kepada beliau selama sepuluh tahun, beliau tidak pernah berkata untuk sesuatu yang aku lakukan, “Mengapa kamu melakukan ini?” Beliau tidak pernah berkata untuk sesuatu yang aku tinggalkan, “Mengapa kamu tinggalkan ini?”

Bila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggil Anas, terkadang beliau memanggilnya dengan Unais sebagai ungkapan cinta dan kasih sayang, dan di lain waktu Nabi memanggilnya, Wahai anakku.

Nabi memberikan nasihat-nasihat dan petuah-petuah beliau yang memenuhi hati dan jiwanya.

Di antara nasihat-nasihat itu adalah sabda Nabi kepadanya:

“Wahai anakku, jika kamu mampu mendapatkan pagi dan petang sementara hatimu tidak membawa kebencian kepada seseorang, maka lakukanlah. Wahai anakku, sesungguhnya hal itu termasuk sunahku, barangsiapa menghidupkan sunahku maka dia mencintaiku. Barangsiapa mecintaiku maka berarti dia bersamaku di surga. Wahai anakku, jika kamu masuk kepada keluargamu maka ucapkanlah salam, karena ia merupakan keberkahan bagimu dan keluargamu.”

Anas bin Malik hidup setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat selama delapan puluh tahun lebih, selama itu Anas mengisi dada umat dengan ilmu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang agung dan menumbuhkan akal pikiran mereka dengan fikih kenabian.

Selama itu Anas menghidupkan hati umat dengan petunjuk Nabi yang dia sebarkan diantara para sahabat dan tabiin, dengan sabda-sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berharga dan perbuatan-perbuatan beliau yang mulia yang dia tebarkan di antara manusia.

Dengan umurnya yang panjang, Anas menjadi rujukan bagi kaum muslimin di masa hidupnya, mereka bertanya kepada Anas tentang hal itu, Anas pun berkata, “Aku tidak pernah menyangka akan bisa hidup sehingga aku melihat orang-orang seperti kalian yang berdebat dalam perkara telaga Nabi, sungguh aku telah meninggalkan wanita-wanita tua di belakangku, setiap dari mereka tidak melakukan shalat terkecuali dia memohon kepada Allah agar memberinya minum dari telaga Nabi.

Anas bin Malik terus hidup bersama kenangannya dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selama kehidupan berlangsung.

Dia sangat berbahagia pada hari pertemuannya dengan beliau, sangat bersedih di hari perpisahannya dengan beliau, sangat sering mengulang-ulang sabda beliau.

Dia sangat bersungguh-sungguh untuk mengikuti beliau dalam sabda-sabda dan perbuatan-perbuatan beliau, mecintai apa yang beliau cintai, membenci apa yang beliau benci. Dua hari yang paling diingat oleh Anas dalam hidupnya: Hari pertama kali pertemuannya dengan Nabi dan hari perpisahannya dengan beliau untuk terakhir kali.

Bila Anas teringat hari pertama, maka dia berbahagia dan bersuka cita, namun jika hari kedua terlintas di benaknya maka dia menangis berduka, membuat orang-orang yang di sekelilingnya ikut menangis.

Anas sering berkata, “Sungguh aku telah melihat hari dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepada kami dan aku juga melihat hari di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan kami. Aku tidak melihat dua hari yang menyerupai keduanya. Hari kedatangan belau di Madinah, segala sesuatu di sana bercahaya. Tetapi di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hampir menghadap kepada Rabbya, segala sesuatu terasa gelap gulita.

Pandangan terakhirku kepada beliau terjadi di hari Senin, ketika kain penutup kamar beliau dibuka, aku melihat wajah beliau seperti kertas mushaf, pada saat itu banyak orang berdiri di belakang, Abu Bakar memberi isyarat kepada mereka agar tetap berada di tempat.

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat di pagi hari itu. Kami tidak pernah melihat suatu pemandangan yang paling kami kagumi daripada wajah beliau manakala kami memasukkan tanah ke kubur beliau.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa untuk Anas bin Malik lebih dari sekali.

Di antara doa Nabi untuknya:

“Ya Allah, limpahkanlah harta dan anak kepadanya, berkahilah dia padanya.”

Allah Ta’ala mengabulkan doa Nabi. Anas menjadi orang Anshar yang palik banyak hartanya, paling banyak keturunannya, sampai-sampai dia melihat anak-anak dan keturunannya melebihi angka seratus.

Allah Ta’ala memberkahi umurnya sehingga dia hidup selama 103 tahun.

Anas sangat berharap mendapatkan syafaat Nabi di hari Kiamat, Anas sering berkata, “Sesungguhnya aku berharap bisa bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di hari Kiamat, lalu aku berkata kepada beliau, “Aku adalah pelayan kecilmu, Unais.”

Ketika Anas sakit, sebelum wafatnya, dia berkata kepada keluarganya, “Talqinlah aku dengan Laa Ilaaha Illallaah, Muhammadur Rasulullaah.” Maka Anas senantiasa mengucapkannya sampai dia meninggal.

Anas mewasiatkan agar mengubur tongkat kecil milik Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersamanya, maka tongkat itu diletakkan disampingnya.

Selamat untuk Anas bin Malik al-Anshari yang telah mendapatkan limpahan kebaikan dari Allah. Dia hidup dalam bimbingan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang agung selama sepuluh tahun sempurna.

Dia adalah orang ketiga setelah Abu Hurairah dan Abdullah bin Umar dalam meriwayatkan hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Semoga Allah membalasnya dan membalas ibunya atas apa yang dia berikan untuk Islam dan kaum muslimin dengan sebaik-baiknya balasan

Cerita si monyet


Seekor monyet sedang nangkring di pucuk pohon kelapa. Dia nggak sadar lagi diintip sama tiga angin gede. Angin Topan, Tornado sama Bahorok.
Tiga angin itu rupanya pada ngomongin, siapa yang bisa paling cepet jatuhin si monyet dari pohon kelapa.
Angin Topan bilang, dia cuma perlu waktu 45 detik. Angin Tornado nggak måϋ kalah, 30 detik, katanya. Angin Bahorok senyum ngeledek äπϑ bilang, 15 detik juga jatuh tuh monyet.
Akhirnya satu persatu ketiga angin itu maju. Angin TOPAN duluan, dia tiup sekenceng-kencengnya, Wuuusss… Merasa ada angin gede datang, si monyet langsung megang batang pohon kelapa. Dia pegang sekuat-kuatnya. Beberapa menit lewat, nggak jatuh-jatuh tuh monyet. Angin Topan pun nyerah.
Giliran Angin TORNADO. Wuuusss… Wuuusss… Dia tiup sekenceng-kencengnya. Ngga jatuh juga tuh monyet. Angin Tornado juga nyerah.
Terakhir, Angin BAHOROK. Lebih kenceng lagi dia tiup. Wuuuss… Wuuuss… Wuuuss… Si monyet malah makin kenceng pegangannya. Nggak jatuh-jatuh.
Ketiga angin gede itu akhirnya ngakuin, si monyet memang jagoan. Tangguh. Daya tahannya luar biasa.
Ngga lama, datang angin Sepoi-Sepoi. Dia bilang mau ikutan jatuhin si monyet. Keinginan îτϋ diketawain sama tiga angin lainnya. Yang gede aja nggak bisa, apalagi yang kecil.
Nggak banyak omong, angin SEPOI-SEPOI langsung niup ubun-ubun si monyet. Psssss… Enak banget. Adem… Seger… Riyep-riyep matanya si monyet. Nggak lama ketiduran dia trus lepas lah pegangannya .. kemudian, jatuh deh tuh si monyet.
UNTUK DI RENUNGKAN:
Boleh jadi ... ketika kita :
Diuji dengan KESUSAHAN…
Dicoba dengan PENDERITAAN…
Didera MALAPETAKA...
Kita kuat bahkan lebih kuat dari sebelumnya...
Tapi jika kita diuji dengan :
.....KENIKMATAN...
.....KESENANGAN...
.....KELIMPAHAN....
.....PUJIAN......
Disinilah kejatuhan îτϋ terjadi.
So, Jangan sampai kita terlena... Tetap rendah hati dan mawas diri, ingat kita hanya hidup sementara di dunia ini..

Mau kemana sampean


Apapun propesi dan peran yang kita jalani, kita hidup di dunia ini ibarat mampir ngombe dalam satu perjalanan menuju satu tempat. Baik itu dokter, ingsinyur, pilot, chef, kacung, ataupun propesi lainnya, semuanya sedang melakukan satu perjalanan menuju ke suatu tujuan. Semuanya memiliki Bendoro yang sama, yakni Sang Maha Pencipta, Yang Maha Kuasa, Yang dalam Islam memperkenalkan diri-Nya dengan nama ALLAH, yang lantas secara tidak orisinil dipakai juga oleh pihak lain.
Bayangkan jika itu adalah Kang Sukipel yang ditugasi bosnya kerja di kantor cabang di antabarantah sono. Oleh sang Bos, Kang Sukipel disuruh kembali ke kantor pusat di Jakarta. Dibekalilah Kang Ngaidin dengan uang limaratus rebu ripis untuk datang ke kantor pusat guna menghadap sang Bos. Maka Kang Sukipel sudah memiliki tujuan perjalanan, yakni ke Jakarta, dan sudah memiliki uang bekal yakni limaratus rebu ripis.Maka begitu sudah memiliki tujuan perjalanan dan bekal, segala sesuatu yang dilakukan di perjalanan hanya akan diarahkan oleh Kang Sukipel demi sampainya dia ke Jakarta. Kendaraan yang dipakainya, apapun itu, haruslah yang jurusan Jakarta. Di dalam perjalanan, Kang Sukipel seringkali kebelet nguyuh ataupun kebelet mbenjret yang tentu saja membutuhkan jeda buat metangkring di mbese. Tapi metangkring di mbese bukanlah tujuan perjalanan, maka hanya butuh waktu seperlunya. Demikian pula saat mampir makan dan ngombe.
Beruntung Kang Kemin dibekali limaratus rebu ripis oleh bosnya, sehingga bisa mendapat bis kelas VIP, ber-AC, dengan kursi yang mak bedunduk bisa ditekuk-tekuk. Salah seorang rekan kerja Kang Sukipel hanya dibekali sang Bos limapuluh rebu ripis. Sehingga dia harus berulang kali nyegat truk yang lewat buat nebeng numpang ke Jakarta. Tentu saja yang dia tumpangi yang jelas-jelas jurusan Jakarta. Gak peduli apakah itu truk pengangkut ayam, pengangkut terong, bahkan pernah juga truk pengangkut sampah. Yang penting tujuannya ke Jakarta. Pernah rekan Kang Sukipel ini ditawari tiket bis AC bertoilet mewah, tapi jurusannya ke Kalisoro, satu lokasi yang arahnya berlawanan dengan arah ke Jakarta, tentu saja ditolak mentah-mentah.
Itu semua hanyalah sebuah analogi. Bahwa ketika seseorang memiliki satu tujuan yang hendak dituju, maka tertib hidupnya akan menyesuaikan diri dengan tujuannya tersebut. Tertib hidup bisa dilihat dari kebiasaan yang dibangun, dan juga perilaku yang dikembangkan. Kita bisa tahu kemana Kang Sukipel hendak pergi dengan melihat bis jurusan mana yang dia pilih untuk dikendarainya.
Sampeyan dan kita semua, pastilah memiliki tujuan hidup. Jikalau sampeyan pedagang, yang siang malamnya otak sampeyan dipenuhi dengan dagangan terus menerus, sholat pun dipenuhi dengan doa-doa agar dagangannya laris, tahajudpun minta itu. Bahkan ketika hajipun permintaannya didepan Ka’bah tak jauh dari itu. Rela puasa nDawud biar dagangannya laku, dan kalau sedekah selalu minta doa pada yang disedekahi agar dagangannya laku. Maka tertib yang sampeyan bangun adalah tertib seorang pedagang tulen dimana tujuan hidup sampeyan benar-benar untuk menjadi pedagang. Tak lebih. Bahkan sholat, puasa, shodaqoh dan haji pun diarahkan untuk menyukseskan diri untuk menjadi pedagang.
Demikian pula jika itu dokter, ingsinyur, dosen, guru, wartawan, petani gurem, manajer eksekutip ataupun yang lainnya. Boleh jadi sampeyan tetep ngibadah, tetep njalani sholat, sedekah, haji, puasa, bahkan yang sunah sekalipun. Tapi sampeyan mencanangkan dan mematok tujuan hidup yang semuanya diarahkan hanya sekedar berhenti di dunia ini. Kendaraan-kendaraan trayek akherat pun dikendarai sekedar sampai di dunia saja. Karena tertib-tertib hidup beserta kebiasaan yang dibangun adalah jelas dia arahkan sekedar berhenti di terminal dunia.
Lihatlah tertib hidup yang sampeyan bangun saat ini! Lihat kebiasaan keseharian yang sampeyan hidupkan sehari-hari, lalu jujurlah pada diri sampeyan, apakah tertib dan kebiasaan hidup yang sampeyan bangun itu benar-benar menggambarkan bahwa sampeyan adalah orang yang sedang mengarahkan hidup sampeyan menuju akherat yang selamat sebagaimana yang dikehendaki Sang Maha Kuasa.
Tujuan hidup akan membentuk tertib hidup. Tertib hidup akan membentuk kebiasaan hidup. Jika kebiasaan hidup dan tertib hidup sampeyan sehari-hari tidak menunjukkan tujuan hidup yang sampeyan gembar-gemborkan, yakni menuju Keridhoan Allah, bantinglah stir sampeyan. Arahkan ke tujuan yang benar. Kembalilah pada jalan yang dikehendaki Yang Maha Kuasa.
Berpeganglah pada Tali Allah bersama-sama!

Miftahul Rasyid

Mendoakan diri sendiri dulu, baru kemudian orang lain

Di antara adab dalam berdoa adalah mendoakan diri sendiri terlebih dahulu sebelum mendoakan orang lain. Dari Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

كانَ إِذَا ذَكَرَ أَحَدًا، فَدَعَا لَهُ، بَدَأَ بِنَفْسِهِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika menyebut seseorang, kemudian mendoakan orang tersebut, maka beliau memulia dengan doa untuk diri sendiri terlebih dahulu “ (H.R Tirmidzi, shahih).

Hal ini juga berdasarkan keumuman dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ابدأ بنفسك

“ Mulailah dari dirimu sendiri “ (H.R Muslim).

Demikian pula yang dicontohkan di dalam Al Qur’an dalam doa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam,

رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ

“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”“ (Ibrahim: 41).

Dan juga doa untuk orang-orang yang beriman,

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ

“Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami ” (Al Hasyr : 10).

Demikian pula doa lainnya seperti dalam firman Allah :

وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

“Dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. “ (Muhammad : 19).

As Sa’ati rahimahullah berkata, “Kebiasaan Nabi adalah jika mendokan kebaikan untuk seseorang dimulai terlebih dahulu dengan mendoakan untuk diri sendiri. Hal ini mencontoh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam tatakala berdoa :

رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ

“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)“ (Ibrahim:41).

Hendaknya adab doa ini senantiasa diamalkan dan dijaga serta jangan dilupakan. Tidak ada seorang pun yang lebih agung dan lebih besar haknya bagi orang yang beriman daripada kedua orang tuanya. Namun demikian Nabi Ibrahim tetap mendahulukan doa untuk dirinya terlebih dahulu sebelum kedua orang tuanya sebagaimana Allah sebutkan dalam Al Quran. Maka tentu saja hal ini berlaku juga untuk selain kedua orang tua“.

Namun demikian pernah pula Nabi mendoakan orang lain tanpa menyebutkan doa untuk diri sendiri. Seperti misalnya tatkala Nabi berdoa Untuk Anas, Ibnu Abbas, dan Ummu Ismail radhiyallahu ‘anhum

Dilarangnya lelaki mengenakan emas


Emas merupakan salah satu perhiasan yang paling diminati oleh banyak orang, emas banyak digunakan sebagi mahar dan aksesoris. Pada umumnya emas banyak dipakai oleh kaum hawa, namun kaum pria juga banyak yang menggunakan emas. Ada yang berbentuk cincin dan kalung dan jam tangan. Namun taukah para kaum pria, emas dalam ajaran Islam dilarang?

Alasan emas dilarang bukan karena emas itu haram, kalau haram tentu saja kaum hawa tidak boleh memakainya. Penggunaan emas bagi kaum pria dilarang oleh Rasulullah SAW. Berikut dalil-dalil larangan penggunaan emas bagi kaum pria :

أُحِلَّ الذَّهَبُ وَالْحَرِيرُ لِإِنَاثِ أُمَّتِي، وَحُرِّمَ عَلَى ذُكُورِهَا

“Emas dan sutra dihalalkan bagi para wanita dari umatku dan diharamkan bagi para lelakinya.” [HR. Sunan Nasa’i, No.5148 dan HR Ahmad, No. 19503]

حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ هُبَيْرَةَ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ نَهَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ خَاتَمِ الذَّهَبِ وَعَنْ الْمِيثَرَةِ وَعَنْ الْقَسِّيِّ وَعَنْ الْجِعَةِ

“Telah menceritakan kepada kami Abdullah, telah menceritakan kepadaku Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Abu Al Ahwash dari Abu Ishaq dari Hubairah dari Ali berkata; Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melarangku memakai cincin emas, pelana sutra, pakaian yang dihiasi dengan bahan dari sutra dan arak yang terbuat dari bahan gandum.” [HR. Ahmad, No. 1047]

أَمَرَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ، وَنَهَانَا عَنْ سَبْعٍ: أَمَرَنَا بِعِيَادَةِ الْمَرِيضِ، وَاتِّبَاعِ الْجَنَازَةِ، وَتَشْمِيتِ الْعَاطِسِ، وَإِبْرَارِ الْقَسَمِ، أَوِ الْمُقْسِمِ، وَنَصْرِ الْمَظْلُومِ، وَإِجَابَةِ الدَّاعِي، وَإِفْشَاءِ السَّلَامِ، وَنَهَانَا عَنْ خَوَاتِيمَ – أَوْ عَنْ تَخَتُّمٍ – بِالذَّهَبِ، وَعَنْ شُرْبٍ بِالْفِضَّةِ، وَعَنِ الْمَيَاثِرِ، وَعَنِ الْقَسِّيِّ، وَعَنْ لُبْسِ الْحَرِيرِ وَالْإِسْتَبْرَقِ وَالدِّيبَاجِ

“Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan kami untuk melakukan tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara. Beliau memerintahkan kami untuk menengok orang sakit, mengiringi jenazah, menjawab orang bersin, memenuhi sumpah, menolong orang teraniaya, mendatangi undangan, dan menyebarkan salam. Beliau melarang kami dari memakai cincin emas, minum dengan bejana emas, memakai mayatsir (alas duduk kendaraan dari sutra), memakai sutra dari Al Qassu (daerah di Mesir), memakai sutra halus, memakai sutra tebal, dan memakai sutra yang kasar.” [HR. Muslim, No. 2066]

Selain Emas, cincin yang terbuat dari logam kuningan dan besi juga dilarang oleh Rasulullah SAW, berikut penjelasan hadistnya :

أَنَّ رَجُلًا جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهِ خَاتَمٌ مِنْ شَبَهٍ فَقَالَ لَهُ مَا لِي أَجِدُ مِنْكَ رِيحَ الْأَصْنَامِ فَطَرَحَهُ ثُمَّ جَاءَ وَعَلَيْهِ خَاتَمٌ مِنْ حَدِيدٍ فَقَالَ مَا لِي أَرَى عَلَيْكَ حِلْيَةَ أَهْلِ النَّارِ فَطَرَحَهُ

“Sesungguhnya ada seorang laki- laki datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan cincin terbuat dari kuningan. Lalu Beliau bersabda kepadanya: “Kenapa saya mencium darimu aroma berhala?” lalu dia membuangnya. Kemudian datang kepadanya yang memakai cincin dari besi, lalu Beliau bersabda kepadanya: “Kenapa saya melihatmu memakai perhiasan penduduk neraka?” lalu dia membuangnya. [HR. Abu Daud, No. 4223 dan HR Sunan Nasa’i, No. 5159]

حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ أَنْبَأَنَا عَمَّارُ بْنُ أَبِي عَمَّارٍ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى فِي يَدِ رَجُلٍ خَاتَمًا مِنْ ذَهَبٍ فَقَالَ أَلْقِ ذَا فَأَلْقَاهُ فَتَخَتَّمَ بِخَاتَمٍ مِنْ حَدِيدٍ فَقَالَ ذَا شَرٌّ مِنْهُ فَتَخَتَّمَ بِخَاتَمٍ مِنْ فِضَّةٍ فَسَكَتَ عَنْهُ

Telah menceritakan kepada kami ‘Affan Telah menceritakan kepada kami Hammad telah memberitakan kepada kami ‘Ammar Bin Abu ‘Ammar bahwa Umar Bin Al Khaththab berkata; Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melihat cincin dari emas ditangan seorang laki laki, kemudian beliau berkata: “Buang (benda) itu!” maka dia membuangnya, kemudian dia memakai cincin yang terbuat dari besi, maka beliau bersabda: “Ini lebih buruk dari yang itu” kemudian dia memakai cincin yang terbuat dari perak maka beliau mendiamkannya. [HR. Ahmad, No. 127]

Dalil di atas merupakan nash yang mengharamkan penggunaan emas bagi kaum pria. Setelah kita mengetahui dalil-dalil di atas, bagi kaum pria singkirkanlah perhiasan yang terbuat dari emas, logam kuningan dan besi gantilah dengan perak.

Berdasarkan dalil-dalil di atas kita telah mengetahui bahwa penggunaan perhiasan emas, logam kuningan dan besi diharamkan, semoga dari riwayat hadist di atas kita dapat mengambil hikmah. Kerjakanlah larangan tersebut, sebab larangan tersebut merupakan perintah Allah SWT. Mengerjakan perintah Allah merupakan bentuk ketaatan kita dan keimanan kita kepada Allah SWT.

Penjelasan ilmiahnya,

 Zarah yg wujud dlm emas mampu menembus ke dalam kulit melalui pori2 dan masuk ke dalam darah manusia. Jika seorang manusia mengenakan emas dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu yang lama, maka kesannya di dalam darah dan urine akan mengandung atom/zarah emas dalam kadar yang melebihi batas (dikenal dengan sebutan migrasi emas). Dan apabila ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka akan mengakibatkan penyakit Alzheimer. Ini adalah kerana zarah emas yg tidak di buang dalam jangka waktu yang lama dalam darah ini akan sampai ke otak dan memicu penyakit alzheimer.

   Alzheimer adalah suatu penyakit di mana orang tersebut kehilangan semua kemampuan mental dan fisik serta menyebabkan kembali seperti anak kecil. Alzheimer bukan penuaan normal,tetapi merupakan penuaan paksaan atau terpaksa. Antara yang terkena penyakit alzheimer adalah charles bronson, ralph waldo emerson, ronald reagan dan sugar ray robinson.

Akan tetapi, mengapa Islam memperbolehkan wanita untuk mengenakan emas?

   Jawapannya adalah.. "Wanita tidak menderita masalah ini karena setiap bulan, partikel berbahaya tersebut keluar dari tubuh wanita melalui menstruasi." itulah sebabnya islam mengharamkan lelaki memakai emas dan membolehkan wanita memakai perhiasan emas.
itulah antara sebab agama Islam melarang kaum lelaki memakai emas, ternyata hal ini telah diketahui Nabi Muhammad lebih 1400 tahun yang lalu padahal beliau tidak pernah belajar ilmu sains.

    Dlm satu hadis nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah melarang kaum lelaki memakai emas walaupun cincin yg kecil.

    Al-Bukhari dan Muslim masing-masing dari Al-Bara' bin Azib Radhiyallahu 'anhu, bahwa ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki memakai cincin emas di tangannya, maka beliau memintanya supaya menanggalkan cincinnya. (HR. Bukhori & Muslim) Wallahua'lam."

Dosa penolakan istri terhadap ajakan suami

DOSA YANG DIANGGAP BIASA OLEH SANG ISTRI (Penolakan Istri Terhadap Ajakan Suami)
Perilaku Istri yang Menjengkelkan Suami sebagai bahan evaluasi bagi istri yang tidak disukai suaminya padahal dia merasa sudah berbuat yang terbaik dan tidak merasa berbuat salah besar apapun. Perlu disadari bahwa kesalahan besar tidak hanya ditimbulkan oleh satu kesalahan besar, tapi juga karena diakibatkan oleh kesalahan kecil yang terjadi berulang-ulang. Kesalahan kecil yang terjadi berulang-ulang akan membuat suami memendam amarah dan berakhir klimaks atau minimal akan menyebabkan rasa bosan pada istri.
Radhiallahu’anhu bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :“Jika seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur (untuk melakukan senggama) ia menolak, sehingga suami marah atasnya maka Malaikat malaknat perempuan itu hingga datang pagi” (HR Al Bukhari).
Manakala terjadi perselisian dengan suami banyak perempuan yang menghukum suaminya (menurut dugaannya) dengan menolak melakukan hubungan suami istri. Padahal perbuatan semacam itu bisa mendatangkan masalah yang lebih besar. Misalnya terperosoknya suami pada perbuatan yang haram. Bahkan masalahnya bisa menjadi berbalik sehingga bisa lebih menyusahkan istri; misalnya suami berusaha menikahi perempuan lain.Karena itu manakala suami memanggil, hendaknya sang istri memenuhi ajakannya.
Realisasi dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,إِذَا الرَّجُلُ دَعَا زَوْجَتَهُ فَلْتَأْتِهِ وَ إِنْ كَانَتْ عَلَى التَّنُّوْرِ“Apabila seorang suami mengajak istrinya untuk berkumpul hendaknya wanita itu mendatanginya sekalipun dia berada di dapur.” (HR. Tirmidzi: 4/387; dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib: 2/199)
Lantas Apakah berdosa apabila seorang istri menolak ajakan suami untuk ber-jima’ karena istri sedang capek dan mengantuk? Penyebabnya kelelahan itu adalah karena suami terlalu sering mengajak ber-jima’sehingga memforsir tenaga istri.
Saudariku, suami yang selalu mengajak istrinya untuk berhubungan menunjukkan bahwa dia sayang kepada istrinya. Kebutuhan suami terhadap istri memang sangat besar, sehingga hendaknya Saudari menyadari hal itu. Apalagi, wanita yang usianya masih muda setiap bulannya ada waktu haid, dan setelah melahirkan pun sang wanita membutuhkan “cuti” dari suaminya selama kurang lebih 40 hari karena syariat Islam melarang suami menggauli istrinya dalam kondisi tersebut. Belum lagi bila istri sakit atau ada uzur lain, dan juga suami yang sering keluar rumah karena mencari nafkah dan sebab-sebab yang lainnya. Jika Saudari menolak permintaannya karena capek atau mengantuk, sedangkan suami hanya punya satu istri, maka kesalahan ada di pihak isri, karena suami tidak boleh melampiaskan kesenangannya kecuali kepada istri atau budaknya, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Mukminun ayat 6.
Selanjutnya, bagaimana seharusnya istri bila diajak oleh suaminya?
Perhatikan hadits di bawah ini. Dari Thalqu bin Ali, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,إِذَا الرَّجُلُ دَعَا زَوْجَتَهُ فَلْتَأْتِهِ وَ إِنْ كَانَتْ عَلَى التَّنُّوْرِ“Apabila seorang suami mengajak istrinya untuk berkumpul hendaknya wanita itu mendatanginya sekalipun dia berada di dapur.” (HR. Tirmidzi: 4/387; dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib: 2/199)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُوْمَ وَ زَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ“Tidak halal bagi wanita untuk berpuasa (sunnah) sedangkan suaminya berada di rumah, kecuali dengan izinnya.” (HR. Bukhari: 16/199)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,إِذَا دَعَا الرَّجُلُ اِمْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ غَضْبَانَ عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا اَلْمَلآئِكَةُ حَتىَّ تُصْبِحَ“Apabila suami mengajak istrinya ke tempat tidurnya lalu istri enggan sehingga suami marah pada malam harinya, malaikat melaknat sang istri sampai waktu subuh.”(HR. Bukhari: 11/14)
Semoga para sodariku bisa menjadi istri dambaan suami yg selalu taat dan patuh terhadap suami dengan niat karna Allah.

Kedudukan riwayat doa sholat dhuha

Tentang kedudukan riwayat doa sholat dhuha

اللَّهُمَّ إنَّ الضَّحَاءَ ضَحَاؤُكَ ، وَالْبَهَاءَ بَهَاؤُكَ ، وَالْجَمَالَ جَمَالُك ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُك، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُك، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُك اللَّهُمَّ إنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ ، وَإِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ ، وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضَحَائِك وَبِهَائِك وَجَمَالِك وَقُوَّتِك وَقُدْرَتِك آتِنِي مَا آتَيْت عِبَادَك الصَّالِحِينَ

“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi, maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh.”

Doa ini disebutkan oleh As Syarwani dalam Syarhul Minhaj (7:293) dan Abu Bakr Ad Dimyathi dalam I’anatut Thalibiin (1:295). Namun kedua penulis ini tidak menunjukkan sumber dalil bacaan ini.

Bolehkah diamalkan? Perlu dipahami dan dijadikan prinsip bagi setiap orang yang beriman, bahwa ibadah dalam agama Islam bersifat tauqifiyah, artinya menunggu dalil. Karena hukum asal ibadah adalah haram kecuali jika ada dalilnya. Apapun bentuk ibadah tersebut dan siapa pun yang mengajarkannya, semua harus berdalil. Jika tidak maka itu bukan ibadah meskipun kelihatannya adalah ibadah.

Seumpama pingin banget baca doa ini maka, sbagian ulama membolehkan namun hanya boleh dibaca sesekali saja dengan tanpa merutinkannya atau menetapkan waktu dan tempat yg khusus untuk membaca doa ini.

Lebih aman bila berdoa dgn doa yg riwayatnya shahih baik dari Al Quran ataupun As- Sunnah yg bersifat menghimpun semua keinginan.
Misalnya :
Doa sapu jagat, atau Allahumma inna nas aluka min khoirima sa alaka....dst
Atau

 اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ ) رواه الترمذي (3563)

Atau berdoa sesuai keinginan dgn bahasa lokal.( bahasa jawa,indonesia atau bahasa lain)
Wa Allahu A'lam

Mencari ilmu agama jangan dari mbah Google


Ilmu agama tidak bisa diperoleh dengan hanya membaca buku atau kitab. Akan tetapi harus talaqqi, belajar secara langsung kepada para ulama yang dipercaya.
Hal ini seperti yang menjadi tradisi di dunia pesantren. Al-Hafizh Abu Bakar al-Khathib al-Baghdadi berkata:
ﻻ ﻳﺆﺧﺬ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺇﻻ ﻣﻦ ﺃﻓﻮﺍﻩ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ
Ilmu tidak dapat diperoleh kecuali dari lidah para ulama.
Sebagian ulama salaf berkata:
ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺄﺧﺬ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻣﻦ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﻳﺴﻤﻰ ﺻﺤﻔﻴﺎ، ﻭﺍﻟﺬﻱ ﻳﺄﺧﺬ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺼﺤﻒ ﻳﺴﻤﻰ ﻣﺼﺤﻔﻴﺎ ﻭﻻ ﻳﺴﻤﻰ ﻗﺎﺭﺋﺎ
Orang yang memperoleh hadits dari buku (tanpa berguru) disebut shahafi (pembuka buku). Orang yang mengambil al-Quran dari mushaf, disebut mushafi (pembuka mushaf), dan tidak disebut qari' (pembaca al-Quran).
Mengapa dalam ilmu agama harus belajar melalui seorang guru, dan tidak cukup secara otodidak? Hal ini didasarkan pada hadits-hadits berikut ini.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
ﻳﺎ ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺗﻌﻠﻤﻮﺍ ﻓﺈﻧﻤﺎ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺑﺎﻟﺘﻌﻠﻢ ﻭﺍﻟﻔﻘﻪ ﺑﺎﻟﺘﻔﻘﻪ
Wahai manusia, belajarlah ilmu. Karena sesungguhnya ilmu hanya diperoleh dengan belajar dan pengetahuan agama hanya diperoleh dengan BELAJAR MELALUI GURU. (Hadits hasan).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
ﻣﻦ ﻗﺎﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﺑﺮﺃﻳﻪ ﻓﺄﺻﺎﺏ ﻓﻘﺪ ﺃﺧﻄﺄ
Barangsiapa berpendapat mengenai al-Quran dengan pendapatnya sendiri, lalu pendapat itu benar, maka ia telah benar-benar keliru.
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
ﻣﻦ ﻗﺎﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﺑﺮﺃﻳﻪ ﻓﻠﻴﺘﺒﻮﺃ ﻣﻘﻌﺪﻩ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ
Barangsiapa yang berpendapat mengenai al-Quran dengan pendapatnya, maka bersiaplah menempati tempatnya di neraka. (Hadits shahih).
Hadits-hadits di atas memberikan pengertian keharusan berguru dalam ilmu agama. Bukan dipelajari secara otodidak dari BUKU dan GOOGLE.
Berdasarkan paparan di atas, orang yang belajar ilmu agama secara OTODIDAK atau belajar kepada kaum orientalis tidak bisa dikatakan sebagai orang yang alim, akan tetapi disebut sebagai bahits, peneliti dan pengkaji. Orang semacam ini tidak boleh menjadi rujukan dalam agama.
Semoga kita selalu istiqamah menggali ilmu agama dari lisannya Para Ulama.

Inspirasi : Menabung 6 tahun agar bisa membeli motor tanpa riba


Impian Seorang guru Ngaji asal Ponorogo bernama Dimyati dan sang istri untuk membeli motor secara cash tanpa kredit dan tanpa riba akhirnya terwujud. Setelah 6 tahun menabung uang recehan akhirnya terkumpul sebanyak 18 Juta Rupiah.

Dimyati dengan dibantu istrinya Lina latifah yang berjualan makanan ringan secara gigih menabung uang koin, lima ratus dan seribu rupiah.

Latifah menjelaskan bahwa sebagian hasil jualan jajanan ringan, sehari Rp2-20 ribu setiap harinya, semuanya uang koin lima ratusan dan seribu rupiah. Untuk menabung, Lina menggunakan 6 kaleng bekas biskuit dan dua celengan plastik.

“Alhamdulillah saya sangat bersyukur bisa membeli motor dari keringat kita sendiri,” ungkap Dimyati.

Bunuh diri ganjarannya neraka, sekalipun alasannya berjihad

GANJARAN BAGI ORANG YANG BUNUH DIRI ADALAH NERAKA JAHANNAM SEKALIPUN DENGAN ALASAN BERJIHAD.
(Abu Sahl)
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْتَقَى هُوَ وَالْمُشْرِكُونَ فَاقْتَتَلُوا.
Dari Sahal bin Sa'ad As-Sa'idiy r.a bahwa Rasulullah s.a.w berhadapan dengan Kaum Musyrikin (dalam sebuah pertempuran) lalu mereka saling menyerang.
فَلَمَّا مَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى عَسْكَرِهِ وَمَالَ الْآخَرُونَ إِلَى عَسْكَرِهِمْ وَفِي أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ لَا يَدَعُ لَهُمْ شَاذَّةً وَلَا فَاذَّةً إِلَّا اتَّبَعَهَا يَضْرِبُهَا بِسَيْفِهِ.
Ketika Rasulullah s.a.w bergabung dengan bala tentara Beliau dan musuh pun bergabung kepada bala tentara mereka, ada di antara sahabat Rasulullah s.a.w seorang (bertempur dg gagah berani) yang tdk membiarkan anggota pasukan musuh yg menyendiri keluar dari barisannya atau lengah melainkan dia kejar dan dia tebas dg pedangnya.
فَقَال:َ مَا أَجْزَأَ مِنَّا الْيَوْمَ أَحَدٌ كَمَا أَجْزَأَ فُلَانٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَا إِنَّهُ مِنْ أَهْلِ النَّارِ.
Lalu (ada yang berkata): "Hari ini tidak ada seorangpun di antara kita yang mendapat ganjaran pahala sebagaimana yang didapat fulan ini". Namun Rasulullah s.a.w bersabda: "Ketahuilah sungguh dia termasuk dari golongan ahli neraka".
فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ: أَنَا صَاحِبُهُ.
Lalu ada seseorang lak-laki di tengah orang banyak; "Aku akan menemani (mengamati dari dekat) orang itu.
قَالَ: فَخَرَجَ مَعَهُ كُلَّمَا وَقَفَ وَقَفَ مَعَهُ وَإِذَا أَسْرَعَ أَسْرَعَ مَعَهُ.
Sah berkata: Lalu ia pergi mengikuti fulan pemberani itu, hingga apabila si fulan berhenti diapun ikut berhenti dan apabila si fulan maju menyerang iapun ikut menyerang.
قَال:َ فَجُرِحَ الرَّجُلُ جُرْحًا شَدِيدًا، فَاسْتَعْجَلَ الْمَوْتَ فَوَضَعَ نَصْلَ سَيْفِهِ بِالْأَرْضِ وَذُبَابَهُ بَيْنَ ثَدْيَيْهِ ثُمَّ تَحَامَلَ عَلَى سَيْفِهِ فَقَتَلَ نَفْسَهُ.
Sahl berkata; "Kemudian si lelaki pemberani itu terluka sangat parah, selanjutnya, ia mempercepat kematiannya, ia meletakkan pegangan pedangnya di tanah dan ujung pedangnya diletakkah diantara dua dadanya lalu dia membunuh dirinya sendiri".
فَخَرَجَ الرَّجُلُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: أَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ. قَالَ: وَمَا ذَاكَ؟
Maka orang yang bersamanya tadi pergi menemui Rasulullah s.a.w lalu berkata: "Aku bersaksi bahwa tuan adalah benar-benar utusan Allah". Nabi s.a.w bertanya: "Kenapa kamu berkata begitu?"
قَال:َ الرَّجُلُ الَّذِي ذَكَرْتَ آنِفًا أَنَّهُ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَأَعْظَمَ النَّاسُ ذَلِكَ فَقُلْتُ أَنَا لَكُمْ بِهِ. فَخَرَجْتُ فِي طَلَبِهِ ثُمَّ جُرِحَ جُرْحًا شَدِيدًا فَاسْتَعْجَلَ الْمَوْتَ. فَوَضَعَ نَصْلَ سَيْفِهِ فِي الْأَرْضِ وَذُبَابَهُ بَيْنَ ثَدْيَيْهِ ثُمَّ تَحَامَلَ عَلَيْهِ فَقَتَلَ نَفْسَهُ.
Orang ini menjawab: "Berkenaan si lelaki yang tuan sebutkan tadi, bhw ia adalah penghuni neraka". merupakan hal yg besar (sulit diterima) bagi orang-orang (yg mendengar), maka aku katakan: "Aku mewakili kalian untuk menyaksikan lelaki itu. Akupun keluar mencarinya, kemudian aku dapatkan dia dalam keadaan luka parah. Selanjutnya, ia mempercepat kematiannya, ia meletakkan pegangan pedangnya di tanah dan ujung pedangnya diletakkah diantara dua dadanya lalu dia membunuh dirinya sendiri".
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ ذَلِكَ: إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ.
Maka pada kesempatan itupun Rasulullah s.a.w bersabda: "Sesungguhnya ada seseorang yang mengamalkan amalan ahli surga berdasarkan yang nampak oleh manusia padahal dia adalah dari golongan ahli neraka. Dan ada seseorang yang mengamalkan amalan ahli neraka berdasarkan yang nampak oleh manusia padahal dia adalah dari golongan ahli surga". HR. Al-Bukhari: 2683

Inspirasi : Ayo antri dan jangan lupa zikir


Mahkota untuk syetan

MAHKOTA UNTUK SYETAN.
"Tuan raja, aku sudah berhasil membuat si fulan dan si fulan menjadi saling bermusuhan, apa hadiah yang pantas buatku" Demikian sebuah laporan prajurit syetan terhadap rajanya, Namun jawab sang raja syetan "Kembalilah kamu untuk menyesatkan manusia, kamu tidak berhak mendapat imbalan, usahamu belum seberapa, mereka masih bisa berbaikan dan bisa rukun kembali"
Laporan yang kedua "Lapor baginda raja, keluarga si fulan sudah saya bikin berantakan, dan mereka sekarang sudah bercerai, aku minta hadiah dari baginda raja" Namun iblis sang raja syetan menganggap usahanya juga belum seberapa, karena mereka masih bisa rujuk kembali.
Lalu datanglah prajurit syetan yang ketiga "Lapor baginda raja, saya telah berhasil membuat dua orang muslim melakukan perzinaan, mana hadiah yang paduka janjikan...?"
"Bagus... bagus... bagus.. kamu memang prajurit hebat, aku hadiahkan sebuah mahkota untukmu atas keberhasilanmu menyesatkan manusia, sehingga mereka akan menjadi penghuni neraka bersama kita"
Demikian sebuah ilustrasi percakapan syetan dan rajanya, (cerita percakapannya sudah di edit, karena kisah yang ada di dalam hadits susunan kalimatnya bukan demikian)
Sahabat....
Dosa atas pelanggaran had atau perzinaan antara laki2 muslim dan perempuan muslim termasuk salah satu dosa besar. Setelah dosa syirik, zina merupakan dosa besar kedua.
Apabila seseorang melakukan kemusyrikan, setelah dia bertaubat, minta ampunan kepada Alloh dan menyesali perbuatannya dengan sebenar benarnya penyesalan serta tidak mengulanginya lagi, pintu maaf dan pengampunan masih terbuka untuknya.
Namun untuk dosa zina, masih ada syarat lain, tidak cukup penyesalan dan tidak mengulanginya lagi, yaitu harus dengan menunaikan kafarohnya.
Kafaroh atas pelanggaran zina bagi yang masih bujang/ belum pernah menikah yaitu dengan di cambuk, 100 kali cambukan tanpa belas kasihan.
Kafaroh bagi yang sudah pernah menikah dan melakukan pelanggaran had/ zina, yaitu dengan di ranjam, dikubur badannya kecuali kepala, kemudian di lempari batu tanpa belas kasihan sampai mati. Kafaroh wajib ditunaikan bagi yang mengharap ampunan Alloh.
Begitu beratnya syarat untuk di terima taubatnya bagi pelaku pelanggaran zina, oleh karena itulah syetan berhak mendapat mahkota dari rajanya, karena zina adalah dosa besar yang sangat sulit persyaratan untuk di terima taubatnya.
Bagi pelaku zina berarti sudah rusak 1/3 agamanya, berbeda dengan orang yang menikah, orang yang menikah justru akan terjaga 1/3 agamanya.
Selain beratnya memperoleh ampunan, juga ada 6 akibat dari pelaku zina:
"ITTAQU ZINA FA INNA FIIHI SITTA KHISOLIN, TSALATSATUN FIIDDUNYA WA TSALATSATUN FIL AKHIROH...........dst"
Takutlah kalian pada zina, sesungguhnya di dalam zina ada 6 akibat, 3 akibat di dunia dan 3 akibat di akhirat. Adapun akibat yang di dunia adalah hilangnya kewibawaan, pendeknya umur dan mewarisi kefakiran, sedangkan 3 akibat di akhirat adalah jeleknya hisaban, murka Alloh dan adzab yang pedih.
Beberapa ketentuan lain bagi ahli zina, jika sampai punya anak, dan anaknya perempuan, bapak/ yang menzinai tidak berhak atas perwalian, anaknya tidak boleh di nasabkan dan tidak berhak atas harta warisan, demikian menurut ketentuan dalam islam.
Sahabat...
Jauhilah perzinaan dan perbuatan2 yang mengarah pada perzinaan. Mari kita peringatkan kepada saudara2 kita, sahabat, handai taulan, kerabat dan anak cucu keturunan kita, dan pada umumnya semua seluruh saudara muslim kita.
Pergaulan bebas, internet pornografi, hura2, pelanggaran2 kecil antara laki2 dan perempuan, tidak menjaga aurot, tidak menjaga pandangan adalah hal2 kecil yang berpotensi mengarah ke perzinaan dan bisa membuat sia2 amal ibadah kita.
"IYYAKUM WA MUKHKHOROTIDDUNUBI, FA INNA HUNNA YAJTAMI'NA 'ALA ROJULIN HATTA YUHLIKNA"
Takutlah kalian pada remehnya dosa, karena (dosa yang remeh) tersebut akan menumpuk pada diri seseorang sehingga merusaknya.
"ASSABABU SYUKBATUN MINAL JUNUUN, WANNISA' U KHIBALATUSYSYAITON"
Pemuda adalah cabang dari kegilaan, dan perempuan adalah jaring2 syaitan.
"ANNISA' U AUROTUN FA IDZA KHOROJA ISTASROFAHASYSYAITHON"
Perempuan adalah aurot, maka ketika keluar syetan menghias2inya
Wahai pemuda dan pemudi jagalah pandangan dan aurot kalian. 'Gantungkan' hatimu di masjid.
Semoga Alloh tetap menetapkan kita dalam keimanan dan ketaqwaan.
Addinunnashikhat, Addiinunnashikhat, innaddiina nashikhat.
Agama itu nasehat, agama itu nasehat, sesungguhnya (isinya) agama adalah nasehat.
Fa dzakkir, fainna dzikro tanfa'ul mukminin.
Maka ingatkanlah sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang iman.

Ingat 5 perkara sebelum 5 perkara


Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :

Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
Hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)

Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, maksudnya: “Lakukanlah ketaatan ketika dalam kondisi kuat untuk beramal (yaitu di waktu muda), sebelum datang masa tua renta.”

Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, maksudnya: “Beramallah di waktu sehat, sebelum datang waktu yang menghalangi untuk beramal seperti di waktu sakit.”

Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, maksudnya: “Manfaatklah kesempatan (waktu luangmu) di dunia ini sebelum datang waktu sibukmu di akhirat nanti. Dan awal kehidupan akhirat adalah di alam kubur.”

Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, maksudnya: ”Bersedekahlah dengan kelebihan hartamu sebelum datang bencana yang dapat merusak harta tersebut, sehingga akhirnya engkau menjadi fakir di dunia maupun akhirat.”

Hidupmu sebelum datang kematianmu, maksudnya: “Lakukanlah sesuatu yang manfaat untuk kehidupan sesudah matimu, karena siapa pun yang mati, maka akan terputus amalannya.”

Al Munawi mengatakan,

فَهِذِهِ الخَمْسَةُ لَا يَعْرِفُ قَدْرَهَا إِلاَّ بَعْدَ زَوَالِهَا

“Lima hal ini (waktu muda, masa sehat masa luang, masa kaya dan waktu ketika hidup) barulah seseorang betul-betul mengetahui nilainya setelah kelima hal tersebut hilang.” (At Taisir Bi Syarh Al Jami’ Ash Shogir, 1/356)

Benarlah kata Al Munawi. Seseorang baru ingat kalau dia diberi nikmat sehat, ketika dia merasakan sakit. Dia baru ingat diberi kekayaan, setelah jatuh miskin. Dan dia baru ingat memiliki waktu semangat untuk beramal di masa muda, setelah dia nanti berada di usia senja yang sulit beramal. Penyesalan tidak ada gunanya jika seseorang hanya melewati masa tersebut dengan sia-sia.

Qoza dilarang oleh Rasulullah


Apa itu qoza’? Qoza’ adalah memotong rambut secara tidak rata sehingga sebagian dicukur habis (dibotaki), sebagian lainnya tidak dipotong atau dibiarkan panjang. Di zaman sekarang, banyak model qoza’ terutama dilakukan oleh anak muda. Umumnya qoza’ di masa kini membentuk motif tertentu baik seperti ukiran, suatu lambang, atau hanya garis saja.

Qoza’ ternyata telah dijumpai pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Saat itu, qoza’ biasanya dilakukan oleh orang-orang jahiliyah. Sedangkan bagi umat Islam, Rasulullah menegaskan bahwa qoza’ merupakan perbuatan yang dilarang.

عَنْ نَافِعٍ مَوْلَى عَبْدِ اللَّهِ أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ عُمَرَ – رضى الله عنهما – يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَنْهَى عَنِ الْقَزَعِ

Dari Nafi’ Maula Abdullah bahwa ia mendengar Ibnu Umar radhiyallahu anhuma mengatakan: Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang qoza’ (HR. Bukhari)

Hadits lain melalui jalur Anas bin Malik juga menegaskan larangan yang sama

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – نَهَى عَنِ الْقَزَعِ

Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang qoza’ (HR. Bukhari)

Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan qoza’ adalah:

يُحْلَقُ بَعْضُ رَأْسِ الصَّبِىِّ وَيُتْرَكُ بَعْضٌ

Mencukur sebagian rambut dan membiarkan sebagian lainnya (HR. Muslim)

Rasulullah juga pernah melihat qoza’ secara langsung lalu beliau melarangnya.

رأَى رسُولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – صَبِيّاً قَدْ حُلِقَ بَعْضُ شَعْرِ رَأسِهِ وَتُرِكَ بَعْضُهُ ، فَنَهَاهُمْ عَنْ ذَلِكَ ، وقال : احْلِقُوهُ كُلَّهُ ، أَوِ اتْرُكُوهُ كُلَّهُ

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah melihat anak yang dicukur sebagian rambutnya dan dibiarkan sebagian lainnya, maka beliau melarang hal itu dan bersabda: “Cukurlah seluruhnya atau biarkan seluruhnya” (HR. Abu Daud dan An Nasa’i)

Imam Nawawi menjelaskan bahwa para ulama telah sepakat bahwa qoza’ ini hukumnya makruh. Kecuali jika untuk keperluan tertentu seperti bekam atau pengobatan.

Sujud akhir lama sendiri

Saat sholat subuh tadi ada yang menarik perhatian saya terjadi saat sholat berjama'ah di masjid tempat penulis tinggal. Ada jamaah bukan warga sekitar masjid yang ikut sholat, saat sujud terakhir untuk kemudian duduk membaca tahiyat akhir, beliau ini memilih memperlama sujudnya sehingga saat imam sholat sudah bangkit dari sujud untuk duduk membaca tahiyat akhir,  dia masih terus dalam sujudnya sampai kira 10 detik lamanya.. Sampai akhirnya dia duduk saat mendekati waktu imam sholat mengucapkan salam.
Mengapa bapak itu melakukan hal seperti itu ya? Bukankah di awal sholat dia berniat dalam hatinya akan sholat subuh berjamaah mengikuti imam menghadap kiblat karena Alloh...? Namun kenapa pada prakteknya dia malah diakhir sholatnya tidak mengikuti gerakan imam sholatnya?  Dengan kemungkinannya alasannya adalah memperbanyak doa dalam sujud. Padahal setahu saya sholat berjamaah ya harus mengikuti gerakan imam sholatnya, tidak mendahului, menyamai atau menyelisihi imam sholatnya.

Sesungguhnya, seorang makmum wajib mengikuti imam dalam setiap gerakan shalat. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إنما جعل الإمام ليؤتم به، فإذا ركع فاركعوا، وإذا رفع فارفعوا، وإذا صلى جالسا فصلوا جلوساً.

 “Sesungguhnya imam diangkat untuk diikuti. Jika imam ruku, maka rukulah. Jika imam berdiri, maka berdirilah. Jika imam shalat dalam keadaan duduk, maka shalatlah dalam keadaan duduk pula” (HR. Muslim).

Kesimpulan dari kejadian ini adalah...
Penulis masih kurang khusuk sholatnya... Habis masih sibuk memperhatikan dan melihati sholatnya orang lain disebelah pojok sana... Hehehe (tepok jidad)..

Q&A : Hadits Qudsi

oleh : Ustadz Aceng Karimullah

Assalaamu ‘alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Ustadz, alhamdulillaah dalam umur saya yang mulai “kepala 4” sekarang ini, saya mulai tertarik untuk membaca bacaan-bacaan tentang agama Islam.

Nah, ketika saya membaca rubrik tentang agama Islam di koran-koran atau majalah umum, seringkali saya menjumpai rujukan hadits yang ditulis sebagai firman Alloh.Yang menjadi pertanyaan saya: Bukankah hadits itu adalah sabda Nabi Muhammad SAW ? Bukankah firman Alloh itu adanya dalam kitab suci al-Quran ?

Mohon Ustadz bisa menjelaskannya kepada saya. Maklumlah Ustadz, saya bukan jebolan pesantren. Atas kesediaan Ustadz memenuhi permohonan saya maka saya ucapkan terima kasih.

Wassalaamu ‘alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Red One – Sum.Sel.

Wa ‘alaikumus-salaam warohmatullohi wabarokatuh.

Pertama perlu kita ketahui bahwa Alloh itu Maha Berkehendak. Kalau dalam “SifatDuapuluh” kita kenal sebagai sifat “Iradat”. Kalau dalam al-Quran, diantaranya dalam surah al-Buruuj ayat 16 difirmankan sebagai:

فَعَّالٌ۬ لِّمَا يُرِيدُ

“Alloh selalu melaksanakan apa yang menjadi kehendak-Nya”.

(QS. Al Buruuj ayat 16)

Tidak ada satu pihak pun yang bisa menghalangi kehendak Alloh. Jadi kalau pun Alloh berkehendak untuk menyampaikan firman-Nya kepada Nabi Muhammad di luar al-Quran, itu adalah hak prerogative-Nya, dan tidak ada yang berhak untuk protes.

Sdr. Red One, memang cukup banyak hadits yang disampaikan oleh Nabi Muhammad yang diawali dengan frasa “Alloh telah berfirman”.

Hadits yang demikian itu disebut dengan “Hadits Qudsi”. Dengan kata lain, hadits Qudsi adalah hadits yang adalah firman Alloh. Atau, bisa juga dikatakan bahwa hadits Qudsi adalah firman Alloh yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di luar al-Quran. Sedangkan hadits yang semata-mata disampaikan sebagai sabda Nabi Muhammad SAW disebut sebagai Hadits Nabawi.

Jadi kalau kita mau tinjau perbedaan antara hadits Qudsi dan hadits Nabawi adalah sebagai berikut:

•    Hadits Qudsi adalah firman Alloh yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW kemudian beliau menyampaikannya kepada para shahabat dengan susunan kata-kata beliau sendiri. Dengan kata lain, hadits Qudsi itu materinya/pengertiannya dari Alloh sedangkan redaksinya/susunan kata-katanya dari Nabi Muhammad SAW.

•    Adapun hadits Nabawi, materi/pengertian dan susunan kata-katanya berasal dari Nabi Muhammad SAW sendiri.

Salah satu contoh hadits Qudsi adalah: Rasulullah Nabi Muhammad SAW telah bersabda bahwa Alloh ta’ala telah berfirman:  “Aku sebagaimana prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya ketika dia berdzikir mengingat-Ku, dan jika dia mengingat-Ku dalam sendirian maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku sendiri, dan jika dia mengingat-Ku dalam sebuah kelompok/perkumpulan, maka Aku mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik dari kelompoknya tersebut, dan jika dia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta, dan jika dia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya satu depa, dan jika dia mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku mendatanginya dengan berjalan cepat”. (HR  Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah).

Adapun perbedaan antara al-Quran dan hadits Qudsi adalah bahwa di dalam sholat, setelah kita membaca surah al-Fatihah, (kalau dalam sholat wajib, pada rakaat pertama dan rakaat yang ke-dua), kita bisa membaca surah lain dari al-Quran. Namun untuk hal ini kita tidak boleh membaca hadits Qudsi. Jadi meskipun hadits Qudsi itu firman Alloh juga, tapi tidak boleh dipakai sebagai bacaan di dalam sholat.

Perbedaan selanjutnya antara al-Quran dan hadits Qudsi adalah:

Membaca al-Quran termasuk suatu ibadah yang utama, berdasar:

•    Sabda Rosululloh SAW: Alloh telah berfirman: “Barangsiapa yang disibukkan untuk membaca al-Quran ketimbang berdzikir atau berdoa maka Aku akan member lebih kepada yang membaca al-Quran  ketimbang yang Aku berikan kepada orang yang berdoa”. (HR At-Tirmidzi).

•    Sabda Rosululloh SAW: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Alloh maka baginya (akan mendapat) kebaikan yang nilainya sepuluh. Aku tidak mengatakan bahwa “Alif Laam Miim” itu satu huruf, tetapi “Alif” sendiri satu huruf, “Laam” sendiri satu huruf, “Miim” sendiri satu huruf”.  (HR At-Tirmidzi juga).

Dan banyak lagi hadits yang menerangkan tentang keutamaan al-Quran. Keutamaan-keutamaan ini (seperti halnya nilai 10 pahala untuk setiap huruf) itu berlaku untuk yang membaca al-Quran dan tidak termasuk untuk yang membaca hadits Qudsi. Tapi bukan berarti bahwa membaca hadits Qudsi tidak ada pahalanya, karena untuk setiap ibadah/kebaikan yang kita kerjakan dengan tulus ikhlas karena Alloh maka Alloh akan menjanjikan pahala, sebagaimana firman-Nya:

مَنۡ عَمِلَ صَـٰلِحً۬ا فَلِنَفۡسِهِۦ‌ۖ وَمَنۡ أَسَآءَ فَعَلَيۡہَا‌ۖ

“Barangsiapa yang berbuat suatu kebaikan maka (pahalanya) bagi dirinya sendiri”.

(QS al-Jaatsiyah ayat 15).

Demikian yang bisa saya sampaikan, mudah-mudahan bisa menjawab pertanyaan anda.

Walloohul-musta’aan, walaa haula walaa quwwata illaa billaah.

Wassalaamu ‘alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Rasul

Rasul dalam ajaran Islam
Rasul (bahasa Arab: رسول Rasūl; Plural رسل Rusul) adalah seseorang yang mendapat wahyu dari Allah dengan suatu syari'at dan ia diperintahkan untuk menyampaikannya dan mengamalkannya. Setiap rasul pasti seorang nabi, namun tidak setiap nabi itu seorang rasul, dengan demikian, jumlah nabi jauh lebih banyak dibanding jumlah rasul.

Menurut syariat Islam jumlah rasul ada 312, sesuai dengan hadits yang telah disebutkan oleh Muhammad, yang diriwayatkan oleh At-Turmudzi.

Menurut Al-Qur'an Allah telah mengirimkan banyak nabi kepada umat manusia. Seorang rasul memiliki tingkatan lebih tinggi karena menjadi pimpinan ummat, sementara nabi tidak harus menjadi pimpinan. Di antara rasul yang memiliki julukan Ulul Azmi adalah Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad.bMereka dikatakan memiliki tingkatan tertinggi di kalangan rasul. Rasul yang terbanyak diutus oleh Allah adalah kepada Bani Israel, berawal dari Musa, berakhir pada Isa, dan di antara keduanya terdapat seribu nabi.

Rasul dalam al-Qur'an dan hadits
Dari Al-Quran dan hadits disebutkan beberapa nama nabi sekaligus rasul, di antaranya yaitu:

Syits diutus untuk memimpin anak cucu Adam dan bani Qabil.
Idris diutus untuk bani Qabilbdi Babul, Iraq dan Memphis dan bani Syits di Abu Qubays hingga Mesir.
Nuh diutus untuk bani Rasib di wilayah Selatan Iraq.
Hud diutus untuk ʿĀd yang tinggal di Al-Ahqaf, Yaman.
Shaleh diutus untuk kaum Tsamūd di Semenanjung Arab.
Ibrahim diutus untuk bangsa Kaldeā di Kaldaniyyun Ur, Iraq.
Luth diutus untuk negeri Sadūm dan Amūrah di Syam, Palestina.
Isma'il diutus untuk untuk penduduk Al-Amaliq, bani Jurhum dan qabilah Yaman, Mekkah.
Ishaq diutus untuk Kanʻān di wilayah Al-Khalil, Palestina.
Yaqub diutus untuk Kanʻān di Syam.
Yusuf diutus untuk Hyksos dan Kanʻān di Mesir.
Ayyub diutus untuk bani Israel dan bangsa Amoria (Aramin) di Horan, Syria.
Syu'aib diutus untuk kaum Rass, negeri Madyan dan Aykah.
Musa dan Harun diutus untuk bangsa Mesir Kuno dan Bani Israel di Mesir.
Zulkifli diutus untuk bangsa Amoria di Damaskus.
Yunus diutus untuk bangsa Assyria di Ninawa, Iraq.
Ilyas diutus untuk Funisia dan bani Israel, di Ba'labak Syam.
Ilyasa diutus untuk bani Israel dan kaum Amoria di Panyas, Syam.
Daud diutus untuk bani Israel di Palestina.
Sulaiman diutus untuk bani Israel di Palestina.
Zakaria diutus untuk bani Israil di Palestina.
Yahya diutus untuk bani Israil di Palestina.
Isa diutus untuk bani Israil di Palestina.
Muhammad seorang nabi dan rasul terakhir yang diutus di Jazirah Arab untuk seluruh umat manusia dan jin.
Terdapat beberapa perbedaan pendapat tentang siapa nabi sekaligus rasul pertama kali diutus kepada suatu kaum. Sebagian berargumen dengan dalil Al-Qur'an dan hadits bahwa nabi sekaligus rasul pertama adalah Nuh, sedangkan pendapat lain mengatakan nabi dan rasul pertama adalah Syits.

Adam yang diutus sebelumnya hanyalah bertaraf sebagai nabi, dan tidak memiliki kewajiban untuk menyebarkan risalah yang mereka yakini. Sedangkan Khaḍr adalah seorang nabi yang dianggap misterius, tidak diketahui lebih lanjut untuk kaum apa dia diutus.

Perbedaan nabi dan rasul
Berikut ini adalah perbedaan nabi dan rasul:
Jenjang kerasulan lebih tinggi daripada jenjang kenabian.
Rasul diutus kepada kaum yang kafir, sedangkan nabi diutus kepada kaum yang telah beriman.
Syari’at para rasul berbeda antara satu dengan yang lainnya, atau dengan kata lain bahwa para rasul diutus dengan membawa syari’at baru.
Nabi yang pertama adalah Adam dan rasul pertama adalah Nuh.
Seluruh rasul yang diutus, Allah selamatkan dari percobaan pembunuhan yang dilancarkan oleh kaumnya. Adapun nabi, ada di antara mereka yang berhasil dibunuh oleh kaumnya.

Kriteria nabi dan rasul
Dikatakan bahwa nabi dan rasul memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi, di antaranya adalah:
Dipilih dan diangkat oleh Allah.
Mendapat mandat (wahyu) dari Allah.
Bersifat cerdas.
Dari umat bani Adam (manusia).
Nabi dan rasul adalah seorang pria.

Doa Abu Dzarr


By : KH Shobirun Ahkam
Imam at Tirmidzi dan Al Hakim meriwayatkan doa luar biasa yang membuat Abu Dzarr terkenal di kalangan para malaikat di langit.
ال الحكيم الترمذي في نوادر الأصول: حدثنا عمرو بن أبي عمرو قال: حدثنا أبو همام الدلال عن إبراهيم بن طهمان عن عاصم بن أبي النجود عن زر بن حبيش عن علي بن أبي طالب رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم، "أنه أتاه جبريل عليه السلام، فبينا هو عنده إذ أقبل أبو ذر فنظر إليه جبريل، فقال هو أبو ذر، قال فقلت: يا أمين الله وتعرفون أنتم أبا ذر؟ قال: نعم، والذي بعثك بالحق إن أبا ذر أعرف في أهل السماء منه في أهل الأرض، وإنما ذلك لدعاء يدعو به كل يوم مرتين، وقد تعجبت الملائكة منه، فادع به فاسأله عن دعائه، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: يا أبا ذر دعاء تدعو به كل يوم مرتين ؟ قال: نعم فداك أبي وأمي، ما سمعته من بشر، وإنما هو عشرة أحرف ألهمني ربي إلهاما، وأنا أدعو به كل يوم مرتين، أستقبل القبلة فأسبح مليا وأهلله مليا، وأحمده وأكبره مليا، ثم أدعو بتلك عشر كلمات: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيْماَناً داَئِماً، وَأَسْأَلُكَ قَلْباً خاَشِعاً، وَأَسْأَلُكَ عِلْماً ناَفِعاً، وَأَسْأَلُكَ يَقِيْناً صاَدِقاً، وَأَسْأَلُكَ دِيْناً قَيِّماً، وَأَسْأَلُكَ الْعاَفِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةِ، وَأَسْأَلُكَ تَماَمَ الْعاَفِيَةِ، وَأَسْأَلُكَ دَواَمَ الْعاَفِيَةِ، وَأَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعاَفِيَةِ ، وَأَسْأَلُكَ الْغِنَى عَلَى النَّاسِ، قال جبريل: يا محمد والذي بعثك بالحق نبيا، لا يدعو أحد من أمتك بهذا الدعاء إلا غفرت له ذنوبه، وإن كانت أكثر من زبد البحر وعدد تراب الأرض ولا يلقى أحد من أمتك وفي قلبه هذا الدعاء إلا اشتاقت له الجنان، واستغفر له الملكان، وفتحت له أبواب الجنة ونادت الملائكة: يا ولي الله ادخل أي باب شئت "
Artinya: “Sesungguhnya Jibril AS pernah datang pada Nabi SAW, dimana suatu ketika Abu Dzarr datang menghadap, sontak Jibril mengamati lalu berkata, “Diakah Abu Dzarr?” Saya (nabi) bersabda, “Hai kepercayaan Allah, kalian para malaikat juga mengenal Abu Dzarr?.” Jibril berkata, “Tentu, demi yang telah mengutus kau dengan hak, di kalangan penghuni langit Abu Dzarr lebih terkenal daripada di kalangan penghuni bumi. Itu karena doa yang dia baca setiap hari dua kali. Sungguh para malaikat sama takjub padanya, panggil dan tanyailah tentang doa yang dibaca!”
Rasulullah bersabda, “Hai Abu Dzarr, setiap hari kamu berdoa dua kali?.”
Abu Dzarr berkata, “Betul, fidaaka abii wa ummii (artinya ayah dan ibu saya tebusan untuk tuan, namun maksudnya mengucapkan kalimat penghormatan). Saya mendapat doa itu tidak dari manusia, doa yang terdiri dari sepuluh kalimat itu Tuhan saya yang mengilhami. Saya membacanya sehari dua kali. Saya menghadap qiblat untuk bertasbih, dan bertahlil, bertakbir dan bertahmid sebentar. Lalu saya berdoa dengan sepuluh kalimat itu:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيْماَناً داَئِماً، وَأَسْأَلُكَ قَلْباً خاَشِعاً، وَأَسْأَلُكَ عِلْماً ناَفِعاً، وَأَسْأَلُكَ يَقِيْناً صاَدِقاً، وَأَسْأَلُكَ دِيْناً قَيِّماً، وَأَسْأَلُكَ الْعاَفِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةِ، وَأَسْأَلُكَ تَماَمَ الْعاَفِيَةِ، وَأَسْأَلُكَ دَواَمَ الْعاَفِيَةِ، وَأَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعاَفِيَةِ ، وَأَسْأَلُكَ الْغِنَى عَلَى النَّاسِ

Allahumma inni as aluka imanan daiman. Wa as aluka qalban khasyi'an. Wa as aluka'ilman nafi'an. Wa as aluka yaqinan sodiqan. Wa as aluka dinan qayiman. Wa as aluka 'afiyah min kulli baliyah. Wa as aluka tamamal'afiyah. Wa as aluka dawamal'afiyah. Wa as aluka syukra 'alal'afiyah. Wa as aluka ghaniya 'aninnas.

Ya Allah, sungguh hamba mohon iman yang kekal pada-Mu. Dan hamba mohon hati yang khusuk pada-Mu. Dan hamba mohon ilmu yang bermanfaat pada-Mu. Dan hamba mohon keyakinan yang benar pada-Mu. Dan hamba mohon agama yang lurus pada-Mu. Dan hamba mohon afiat (selamat) dari segala bahaya pada-Mu. Dan hamba mohon sempurnanya afiat (selamat) pada-Mu. Dan hamba mohon kekalnya afiat (selamat). Dan hamba mohon bisa mensyukuri atas afiat (keselamatan). Dan hamba mohon kekayaan bisa mengalahkan manusia.

Semoga manfaat dan barokah

Pin : Amalan penggugur dosa


Kisah wanita calon penghuni surga


Bagi yang sering mendengarkan nasehat agama majelis taklim, cerita ini mungkin sudah tidak asing lagi, namun disini saya coba untuk menuliskannya kembali.
MUTIAH, wanita yang disebutkan menjadi salah satu wanita calon ahli surga. Ada terjadi beberapa pendapat kontrofersial mengenai kisah ini, sebagian menyebutkan Mutiah adalah wanita pertama calon penghuni surga, namun ada yang membantah karena tidak ada hadits yang memperkuat pendapat itu.
Sebagian lagi berpendapat bahwa Mutiah wanita pertama penghuni surga SETELAH beberapa istri Nabi.
Suatu hari nabi bertanya kepada Fatimah "Wahai Fatimah, apakah kamu tau wanita pertama yang masuk surga selain ummul mukminin, dia adalah ummu Mutiah"
Perkataan nabi tersebut membuat Fatimah bertanya2, siapa Mutiah itu dan ada apa dengannya, kenapa bukan saya yang putri Nabi?
Berhari2 Fatimah mencari informasi tentang Mutiah, setelah mendapatkan info tentang Mutiah, kemudian Fatimah memutuskan untuk bertamu kerumahnya.
Hari pertama Fatimah berkunjung kerumah Mutiah bersama Hasan, anaknya, yang juga cucu Nabi.
Namun sesampainya di rumah Mutiah, Mutiah menolaknya karena suaminya sedang pergi dan tidak boleh memasukan laki2 lain yang bukan mahromnya tanpa izin suaminya, Fatimah pun di minta datang keesokan harinya.
Hari kedua Fatimah kembali lagi kerumah Mutiah, tapi kali ini bersama Hasan dan Husain. Lagi2 Mutiah menolak, karena yang mendapat izin dari suaminya hanya Hasan, sedangkan Husein belum mendapat izin, sehingga Fatimah di minta datang hari berikutnya.
Hari ketiga setelah mendapat izin dari suami Mutiah, kedatangan Fatimah beserta Hasan dan Husein pun diterima oleh Mutiah, dan mereka dipersilahkan masuk kerumah.
Rumah Mutiah tegolong sederhana, tidak ada barang mewah maupun benda2 yang berharga, namun bersih dan tertata rapi. Fatimah masih penasaran, sebenarnya apa yang membuat Mutiah menjadi wanita pertama calon ahli surga setelah ummul mukminin mengalahkan dirinya,,,?
Mutiah menyambut kedatangan putri Nabi sambil mempersiapkan makanan untuk suaminya, karena sebentar lagi suaminya pulang.
Di meja makan Fatimah melihat sebuah cambuk, ia penasaran dan bertanya pada Mutiah, untuk apa cambuk itu. "Cambuk itu saya sediakan untuk suami saya, apabila saya bersalah dalam melayani suami saya, saya ridho dicambuk oleh suamiku, dari pada saya berdosa dan disiksa dengan cambuk dari api" Jawaban Mutiah seakan membuat Fatimah menemukan jawaban atas rasa penasarannya selama ini.
GHUMAIROH Istrinya Abu Tholhah, yang di tinggal perang oleh suaminya sedangkan anaknya dalam keadaan sakit, yang akhirnya meninggal.
Setelah suaminya pulang dari berjihat, seperti biasa Ghumairoh menunaikan kewajibannya mengurus dan melayani suaminya dengantidak menunjukan kesedihan.
Hingga suaminya menanyakan tentang keadaan anaknya, diapun menjawab bahwa anaknya baik2 saja dan sekarang sudah tenang.
Selesai melayani suaminya dan suaminya sudah merasa nyaman Ghumairoh bertanya "Wahai suamiku, bagaimana apabila kita dititipi sesuatu dan yang memiliki kemudian mengambilnya?"
"Kembalikan hak itu atas pemiliknya" jawab Abu Tholhah, suaminya.
Baru kemudian Ghumairoh menceritakan tentang kematian anaknya.
Cerita itu kemudian sampai pada Nabi, dan Beliaupun mengatakan bahwa wajib baginya (Ghumairoh) surga.
Disebutkan juga sebuah kisah, seorang istri (dilupakan namanya) yang ditinggal pergi berjihad oleh suaminya, dan suaminya berpesan, apapun yang terjadi sang istri tidak diizinkan ke luar rumah. Hingga suatu saat dia kedatangan utusan yang menyampaikan pesan bahwa ibunya sakit, namun karena menjaga amanah dari suaminya sang istripun tidak bisa datang menjenguk ibunya. Sampai 3 kali utusan itu datang, dan sang istri pun tetap tidak bisa meninggalkan rumahnya karena pesan dari suaminya, sehingga sang ibu pun meninggal.
Setelah cerita itu di sampaikan kepada Nabi, Beliau menjawab "Wajabat lahul jannah"
Sahabat.....
Dari kisah2 diatas dapat kita fahami, begitu mulianya seorang istri memuliakan/ takdhim kepada suaminya, menjaga amanahnya, serta menthoati suaminya. (thoat dalam urusan yang makruf)
Dan surga adalah balasan baginya (istri).
Sampai2 apa bila di perbolehkan seorang manusia menyembah sesama manusia Nabi akan memerintahkan seorang istri menyembah suaminya.
Karena menyembah selain Alloh adalah amalan syirik, maka cukup seorang istri menthoati suaminya (Thoat bil ma'ruf)
Semoga manfaat dan barokah

7 Golongan yang mendapat naungan Allah dihari kiamat


Anda seorang laki-laki. Suatu ketika seorang wanita cantik dan terpandang datang mengajak anda berkencan, bagaimanakah perasaan anda? Mampukah anda menolaknya? Kalau anda bisa menghindar dari godaan yang paling menggiurkan itu maka andalah salah satu calon ahli Surga yang kelak akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.

Seorang calon penghuni surga tidak hanya dituntut untuk beribadah dengan benar sesuai tuntunan Allah dan Rasulullah secara tertib dan tekun NAMUN juga harus dapat menghindarkan diri dari segala perbuatan dosa dan berbagai kemaksiatan. Dalam Hadist Shohih Muslim No. 91 – (1031) Kitabul Kusuf, Rasulullah s.a.w. mendeskripsikan 7 (tujuh) golongan yang kelak pada hari kiamat akan mendapatkan naungan dari Allah. Siapakah mereka? Apakah kita masuk dalam salah satu golongan itu?

Tujuh golongan manusia istimewa itu adalah:

Imam yang adil,
Remaja yang tumbuh sejak kecil terus beribadah kepada Allah,
Laki-laki yang hatinya digantungkan pada masjid,
Dua orang laki laki yang saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul karna Allah dan berpisah juga karna Allah,
Laki-laki yang didatangi perempuan terhormat yang cantik (mengajak berzina) namun ia menolak dan mengatakan aku takut kepada Allah,
Laki-laki yang bersedekah sesuatu, memberikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa-apa yang diinfakkan oleh tangan kanannnya,
Laki-laki yang berzikir saat sepi dan meneteskan air mata (karena takut kepada Allah)
91 – (1031) حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، جَمِيعًا عَنْ يَحْيَى الْقَطَّانِ، قَالَ زُهَيْرٌ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللهِ، أَخْبَرَنِي خُبَيْبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: ” سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ، فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ يَمِينُهُ مَا تُنْفِقُ شِمَالُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا، فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ “رواه مسلم ج1
Rasulullah SAW bersabda,”Ada tujuh golongan yang Allah akan menaungi (kelak di hari kiamat) dalam naunganNYA yang saat itu tidak ada naungan kecuali naungan Allah, (1) imam yang adil, (2) dan remaja yang tumbuh sejak kecil terus beribadah kepada Allah, (3) dan laki-laki yang hatinya digantungkan pada masjid, (4) dan dua orang laki laki yang saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul karna Allah dan berpisah juga karna Allah, (5) dan laki-laki yang didatangi perempuan terhormat yang cantik (mengajak berzina) namun ia menolak dan mengatakan aku takut kepada Allah, (6) dan laki-laki yang bersedekah sesuatu, memberikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa-apa yang diinfakkan oleh tangan kanannnya, (7) dan laki-laki yang berzikir saat sepi dan meneteskan air mata (karena takut kepada Allah)

[Hadist Shohih Muslim No. 91 – (1031) Kitabul Kusuf

Inspirasi : Ilmu yakin

Saptuari Sugiharto > Belajar Wirausaha Bareng Saptuari
ILMU YAKIN...
Minggu lalu saya dapat rejeki, waktu pulang dari satu tempat saya melihat seorang simbah-simbah berkain jarik membawa tenggok bambu sedang berjalan di pinggir jalan aspal yang ramai, langsung motor saya pepetkan di depan simbah itu..
"Ajeng ten pundi mbah? Monggo sareng leh kulo.." Saya mengajak simbah itu untuk saya boncengkan.
"Inggih mas, matur nuwun.." Tanpa ragu simbah itu naik ke boncengan, siuuutt! PW.. Posisi wuenak!
Motor saya gas pelan, ternyata siang itu saya akan dapat ilmu baru..

Namanya mbah Muji, sehari-hari jualan toge di sebuah pasar di Jogja. Kalau pagi mbah Muji diantar oleh cucunya naik motor sejauh 6 kilometer, cucunya lanjut kerja sampai sore sehingga tidak bisa menjemput mbah Muji ke pasar. Bubaran pasar jam 11 siang, mbah Muji pulang dengan naik bis, turun di perempatan jalan besar, lalu harus berjalan kaki 3 kilo sampai ke rumah di siang hari yang panas itu..
Whottt! Jalan kaki pulangnya?
Begini terjemahannya dari bahasa Jawa,
"Simbah dulu naik sepada mas tiap ke pasar, cuman sudah 5 tahun ini simbah diantar, pulangnya ngebis, sudah nggak kuat naik sepeda pulang-pergi.."
"Lho bukannya kalau pulang juga jalannya jauh mbah, 3 kilo lho sampai dusun nya simbah.."
"Mboten mas, selama 5 tahun ini hanya 3-4 kali simbah jalan sampai rumah, selalu tiap hari ada saja yang memboncengkan simbah, gonti-ganti orangnya, simbah diantar sampai depan rumah.. Simbah juga gak kenal mereka, ada yang tentara, ada yang cah kuliah, bergantian mereka memboncengkan simbah, padahal simbah juga tidak mengenal mereka.. Simbah yakin saja, pasti Allah yang akan memilihkan dari ratusan orang yang lewat di jalan itu untuk mengantar simbah setiap hari.. Biar jadi pahala mereka semua, simbah tidak bisa membalasnya..."

Wow.. Ilmu yakin Mbah Muji ini mengalahkan teknologi gojek, yang harus pakai gadged untuk memanggil jemputannya.
Seperti siang ini, ilmu yakin mbah Muji yang menarik motor saya dapat giliran mendekat dan merapat di depan langkahnya..
Besok pasti ada orang lain yang akan merapat lagi, mengantarkan simbah untuk pulang ke rumah.. Yakin deh! Dengan perbandingan 5 tahun hanya sesekali jalan kaki, simbah membuktikan Allah hadir setiap hari..

Bagaimana dengan kita?
Ketika "ilmu yakin" belum nancep di dada, kita sering ragu ketika berhadapan dengan masalah, yang dicari selalu solusi, bukan Allah.. Padahal Allah lah pemilik segala solusi.
Jadinya Allah dilupakan, solusi malah gak datang-datang..
Ketika masalah-masalah tak kunjung selesai, kita bersandar pada manusia yang juga lemah, curhat kesana sini, malah seperti mengumbar aib sendiri..

Padahal pesan Allah sangat jelas,
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya”
[QS. Ath Tholaq: 2-3]

Hutang belum selesai, sabarrr.. Bersandar terus pada Allah biar dikasih jalan keluar..
Ibadahnya makin digenjot habis, habissss sehabis-habisnya!

Masalah-masalah seperti buntu, gak ada jalan keluar, sabarr.. Minta ke Allah langsung semua solusinya, yakin pasti ada jalannya..

Ilmu yakin, "Aku ini diciptakan oleh Zat Yang Maha Kaya, kenapa aku harus takut menjadi miskin.."

Simbah sudah sampai di depan rumah, saya pamitan langsung, sambil menyalaminya, simbah mengguyuri saya dengan doa-doa yang membuat saya merinding mendengarnya..

Jogja yang panas siang ini, entah mengapa jadi terasa sejuk tembus ke hati...

Mengapa suami jadi betah di luar


“ Gimana ini ayah pergi ke sana terus ngurus Bapak sakit, saya juga butuh perhatian “, sergah seorang istri pada suaminya, lalu suaminya sontak marah atas ucapan istrinys itu, “ Kamu ngatur aku…?.Lain waktu suami ada keperluan, membantu orang tuanya, memberikan uang sesuai kebutuhan yang diminta , sang istri marah tidak setuju karena merasa masih ada kebutuhan di rumah tangga mereka.
Banyak kejadian seperti di atas yang membuat hubungan suami istri jadi kurang harmonis, malah sebagiannya menjadi factor pencetus terjadinya perceraian. Banyak hal yang menyebabkan ini terjadi beberapa kemungkinan, seorang konseling rumah tangga pernah menyampaikan pendapat dari hasil observasi dan identifikasi jenis keluhan suami ia rumuskan sikap istri yang kurang tepat sebagai berikut,”awalnya ingin dicintai, kemudian ingin memiliki, selanjutnya ingin menguasai “. Ketika sampai pada tahap menguasai maka jadilah anekdot warga DKI (Dibawah Komando Istri), berlanjut dengan sindiran susis (suami sieun istri). Sampai di sini suami jatuhlah harga dirinya, ia menjadi orang yang sangat galak di kantor atau dilingkungannya, atau jadi gampang kles dengan anak. Sementara itu ia mulai terdengar desas desus punya teman ngobrol baru, ia sering pergi dan tak betah di rumah, jarum – super (jarang di rumah suka pergi), bukan primus (pria musyawaroh), kebiasaan buruk muncul jadi agak boros, banyak miting yang kurang jelas, yang ujung-ujungnya tak betah di rumah.
Hal di atas itu yang namanya gangguan peran, jika dibiarkan akan berlanjut dengan gangguan harga diri rendah dengan tandanya mudah tersinggung, atau dapat juga haus akan pujian dari wanita, dan senang sekali dengan penghargaan dari wanita. Jika dibiarkan berlanjut, mungkin suatu saat akan terdengar kabar kurang enak ke telinga istri, bahwa si suami beristri lagi. Jika kebutuhannya di sana terpenuhi maka ia pun rela jika terpaksa harus meninggalkan istri pertamanya. Waah nauzubillah, gawaaat.
Untuk mencegah terjadinya alias antisipasi kata kuncinya dudukanlah suami sesuai peranya, penuhi haknya. Secara umum biarkanlah ia jadi peminpin alih-alih jadi yang dipimpin. Mari kita lihat dalil terkait hal-hal tersebut.
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka “ (An – Nisa 4.:34)
"Tidak halal bagi seorang isteri untuk berpuasa[3], sedangkan suaminya hadir, kecuali dengan ijinnya. Dan ia tidak boleh mengijinkan orang lain masuk rumah suami tanpa ijin darinya. Dan jika ia menafkahkan sesuatu tanpa ada perintah dari suami, maka suami mendapat setengah pahalanya" [HR al-Bukhâri, 5195, dan Muslim, 1026]
"Jika seorang suami mengajak isterinya berhubungan dan isteri menolak, lalu suami marah kepadanya sepanjang malam, para malaikat melaknat isteri itu sampai pagi" [HR al-Bukhâri, 5193, dan Muslim, 1436]
“Maka wanita yang shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada (bepergian) dikarenakan Allah telah memelihara mereka…” (An-Nisa’: 34)
“Apabila seorang wanita mengerjakan shalat lima waktunya, mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia inginkan2.”
“Wanita (istri) mana saja yang meninggal dalam keadaan suaminya ridha kepadanya niscaya ia akan masuk surga.” (HR At-Tirmizi).
Tatkala Mu’adz datang dari bepergiannya ke negeri Syam, ia sujud kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau menegur Mu’adz, “Apa yang kau lakukan ini, wahai Mu’adz?”Mu’adz menjawab, “Aku mendatangi Syam, aku dapati mereka (penduduknya) sujud kepada uskup mereka. Maka aku berkeinginan dalam hatiku untuk melakukannya kepadamu, wahai Rasulullah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan engkau lakukan hal itu, karena sungguh andai aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada selain Allah niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, seorang istri tidaklah menunaikan hak Rabbnya sampai ia menunaikan hak suaminya. Seandainya suaminya meminta dirinya dalam keadaan ia berada di atas pelana (hewan tunggangan) maka ia tidak boleh menolaknya.”(HR Ahmad,HR Ibnu Majah)
Begitu banyak aturan-aturan dalam Islam dalam menuntut rumah tangga yang sesuai dengan ketentuan dan ‘rule-nya’ Allah serta Rasulullah, semata-mata agar terciptanya keharmonisasian dalam berumah tangga, namun Islam juga tidak membenarkan jika ada suami yang berlaku dzolim terhadap istrinya, sama hal-nya suami yang memiliki hak atas istri-nya, begitu juga sebaliknya. Taatilah suami selagi perintahnya tidak maksiat“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Khaliq.” (HR Ahmad).
Surga di telapak kaki Ibu, namun surga istri dibawah ketoatan suami. Ajkh.