Riya

Gindra Gunadi
"RIYA'".

Masih ingatkah kita pada sebuah hadits yang mengisahkan orang yang ahli membaca Al Qur’an, ahli perang hingga ia mati dalam peperangan tersebut dan ahli shodaqoh. Saat didatangkan di hadapan Allah dan diperlihatkan pahala/balasan/ganjaran mereka, Allah bertanya kepada mereka mengenai apa saja amal mereka sehingga pahalanya sedemikian besar. Mereka pun menjawab, kami beramal karena-Mu ya Allah! Allah pun menjawab : “Kadzabta!” alias “Bohong kamu! Kamu ahli membaca Al Qur’an, kamu shodaqoh karena kamu ingin disebut dermawan, kamu berperang karena kamu ingin disebut pemberani.”

Ternyata amalan besarnya tidak dilandasi karena Allah. Akhirnya ketiga orang tersebut diseret malaikat atas perintah Allah untuk dimasukkan neraka, masya Allah!

Tanya kenapa? Karena ibadahnya riya’ (pamer) dan sum’ah (ingin didengar).

Setiap amalan sangat tergantung pada niat.

Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda,
إنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Sesungguhnya amal itu tergantung dari niatnya. Dan setiap orang akan memperoleh apa yang dia niatkan.”(HR. Bukhari dan Muslim)

مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِى قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِىَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهَ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا قُدِّرَ لَهُ

“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya.
Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan menceraiberaikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.” (HR. Tirmidz)

Dan firman Allah Ta’ala,
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَ يُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَ يُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَ ذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
“Dan mereka tidak diperintah kecuali menyembah Allah dengan cara memurnikan Agama dengan niat karna Allah dengan condong, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah: 5)”.

Dan Allah pun mengetahui segala sesuatu yang ada dalam isi hati hamba. Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ إِنْ تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ

"... menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui”." (QS. Ali Imran: 29)

Dalam ayat lainnya, Allah memperingatkan dari bahaya riya’, dalam firman-Nya,
لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ
“Jika kamu mempersekutukan (Rabbmu), niscaya akan hapuslah amalmu.” (QS. Az Zumar: 65)

Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda,
قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
“Allah Tabaroka wa Ta’ala berfirman : Aku sama sekali tidak butuh pada sekutu dalam perbuatan syirik. Barangsiapa yang menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku akan meninggalkannya (maksudnya: tidak menerima amalannya) dan perbuatan syiriknya.”( HR. Muslim no. 2985, dari Abu Hurairah)

Amalan seseorang yang berbuat riya’ (tidak karena Allah), itu adalah amalan batil yang tidak berpahala apa-apa, bahkan ia akan mendapatkan dosa.

Semoga manfaat dan barokah.