4 hikmah dalam satu ayat surat Yunus ayat 57

"...4 HIKMAH DALAM 1 AYAT...yg sering hanya di baca saja dan ter lewati begitu saja...."
Saya kutip dr rangkuman FADHOIL AL QUR AN WA AHLI..
By : KH Abdul azis ridwan...
ياأيها اأناس قد جاءتكم موعظة من ربكم وشفاء لما في الصدور وهدى ورحمة للمؤمنين....( سورة يونس ٥٧ )...
yg artinya : wahai manusia ! sungguh telah datang pd mu , pelajaran ( Al qur an ) dr tuhan mu , penyembuh dr penyakit yg ada dlm dada , dan petunjuk serta rahmat bagi org yg ber iman ( Qs yunus 57 )......
Saudara iman , terkadang dr satu ayat saja ..itu banyak bisa kita tarik sebuah hikmah...tapi terkadang..mungkin...karena :
1- kita hanya membaca saja...
2- kita kurang mentadhaburi...
3- kita banyak lahan ...
4- kita banyak bergurau yg gk manfaat..dst nya...
akhir nya...sebuah hikmah itu terlewati begitu saja....
Ok...skrg kita bahas ayat di atas...di situ kita bisa ambil 4 hikmah :
1- pada kalimat موعظة.....
yg artinya ...sebuah keterangan...maksud nya...Al qur an..adalah sebuah keterangan yg bisa menggetar kan jiwa.
di kisahkan dulu ada pencuri yg bernama fudail bin iyad...sdh msk rumah korbanya...pas si pemilik rumah sholat mlm dan membaca QS Hadid ayat 16...yg artinya "...Apakah blm saat nya..org iman itu tuk khusyuk ingat pd Allah.."...
begitu mendengar ayat itu si fudail lgsg taubat...gk mencuri lagi...dan akhirnya mondok mencari ilmu..dan akhir nya..menjadi ulama yg fakih....
2- pada kalimat وشفاء..
yg artinya..obat...maksudnya Al qur an adalah obat nya...penyakit fisik maupun penyakit sikis / hati..
bnyk di kisahkan cukup dg Qs Alfatihah saja bisa tuk sembuhkan luka gigitan binatang....lho...trus org yg galau , bingung , gelisah...kok cari obat kesana kemari...obat nya ada di Al qur an mas bro....
3- pada kalimat وهدى..
yg artinya ..petunjuk...maksud nya..di dlm Al qur an..itu sdh lengkap petunjuk tuk manusia...tuk apa dia hidup...dan bagaimana cara hrs hidup...itu dah ada..
- hidayah Al gholizah / insting
- hidayah Dilalah
- hidayah taufik...
dah lengkap di situ ..smua...cuma saja..kadang kita blm mampu..tuk mengambil nya...
4- pada kalimat ورحمة..
yg artinya ..bisa mencakup 3 point :
- magfiroh = ampunan
- sakinah = ketenangan
- sa adah = kebahagia an...
bayangkan...umpama dlm sebuah kluarga itu...ayah ..ibu...anak anak nya..hoby membaca dan mengkaji Al qur an...mk 3 itu...ampunan , ketenangan , kebahagiaan akn hadir di kluarga itu.
Saudara iman...itu baru dr 1 ayat saja...bagaimana dg ayat ayat yg lain nya...??????.....
kembali lagi...bukan krn salah Al qur an nya....kita blm bisa menemukan sebuah hikmah nya...tapi salah manusia nya...krn mungkin...hanya membaca saja..tapi tdk mau mentadhaburi nya ( menjiwai lbh dalam )....
atau krn manusia nya...bnyk yg di sibukkan hal hal yg gak penting..atau krn manusia nya..bnyk bercanda yg ber lebihan...atau krn manusia nya..yg banyak di sibuk kan lahan...dan atau karena...atau karena..atau karena...yg lain nya...silahkan di teruskan sendiri......!!!!!
.......FA AINA TADZHA BUUUUN....???....
......( hendak kemana engkau akn melangkah pergi.....????.......)......

Niat karena Allah

Niat Karena Allah SWT


niat-karena-allah
Niat karena Allah harus selalu kita dahulukan dalam mengerjakan aktifitas apapun.
Niat karena Allah harus selalu kita dahulukan dalam mengerjakan aktifitas apapun. Sering kita mendengar kalimat, “Ana uhibbuki fillah,“Aku mencintaimu karena Allah“. Atau saat kita akan mengaji, kita diingatkan oleh guru ngaji untuk selalu menata hati agar selalu karena Allah SWT. Sebenarnya apakah niat karena Allah itu? Mengapa di setiap keadaan, manusia selalu diingatkan untuk menata hatinya untuk selalu niat karena Allah. Sebelum melangkah lebih jauh, yuuk kita bahas pengertian dan maksud dari niat itu sendiri.
NIAT
Siapa saja yang menginginkan melakukan sesuatu, maka pasti ia telah berniat. Semisal di hadapannya disodorkan makanan, lalu ia punya keinginan untuk menyantapnya, maka ketika itu pasti ia telah berniat. Niat itu pekerjaannya hati, bukan pekerjaan lisan. Niat letaknya dalam hati dan tidak perlu sama sekali diucapkan/dilafadzkanKarena niat itu pekerjaan hati, antara makhluk dengan sang Peciptanya, Allah Subhanallahu wa ta’ala.
Akan tetapi banyak orang yang antara lisan dengan hatinya tidak sama, sebagai perbandingan ada seseorang bershadaqoh kepada pengemis denganniat karena Allah tanpa diucapkan, walaupun sedikit yang yang dishadaqohkan maka insyaAllah ia akan mendapat pahala di sisi Allah. Sebaliknya, ada orang kaya yang memberi shadaqoh $1,000 kepada orang miskin dengan mengatakan,
“Aku memberimu uang $1,000 ini kepadamu dengan niat ikhlas lillahi ta’ala, aku tidak mengharap apa-apa darimu atau dari orang lain,”
tapi ketika disanjung, ia merasa bangga dipuji sebagai dermawan. Maka sia-sialah shadaqoh $1,000 tersebut dan ucapan niatnya sama sekali tidak berguna.
Bahkan melafadzkan niat sungguh menunjukkan dangkalnya akal dan agama seseorang. Dari sisi agama melafadzhkan niat adalah suatu ajaran yang tidak ada tuntunannya. Dari sisi akal sehat, contoh melafadzhkan niat sebagaimana halnya orang yang hendak makan. Lantas ia berniat, “Saya berniat untuk meletakkan tanganku di atas piring ini …” Maka ini semisal dengan oarang melafadzhkan niat “Aku berniat shalat wajib pada saat ini sebanyak empat raka’at secara berjam’ah dikerjakan tepat waktu karena Allah Ta’ala.” Kerjaan seperti melafadzhkan niat ketika akan makan maupun sholat, tentu saja pekerjaan orang yang kurang paham dan jahil.
Yang namanya niat adalah sampainya ilmu, artinya jika sampai ilmu untuk melakukan sesuatu, maka berarti telah niat secara pasti. Jika seseorang ingin mengerjakan sesuatu, maka secara logika tidak mungkin ia melakukannya tanpa niat. Begitu pula tidak mungkin seseorang yang tidak punya kehendak apa-apa dikatakan telah berniat.
NIAT KARENA ALLAH SWT
Niat karena Allah SWT adalahmelakukan segala perbuatan yang tujuannya hanya kepada Allah SWT. Atau dalam bahsa Arabnya yaitu Lillahi-Ta’ala (kepada Allah yang maha luhur). Tujuannya adalah “Yarjuuna Rohmatahu Wayakhoofuuna Adzaabah”  alias niat yang hanya berharap Rohmat Allah (ridho Allah dan surga Allah) dan khawatir/takut dari azab/siksa/neraka Allah. Ini mudah diucapkan damun dalam prakteknya perlu perjuangan dan konsistensi. Yap, melakukan segala aktifitas keseharian kepada Allah yang semata diniati karea Allah akan mendatangkan pahala dan pertolongan Allah. Sebaliknya, bila melakukan segala aktifitas keseharian yang tidak dilandasii karena Allah, tidak mendatangkan pahala bahkan merugikan diri sendiri. Jadi hanya amalan kita setiap hari yang “karena Allah” saja yang akan dibalas pahala oleh Allah.
siduta-instagram-niat-karena-allah-ayat-alquran-allail-19-21
Masih ingatkah kita pada sebuah hadits yang mengisahkan orang yang ahli membaca Al Qur’an, ahli perang hingga ia mati dalam peperangan tersebut dan ahli shodaqoh. Saat didatangkan di hadapan Allah dan diperlihatkan pahala/balasan/ganjaran mereka, Allah bertanya kepada mereka mengenai apa saja amal mereka sehingga pahalanya sedemikian besar. Mereka pun menjawab, kami beramal karena-Mu ya Allah! Allah pun menjawab : “Kadzabta!” alias “Bohong kamu! Kamu ahli membaca Al Qur’an, kamu shodaqoh karena kamu ingin disebut dermawan, kamu berperang karena kamu ingin disebut pemberani.”
Duhh..ketahuan deh, ternyata amalan besarnya tidak dilandasi karena Allah. Akhirnya ketiga orang tersebut diseret malaikat atas perintah Allah untuk dimasukkan neraka, masya Allah! Tanya kenapa? Karena ibadahnya riya’ annas (pamer pada manusia), sum’ah (ingin didengar).
Banyak pekerjaan ibadah yang rentan perubahan niat ini. Niat bisa terdeviasi dan terdeformasi. Niat karena Allah dan tidak, perbedannya tipis. Niat karena Allah hanya diketahui Allah dan dirinya, malaikat saja tidak tahu kita sudah menata hati untuk niat karena Allah ataukah belum. Kita hadir ke pengajian seudahkah diniati niat karena Allah? Bukan karena faktor “kebiasaan” misalnya hari Senin dan Rabu “biasanya” ada pengajian tanpa dipasang niat karena Allah. Apakah kita datang ke pengajian karena “seseorang” misal karena ada “kecengan“? Hehe…apa ada yang kene’an ya? 😀
Kita perlu memantapkan dalam hati saat beribadah apapunseperti sholat, zakat, puasa, ibadah haji, shodaqoh, amal shalih kita. Bukan karena dilihat orang lain, bukan karena ingin di dengar oleh orang lain, bukan karena ingin dapat pujian manusia, dan bukan karena pamer amalan. Atau karena orang lain tidak mengerjakan amal shalih tersebut kemudian kita juga tidak mengerjakan, lha pahala & surga khan untuk kita sendiri, pahala yo damel kulo piyambak.
siduta-instagram-niat-karena-allah-ayat-alquran
Nabi Muhammad SAW dan awalul mu’minin Muhajirin berhijrah dengan niat karena Allah, seperti yang difirmankan Allah :
“Juga bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung hal aman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS 59:9)
Niat merupakan syarat syahnya suatu ibadah. Dalil dari hal ini adalah sabda Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam.
“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung dari niatnya.” HR. Bukhari.
Niat thoharoh (bersuci) seperti akan berwudhu, mandi, tayamum, niat shalat, puasa, haji dan zakat, menunaikan kafaroh, serta berbagai ibadah lainnya, niat tersebut tidak perlu dilafadzhkan. Bahkan saat kira berpuasa, niat harus ada sebelum terbit fajar. Niat tidak perlu dilafalkan, niat ada di dalam hati. Adapun apabila kita sudah melalukan sholat tarawih dan sahur, itu sudah termasuk niat.
Jangan sampai kita berpuasa niatnya karena diet kesehatan dan bukan karena menjalankan kewajiban puasa ramadhan, bukan karena taat pada perintah Allah. Orang yang puasa karena niat diet, insyaAllah akan memperoleh kesehatan, namun tidak memperoleh pahala akhirat. Sedangkan yang melakukan puasa karena taat pada perintah Allah dan Rasulnya, mendapat kedua-duanya, yaitu manfaat kesehatan dan pahala akhirat.
Renungan Untuk Kita 
Mendekati hari raya qurban, marilah kita menata hati kita untuk menyembelih hewan diniati karena Allah. Yakin, bahwa bukan banyaknya hewan qurban yang dihitung pahala, akan tetapi ketaatan kepada Allah SWT lah yang menjadi hitungan pahala disisiNya. Jangan sampai di hati kita muncul setitik niat untuk dipuji orang, “Wah, Bapak ini bondho ya, sampai bisa shodaqoh qurban seekor sapi. Padahal kan rupiah sedang naik.” Lalu mendengar kalimat pujian tersebut, kita merasa bangga. Dalam islam, ini tidak diperbolehkan. Tetap harus diniati ibadah pada Allah, dan mengikuti sunnah Rasul. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,

اتَّبِعُوا، وَلا تَبْتَدِعُوا فَقَدْ كُفِيتُمْ، كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ

“Ikutilah petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, janganlah membuat amalan yang tanpa tuntutan. Karena petunjuk beliau sudah cukup bagi kalian. Semua amalan tanpa tuntunan adalah sesat.”(Diriwayatkan oleh Ath Thobroniy)

عن سفيان الثوري قال :  مَا عَلَجْتُ شَيْأً أَشَذَّ عَلَيَّ مِنْ نِيَّتِيْ لِأَنَّهَا تَتَقَلَّبُ عَلَيَّ.  أخرجه أبو نعيم في الحية

Dari Sufyan Attsauriyy, Sufyan berkata :
“Sesuatu yang sangat sulit aku sembunyikan yaitu niat, karena niat itu mudah berubah-ubah.”
Kita ibadah memang harus dipasang niat karena Allah, kita ibadah memang berharap Ridho Allah dan tentunya dimasukkan surga Allah, sesuai doa kita “Robbanaa aatina fiddunya hasanah, wafil aakhiroti hasanah, waqinaa adzaabannar”,”Allohumma inni as aluka ridhooka wal jannah, wa a’uudzubika min sakhotika wannar”,”Allohumma innaa na’udzubika min annusyrika bika syai’an na’lam, wa nas taghfiruka limaa la na’lam.”
Kita ibadah ya tentu harus ada pengharapan, dan Allah pun memerintahkan demikian, dalam doa-doa yang diajarkan Rasulullah juga demikian yaitu mencari ridho dan surga Allah dan supaya terhindar dari adzab dan neraka Allah.
Silahkan kita renungkan sendiri, manakah yang benar, perlukah melafadzhkan niat atau tidak? Namun tentu saja itu berdasarkan ilmu dan bukan sekedar menurut hawa nafsu semata atau manut pada apa kata Pak Kyai semata.
Akhirnya, kita perlu banyak berdoa, semoga Allah senantiasa menjaga niat kita tetap lempeng bin lurus niat karena Allah semata, tidak niat riya’, ingin didengar(sum’ah), pupujieun (ingin dipuji), dll. Aamiin…
*diambil dari ldii.or.id dan berbagai sumber

Masjid Al Aqsa

e Real Masjid Al Aqsa
The Real Masjid Al Aqsa
Dear Muslims, Please make sure you and your children know which is the real Masjid Al Aqsa

Many Muslims think the Al-Sakhrah Mosque (shown on the right) also know as the "Dome of the rock" is the Al-Aqsa Mosque!!
!!!!THIS IS NOT TRUE!!!
The main reason behind this is public ignorance. The Al-Aqsa Mosque is the Mosque shown on the left.
This is the Al-Sakhrah Mosque!!( Dome of the rock)

This ( see above) is the Al-Sakhrah Mosque!!(Also known as the Dome of the rock) NOT the Al-Aqsa Mosque.


This is the real Al-Aqsa Mosque shown below!!

The Al-Aqsa Mosque where the Prophet Muhammad (sallal la ho alaihe wasalam) led salat with all the prophets, from Adam (alaihe ssalam) to Isa (alaihe ssalam).

Please make sure you and your children, your friends all know which is the real Masjid Al Aqsa. Check your house for pictures!! many people have picture in there homes showing the wrong mosque!!
In Islam Al-Aqsa is one of the three most sacred places after Mecca and Medina.

 Masjid Al Aqsa


Did you know?

  1. That, Masjidul Al Aqsa was the second Masjid on earth.
  2. That, it was built 40 years after the Ka’ba in Makkah.
  3. That, most scholars are of the opinion that Masjidul Al Aqsa was first built by Prophet Adam [as].
  4. That, Ibrahim [as] rebuilt the Masjidul Al Aqsa in Jerusalem as he and Ismail [as] rebuilt the Ka’ba in Makkah.
  5. That, Prophet Daud [as] began the rebuilding of Masjidul Al Aqsa.
  6. That, it was Prophet Sulayman [as] who finally completed the building of Masjidul Al Aqsa.
  7. That, Masjidul Al Aqsa built by Sulayman [as] was destroyed in 587 BC by Nebuchadnezzar King of Babylon.
  8. That, the Jews call this same Masjidul Al Aqsa built by Sulayman [as] as their Temple.
  9. That, the Jews re-built their Temple on them same site in 167 BC but was destroyed in 70 AD and Jews banished from Jerusalem.
  10. That, the site of Masjidul Al Aqsa remained barren and was used as a rubbish tip for nearly 600 years until the Great Khalifah Umar bin Khattab liberated Jerusalem in 637/8 AD.
  11. That, the Khalifah Umar bin Khattab began the foundation of Masjidul Al Aqsa and a timber mosque was built.
  12. That, the Umayyad Khalifah, Abd’ al Malik ibn Marwan in 691/2 [72/73 AH] began the construction of, Dome of the Rock – today this is the Golden Domed Mosque.
  13. That, the al Buraq wall or Western Wall where Prophet Muhammad [saas] tied his animal the Buraq on the night journey of al Isra is what the Jews call the wailing wall.
  14. That, to Muslims it is the land or the Haram Sharif area which is most holy and important.
  15. That, the Haram area of Al Aqsa has within it the Masjidul Al Aqsa [Black Domed Mosque] and Dome of the Rock [the Golden Domed Mosque].
  16. That, Israel occupied Masjidul Al Aqsa in 1967.
  17. That, the fundamentalist Jews have made 100’s of attempts to destroy Al Aqsa since 1967 when they occupied it. A fire in 1967 started by their help destroyed the 900 year old Mimbar installed by Slaudeen Ayub, the Great Muslim Hero.
  18. That, the fundamentalist want to blow up and destroy Masjidul Al Aqsa and replace it with a Jewish Temple.

Larangan bunuh diri

Larangan berputus asa dan bunuh diri

Patah hati karena ditinggal nikah oleh kekasih, dunia serasa runtuh menghimpit tubuh, hasrat diri ingin mengakhiri semua luka dan air mata, seorang wanita memilih untuk bunuh diri. Tak bisa memenuhi keinginan dan kebutuhan rumah tangga, pekerjaan di kantor berbelit, hutang sudah melilit, ayah memilih untuk mengakhiri hidupnya. Melahirkan anak dari hubungan tanpa pernikahan, merasa bersalah kepada orangtua, malu oleh tetangga, sehingga berpikir bahwa bunuh diri adalah solusi satu-satunya. Bunuh diri adalah bentuk keputusasaan dalam menerima kenyataan. Seolah bunuh diri adalah cara jitu untuk menghilangkan kepedihan dan mengakhiri penderitaan. Padahal telah jelas di dalam alquran dan hadist bahwa Allah melarang untuk berputus asa apalagi berujung dengan bunuh diri. Sesuai dengan dalil berikut:

Firman Allah SWT :

وَ لاَ تَايْئَسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللهِ، اِنَّه لاَ يَايْئَسُ مِنْ رَّوْحِ اللهِ اِلاَّ اْلقَوْمُ اْلكفِرُوْنَ. يوسف:87

“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir” [QS. Yusuf : 87]

وَ مَنْ يَّقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبّه اِلاَّ الضَّآلُّوْنَ. الحجر:56

“Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat” [QS. Al-Hijr : 56]

قُلْ يعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلى اَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا، اِنَّه هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. الزمر:53

Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. [QS. Az-Zumar : 53]

وَ لاَ تَقْتُلُوْآ اَنْفُسَكُمْ، اِنَّ اللهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا. النساء:29

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”[QS. An-Nisaa’ : 29]

Balasan bagi orang yang bunuh diri

1.Diharamkan baginya surga, dimasukkan ke neraka.

عَنِ اْلحَسَنِ قَالَ: حَدَّثَنَا جُنْدَبٌ عَنْ عَبْدِ اللهِ فِى هذَا اْلمَسْجِدِ وَ مَا نَسِيْنَا مُنْذُ حَدَّثَنَا وَ مَا نَخْشَى اَنْ يَكُوْنَ جُنْدَبٌ كَذَبَ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كَانَ فِيْمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ رَجُلٌ بِهِ جُرْحٌ فَجَزَعَ، فَاَخَذَ سِكّيْنًا، فَحَزَّ بِهَا يَدَهُ، فَمَا رَقَأَ الدَّمُ حَتَّى مَاتَ، فَقَالَ اللهُ تَعَالىَ: بَادَرَنِى عَبْدِى بِنَفْسِهِ حَرَّمْتُ عَلَيْهِ اْلجَنَّةَ. البخارى 4: 146

Dari Al-Hasan (Al-Bashriy), ia berkata : Menceritakan kepada kami Jundab bin ‘Abdillah di masjid ini, dan kami tidak lupa semenjak ia menceritakan kepada kami, dan kami tidak khawatir bahwa Jundab berbohong atas nama Rasulullah SAW, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Dahulu diantara orang-orang sebelum kalian ada seorang laki-laki yang terluka, lalu dia tidak sabar. Kemudian dia mengambil pisau lalu memotong tangannya, maka darahnya mengalir  tanpa berhenti sehingga dia mati. Allah Ta’aalaa berfirman, “Hamba-Ku telah mendahului kehendak-Ku dengan dirinya, maka Aku haramkan surga untuknya”. [HR Bukhari juz 4, hal. 146]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: شَهِدْنَا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص حُنَيْنًا فَقَالَ لِرَجُلٍ مِمَّنْ يُدْعَى بِاْلاِسْلاَمِ: هذَا مِنْ اَهْلِ النَّارِ. فَلَمَّا حَضَرْنَا اْلقِتَالَ قَاتَلَ الرَّجُلُ قِتَالاً شَدِيْدًا فَاَصَابَتْهُ جِرَاحَةٌ. فَقِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، الرَّجُلُ الَّذِى قُلْتَ لَهُ آنِفًا: اِنَّهُ مِنْ اَهْلِ النَّارِ فَاِنَّهُ قَاتَلَ اْليَوْمَ قِتَالاً شَدِيْدًا وَ قَدْ مَاتَ. فَقَالَ النَّبِيُّ ص: اِلَى النَّارِ. فَكَادَ بَعْضُ اْلمُسْلِمِيْنَ اَنْ يَرْتَابَ. فَبَيْنَمَا هُمْ عَلَى ذلِكَ اِذْ قِيْلَ اِنَّهُ لَمْ يَمُتْ وَلكِنَّ بِهِ جِرَاحًا شَدِيْدًا. فَلَمَّا كَانَ مِنَ اللَّيْلِ لَمْ يَصْبِرْ عَلَى اْلجِرَاحِ فَقَتَلَ نَفْسَهُ. فَاُخْبِرَ النَّبِيُّ ص بِذلِكَ، فَقَالَ: اللهُ اَكْبَرُ، اَشْهَدُ اَنّى عَبْدُ اللهِ وَ رَسُوْلُهُ. ثُمَّ اَمَرَ بِلاَلاً فَنَادَى فِى النَّاسِ، اِنَّهُ لاَ يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ اِلاَّ نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ. وَ اِنَّ اللهَ يُؤَيّدُ هذَا الدّيْنَ بِالرَّجُلِ اْلفَاجِرِ. مسلم 1: 105

Dari Abu Hurairah RA, dia berkata : Saya ikut bersama Rasulullah SAW dalam perang Hunain. Beliau bersabda terhadap seseorang yang diketahui keislamannya, “Orang ini termasuk ahli neraka”. Ketika kami telah memasuki peperangan, orang itu berperang dengan garang, lalu dia terluka. Ada yang melaporkan kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, orang yang engkau katakan sebagai ahli neraka tadi, ternyata pada hari ini berperang dengan garang dan sekarang sudah meninggal”. Nabi SAW bersabda, “Dia ke neraka !”. Sebagian kaum muslimin hampir-hampir merasa ragu. Pada saat demikian itu, datang seseorang melapor, “Ternyata dia belum mati, tetapi mengalami luka parah !”. Pada malam harinya, orang itu tidak sabar dengan lukanya, lalu dia bunuh diri. Ketika Nabi SAW diberitahu yang demikian itu, maka beliau bersabda, “Allah Maha Besar. Aku bersaksi bahwa aku adalah hamba Allah dan utusan-Nya”. Kemudian beliau memerintah Bilal supaya menyeru pada orang banyak, lalu Bilal melaksanakannya, “Sesungguhnya tidak akan masuk surga, kecuali jiwa (diri) yang muslim. Dan sesungguhnya Allah menguatkan agama ini dengan orang yang jahat”. [HR. Muslim juz I, hal 105]

2. Mengulangi cara bunuh diri ketika berada diakhirat.

Hadits-hadits Nabi SAW :

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ فِى نَارِ جَهَنَّمَ يَتَرَدَّى فِيْهَا خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيْهَا اَبَدًا، وَ مَنْ تَحَسَّى سُمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَسُمُّهُ فِى يَدِهِ يَتَحَسَّاهُ فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيْهَا اَبَدًا، وَ مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيْدَةٍ، فَحَدِيْدَتُهُ فِى يَدِهِ يَجَأُ بِهَا فِى بَطْنِهِ فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيْهَا اَبَدًا. البخارى 7: 32

Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Barangsiapa menerjunkan diri dari gunung untuk bunuh diri, maka dia di neraka jahannam menerjunkan diri di dalamnya, kekal lagi dikekalkan di dalamnya selama-lamanya. Dan barangsiapa minum racun untuk bunuh diri, maka racunnya itu di tangannya dia meminumnya di neraka jahannam kekal lagi dikekalkan di dalamnya selama-lamanya. Dan barangsiapa bunuh diri dengan senjata tajam, maka senjata tajam itu di tangannya dia menusuk perutnya dengannya di neraka jahannam, kekal lagi dikekalkan di dalamnya selama-lamanya”. [HR. Bukhari juz 7, hal. 32]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص: الَّذِى يَخْنُقُ نَفْسَهُ يَخْنُقُهَا فِى النَّارِ، وَ الَّذِى يَطْعُنُهَا يَطْعُنُهَا فِى النَّارِ. البخارى 2: 100

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Orang yang bunuh diri dengan menggantung diri, dia akan menggantung diri di neraka. Orang yang menikam dirinya (dengan senjata tajam) maka dia akan menikam dirinya di neraka”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 100]

عَنْ ثَابِتِ بْنِ الضَّحَّاكِ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَنْ حَلَفَ بِمِلَّةٍ غَيْرِ اْلاِسْلاَمِ كَاذِبًا مُتَعَمّدًا فَهُوَ كَمَا قَالَ، وَ مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيْدَةٍ عُذّبَ بِهِ فِى نَارِ جَهَنَّمَ. البخارى 2: 99

Dari Tsabit bin Dlahhak RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan agama selain Islam secara dusta dengan sengaja, maka dia sebagaimana yang dia ucapkan. Dan barangsiapa bunuh diri dengan senjata tajam, maka dia akan disiksa dengannya di neraka Jahannam. [HR. Bukhari juz 2, hal. 99]

عَنْ ثَابِتِ بْنِ الضَّحَّاكِ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص: مَنْ حَلَفَ بِمِلَّةٍ سِوَى اْلاِسْلاَمِ كَاذِبًا مُتَعَمّدًا فَهُوَ كَمَا قَالَ. وَ مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ عَذَّبَهُ اللهُ فِى نَارِ جَهَنَّمَ. هذا حديث سفيان. و اما شعبة فحديثه اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ حَلَفَ بِمِلَّةٍ سِوَى اْلاِسْلاَمِ كَاذِبًا فَهُوَ كَمَا قَالَ وَ مَنْ ذَبَحَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ ذُبِحَ بِهِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ. مسلم 1: 105

Dari Tsabit bin Dlahhak ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan agama selain Islam secara bohong dan sengaja, maka dia seperti apa yang diucapkan. Barangsiapa membunuh dirinya dengan sesuatu, maka Allah akan menyiksanya dengan sesuatu itu di neraka jahannam”. Ini menurut riwayat Sufyan. Adapun menurut riwayat Syu’bah, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan agama selain Islam secara bohong, maka dia seperti apa yang dia ucapkan. Dan barangsiapa menyembelih (melukai) dirinya dengan sesuatu, maka dia akan dilukai dengan sesuatu itu pada hari qiyamat”. [HR. Muslim juz 1, hal 105]

Bunuh diri bukan solusi untuk mengakhiri penderitaan didunia. Bahkan bunuh diri adalah awal dari siksaan diakhirat yang kekal. Layaknya anak sekolah yang menjalankan ujian setiap semester, jika berhasil makan akan naik kelas. Begitupun dengan kehidupan dunia. Allah memberikan ujian untuk menaikkan kita ke level keimanan yang lebih tinggi. Jangan menggerutu jika diuji apalagi sampai berputus asa, depresi kemudian bunuh diri. Na’uzhubillahi mindzalik

Penanggung Jawab Artikel :
Nama : Ust. H. Noer Hidayatulloh (H. Arofah Almubarok)

Qana'ah

Arti Qanaah adalah suatu sikap yang rela menerima dan selalu merasa cukup dengan hasil yang sudah diusahakan serta menjauhkan diri dari rasa tidak puas juga perasaan kurang. Dan seseorang bisa disebut bersifat qonaah apabila memiliki pendirian dengan apa yang telah diperoleh atau bersyukur atas yang ada pada dirinya karena semua adalah kehendak Allah.

Menurut bahasa Arti qanaah adalah merasa cukup. Sedangkan Menurut Istilah Arti qanaah adalah merasa cukup dengan semua yang telah dikaruniakan Allah SWT kepada kita, sehingga kita mampu menjauhkan diri dari sifat tamak, karena semua rezeki yang kita dapatkan sudah menjadi ketentuan dari Allah SWT.

Arti Qanaah merupakan rasa keikhlasan diri untuk menerima apa adanya. Atau bisa diartikan sebagai kerelaan hati menerima semua yang telah diberikan oleh Allah serta merasa cukup dengan apa yang telah dimiliki. Maksud Qanaah disini ini adalah sikap menjauhkan diri dari sikap yang merasa tidak puas terhadap apa yang telah dimiliki. Rela menerima apa adanya, bukan berarti bermalas-malasan atau tidak mau berusaha, akan tetapi kita tetap harus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.

Qanaah itu mengandung lima hal, yaitu :

Menerima dengan rela apa yang telah dimiliki.
Berusaha dan memohon kepada Allah untuk mendapatkan yang lebih baik.
Menerima dengan sabar dan ikhlas akan ketentuan Allah.
Bertawakal kepada Allah.
Tidak terpedaya oleh tipu daya dunia.

Fungsi Qanaah adalah sebagai :

Stabilisator : jika seorang muslim memiliki sifat qanaah akan selalu berlapang dada, berhati tenteram, merasa kaya, berkecukupan, dan merasa bebas dari sifat tamak dan serakah.
Dinamisator : yaitu, kekuatan batin untuk mendorong seseorang dalam meraih kemenangan dan kejayaan hidup berdasarkan kemandirian dengan tetap memohon kepada karunia ALLAH SWT.

Contoh Perilaku Qanaah :

* Menerima dengan keikhlasan setiap rezeki yang telah diberikan Allah SWT.

* Senantiasa berpikir positif  dalam menerima segala ujian dan cobaan, kegagalan dan karunia dari Allah.

* Bekerja keras, berusaha dan selalu optimis.

* Tidak berlebih-lebihan dalam artian tidak membelanjakan harta berlebihan.

Orang pandai


Siapakah yang paling berhak menjadi imam shalat

Siapakah yang Paling Berhak Menjadi Imam Shalat?

Dalam Hadist Nasai No. 780 Kitabu Imamah, Rasulullah SAW menggariskan kriteria siapakah yang paling berhak untuk menjadi imam shalat dalam suatu kaum, atau di sebuah masjid/mushalla.

Kriteria pertama adalah yang paling baik bacaan Qurannya.Kemudian siapa yang lebih dulu masuk Islam.Selanjutnya adalah yang paling banyak ilmu hadistnya.Dan terakhir adalah yang lebih tua umurnya.

Dalam Hadist Nasai No. 780 juga ditegaskan oleh Rasulullah SAW satu etika bahwa seseorang tidak boleh mengimami ditempat imam lain atau menempati tempat duduk kekuasaan orang lain kecuali sudah mendapat izin.

780 – أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ قَالَ: أَنْبَأَنَا فُضَيْلُ بْنُ عِيَاضٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ رَجَاءٍ، عَنْ أَوْسِ بْنِ ضَمْعَجٍ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ، فَإِنْ كَانُوا فِي الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ فِي الْهِجْرَةِ، فَإِنْ كَانُوا فِي الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ، فَإِنْ كَانُوا فِي السُّنَّةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ سِنًّا، وَلَا تَؤُمَّ الرَّجُلَ فِي سُلْطَانِهِ وَلَا تَقْعُدْ عَلَى تَكْرِمَتِهِ إِلَّا أَنْ يَأْذَنَ لَكَ»
__________
[حكم الألباني] صحيح

… Abi Mas’ud meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda:”Yang lebih berhak mengimami suatu kaum adalah yang paling baik bacaan Kitabillah-nya. Apabila ada bacaannya sama baiknya maka yang lebih dulu masuk Islam. Jika ada Masuk Islamnya sama maka yang lebih banyak ilmu sunnahnya (hadist). Jika ada ilmu sunnahnya sama maka yang lebih tua umurnya. Dan janganlah kalian mengimami di kekuasaan seorang imam dan jangan duduk atas kehormatan imam kecuali dengan ijinnya (sang imam)”.
[Hadist Sunan Nasai No. 780 Kitabu Imamah]

Dan Rasulullah pun menangis

Oleh Gindra Gunadi


Siang itu Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti Rasulullah meninggalkan rumah untuk berkunjung ke rumah Rasulullah SAW. Semenjak menikah dengan Ali, Fatimah tidak lagi tinggal bersama Rasulullah. Maka sebagai pengobat rindu hati Fatimah dan Ali terhadap Rasulullah, mereka selalu meluangkan waktu untuk mengunjungi sang ayah.

Namun pada kunjungan hari itu mereka mendapati Rasulullah tidak sebagaimana biasanya. Dari luar rumah terdengar suara tangisan Rasulullah yang menyayat hati. Ali dan Fatimah berhamburan masuk ke dalam rumah ingin segera mengetahui apa yang sedang terjadi den tgan Rasulullah.

Rasulullah sedang duduk termenung di dalam rumah. Tergurat kesedihan yang amat dalam di wajahnya. Air matanya terus meleleh membasahi kedua pipi yang putih bagaikan pualam. Sesuatu yang besar telah terjadi hingga Rasulullah menangis tiada henti.

“Assalamua’alika Ya Rasulallah… Apa yang telah terjadi…” tanya Ali.
“Wahai ayah, sesuatu apakah yang telah membuat ayah bersedih. Mengapa air mata ayah terus menetes?” sambung Fatimah.

Rasulullah memandang putri dan menantunya, lalu beliau berkata,
“Tadi malam ada seseorang yang mengajakku naik ke langit… Lalu membawaku ke suatu tempat yang sangat mengerikan. Jurang-jurang dalam yang dipenuhi dengan api yang berkobar… Lalu aku melihat orang-orang perempuan dari umatku yang disiksa dengan bermacam-macam siksaan. Begitu dahsyatnya siksaan itu hingga mereka menjerit-jerit kesakitan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis seperti ini”. “Wahai anakku… Diantara siksaan itu, aku melihat perempuan-perempuan yang digantung dengan rambutnya lalu otaknya mendidih”.
“Kemudian aku melihat perempuan-perempuan yang digantung dengan lidahnya, lalu air panas mendidih dituangkan ke tenggorokannya”.
“Di sudut yang lain aku melihat perempuan-perempuan yang diikat kedua kakinya hingga puting payudaranya dan kedua tangannya diikatkan pada ubun-ubunnya, kemudian Allah memerintahkan ular-ular berbisa dan kalajengking untuk menggigit dan menyengat tubuh-tubuh mereka”.
“Tidak hanya itu. Ada lagi perempuan-perempuan yang digantung dengan kedua puting payudaranya”.
“Lalu aku lihat perempuan-perempuan berkepala babi namun tubuh mereka seperti keledai dan telah disiapkan untuk mereka satu juta macam siksaan yang lain”.
“Aku juga melihat perempuan-perempuan yang wajahnya seperti anjing, sedangkan api masuk dari mulutnya dan keluar dari duburnya, lalu malaikat memukul mereka dengan palu-palu dari api”.

Rasulullah diam. Sesekali beliau mengusap air mata yang membasahi pipinya. Lalu bertanyalah Fatimah, “Wahai Ayahku tercinta, Apakah yang telah diperbuat oleh perempuan-perempuan itu? Sehingga mereka harus menerima siksaan yang sangat mengerikan itu?”

Rasulullah menjelasakan, “Wahai putriku, perempuan-perempuan yang digantung dengan rambutnya itu adalah perempuan yang tidak mau menutup rambutnya dari laki-laki yang bukan mahram”. Dia malah bangga apabila ada laki-laki yang terpesona dengan keindahan rambutnya sehingga dia enggan mengenakan kerudung atau jilbab.
“Sedangkan perempuan-perempuan yang digantung dengan lidahnya adalah mereka yang mulutnya sering mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati suaminya”. Istri yang seharusnya bertutur kata yang baik, lemah lembut dan santun terhadap suami, ternyata malah sering melontarkan umpatan, celaan, hinaan dan kata-kata yang kasar. Maka itulah pembalasan yang setimpal dengan perbuatannya.

“Lalu perempuan-perempuan yang digantung dengan puting payudaranya itu adalah perempuan yang menyakiti suami di tempat tidur”. Dia suka menolak ajakan suami di tempat tidur dengan tanpa alasan yang jelas.

“Lalu kenapa dengan perempuan-perempuan yang kedua kakinya diikat hingga puting payudaranya dan tangannya sampai ubun-ubun, lalu tubuhnya digerogoti ular dan kalajengking itu Ya Rasulullah…” tanya Fatimah.
“Mereka adalah perempuan yang tidak mau segera mandi junub setelah suci dari haid dan suka melalaikan shalat” jawab Rasulullah

“Bagaimana dengan perempuan-perempuan yang berkepala babi dan bertubuh keledai? Kesalahan apa yang telah mereka lakukan?” tanya Fatimah.
“Wahai Fatimah, mereka adalah perempuan yang suka mengadu domba dan suka berbuat dusta”. Dia sebarkan berita-berita dusta untuk mengadu domba manusia.
“Sedangkan perempuan-perempuan yang yang bertubuh seperti seekor anjing, lalu api dimasukkan ke mulutnya dan keluar melalui duburnya adalah perempuan yang suka mengungkit ungkit pemberian dan suka dengki terhadap kenikmatan yang orang lain” jelas Rasulullah.

Fatimah dan Ali tertegun mendengar cerita yang merupakan kejadian nyata yang dilihat oleh Rasulullah dalam perjalanan Isra’ Mi’raj. Allah sengaja menunjukkan kejadian-kejadian itu kepada rasulNya agar menjadi peringatan bagi seluruh umat, khususnya orang-orang yang beriman.

Di akhir cerita Rasulullah berpesan kepada Fatimah, “Wahai anak perempuanku.. Celaka bagi seorang istri yang menentang pada suaminya”
(Hadits Riwayat Az Zawajir). By. Dave

Tingkat keilmuan


Oleh Gindra Gunadi

Para Ulama mengatakan :

العلم ثلاثة أشبار من دخل في الشبر الأول تكبر ، ومن دخل في الشبر الثاني تواضع ، ومن دخل في الشبر الثالث يعلم أنه لا يعلم شيئاً

“Ilmu itu ada 3 jengkal.
1. Barang siapa yang memasuki jengkal pertama, maka dia akan sombong (karena sudah merasa paling pintar, perasaan ini membuat orang tdk lagi mau menerima ilmu).
2. Dan barang siapa yang memasuki jengkal kedua, maka dia akan tawadhu (rendah hati).
3. Dan barang siapa yang memasuki jengkal ketiga, maka dia akan tahu bahwa dia tidak mengetahui sesuatu halpun (merasa masih bodoh karena saking luasnya ilmu, dan orang yg merasa masih bodoh maka ilmu akan terus masuk dan bertambah)”

Buat yang suka lempar kunci di masjid


Cukuclukkucluk.. sahabat masuk kedalam barisan makmum, berdiri disamping saya saat sedang sholat dhuhur berjamaah di masjid... kckriikk .. segerombol kunci sahabat lemparkan ke karpet sajadah di hadapan sahabat. lalu sahabatpun takbir "Allahu Akbar" memulai sholat.. saya yang lagi mencoba khusuk dalam sholat jadi melirik memperhatikan gerobolan kunci yang barusan sahabat lempar..
haduuh..
kok tidak malu sih sahabat berbuat seperti itu? Ya mbok sebaiknya diletakkan dengan perlahan di karpet.. atau dikantungi kan bisa?
Saya membayangkan andai sahabat diminta menghadap boss sahabat, atau misal menghadap presiden Indonesia ke istana negara, saat masuk kedalam ruangan boss sahabat atau ruang bapak presiden, apakah sahabat berani melemparkan segerombolan kunci kemeja kerja beliau? ...

Ihsan (Arab: احسان; "kesempurnaan" atau "terbaik") adalah seseorang yang menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun... Telah meninggal dunia.....


Pengumuman di masjid itu selalu bergema kapanpun setiap ada orang yang meninggal, kadang setelah disebut namanya akan mengagetkan kita yang mendengarnya.
Lalu komentar-komentar akan muncul tentang si almarhum/almarhumah..
.
"Lho, semalam masih jalan di depan sini kok! Masih seger buger".
"Haaah! Dia meninggal! Tadi pagi masih WA-nan sama saya!".
"Masya Allah, masih muda kan dia.. Cantik orangnya, belum nikah eh udah Allah panggil duluan".
"Ooo.. Bapak yang rajin ke masjid itu ya, bener aku sering ngelihat.. Semoga Khusnul Khotimah"
.
Sahabat saya pernah berkata:
"Setiap ada pengumuman orang meninggal di masjid, aku selalu terdiam, langsung kutinggalkan semua aktivitas, dan fokus mendengarkan pengumuman itu.. Itu muhasabah diri, karena suatu saat namaku yang akan diumumkan"
.
Waktu terus berjalan, jatah hidup di dunia semakin menghitung waktu mundur.
Dan kita masih menikmati semua dosa yang kita anggap biasa, seolah-olah kita akan hidup selamanya..
.
Maksiat, jalan terus..
Riya', Sombong dan Dengki tiada henti..
Aurat masih terbuka, nyantai aja.
Harta haram tetap disikat.
Dzholim pada saudara dan kawan.
Main riba gak tuntas-tuntas..
Stok alasan berlimpah sebagai dalih tak membaca Al Qur’an.
Orang tua tak dimuliakan.
Buruk sangka lanjut tanpa akhir.
Ghibah masih jadi menu harian.
Zakat lupa, sedekah entah kemana.
Shalat ditunda-tunda sampe akhir waktu.
Mikirin Allah cuma kalo lagi butuh..
.
"Rahmat Allah yg terbesar adalah ketika kita pernah bermaksiat dan masih diberi umur dan kesempatan bertaubat oleh Allah"
Sungguh kita rugi, jika hari ini masih hidup dan masih diberi kesempatan bertaubat, tapi kita tetap mengabaikan, menganggap remeh, bahkan masih ngeyel, terus mencari pembenaran diri..
Sibuk beradu pendapat tentang keilmuan sementara yang wajib tak kunjung disempurnakan dan yang sunnah tak kunjung dilengkapi.
Padahal bisa jadi, nama kita yang diumumkan lewat pengeras suara masjid besok pagi. 😢
Sahabatku mari kita benahi diri, gunakan umur yang tersisa sebagai bekal untuk menuju perjalanan panjang nati..
Dan mudah- mudahan kita semua nanti di wafatkan dalam keadaan Khusnul Khotimah..
اميـــــــــــــن يارب العا لميـن
‌amin_yarobbalaalamin
Semoga_bermanfaat.
Add/follow facebook Muhamad Sapila R

Berapa umurmu? Sudah 50 tahun?


Firman Allah Subhaanahu wa ta’ala : *"...Bukankah Kami telah memberimu umur sehingga kamu sempat mengingat bagi sesiapa yang mau mengingat?"* _(Fathir : 37)_
*"Allah tidak lagi memberi alasan bagi siapa yang telah dipanjangkan umurnya hingga 50 tahun"* _(HR.Bukhari)_
Al-Khattabi berkata : *"Maknanya, orang yg Allah panjangkan umurnya hingga 50 tahun, tidak diterima lagi keuzuran/alasan. Karena usia 50 tahun merupakan usia yang dekat dgn kematian,* maka inilah kesempatan untuk memperbanyak taubat, beribadah dgn khusyuk, dan *bersiap2 bertemu Allah."*
_(Tafsir al-Qurthubi)_
Fudhail bin Iyadh berkata kepada seseorang yang telah mencapai umur 50 tahun, Maka nasihat Fudhail kepadanya : *"Berarti sudah 50 tahun kamu berjalan menuju Tuhanmu, sekarang hampir sampai... Lakukan yang terbaik pada sisa usia senja-mu, lalu akan diampuni dosa2mu yang lalu. Tapi jika engkau masih berbuat dosa di usia senjamu, kamu pasti dihukum akibat dosa masa lalu dan masa kini sekaligus..!"*
Maka para alim ulama memberi nasihat cara menjalani umur yang sudah mencapai 50 tahun :
*🌿Jangan banyak bergurau dan terjebak dalam hal-hal yang tidak ada manfaatnya untuk akhirat.*
*🌿Jangan berlebihan berhias, bersolek, dan berpakaian.*
*🌿Jangan berlebihan makan, minum, dan berbelanja barang yg kurang diperlukan utk mendukung amal shalih.*
*🌿Jangan berkawan dengan orang yang tidak menambah iman, ilmu, dan amal.*
*🌿Jangan banyak berjalan dan melancong ke sana sini tanpa manfaat yg dapat mendekatkan diri pada kehidupan akhirat.*
*🌿Jangan gelisah, berkeluh kesah, dan kesal dengan kehidupan sehari-hari. Selalu penuhi diri dg rasa sabar dan bersyukur.*
*🌿Perbanyak doa mengharap keridha-an Allah agar Husnul Khatimah dan dijauhkan dari Su'ul Khatimah.*
*🌿Tambahkan ilmu agama, perbanyak mengingat kematian, dan bersiap menghadapinya.*
*🌿Siapkan wasiat dan lakukan pembahagian harta.*
*🌿Kerapkan menjalin silaturahim dan merekatkan hubungan yang renggang sebelumnya.*
*🌿Minta maaf dan berbuat baik terhadap pihak yang pernah dizalimi.*
*🌿Tingkatkan amal soleh terutama amal jariah yang dapat terus memberi pahala dan syafa'at setelah kita mati.
*🌿Maafkan kesalahan orang kepada kita walau seberat apapun kesalahan itu.*
*🌿Bereskan segala hutang yang ada dan jangan buat hutang baru walaupun untuk menolong orang lain.*
*🌿Berhentilah dari semua maksiat !*
*mata, berhentilah memandang yg tidak halal bagimu*
*tangan, berhentilah dari meraih yg bukan hak mu*
*mulut, berhentilah makan yg tidak baik dan yg tidak halal bagimu, berhentilah dari ghibah, fitnah, dan berhentilah menyakiti hati orang lain*
*telinga, berhentilah mendengar hal2 haram dan tak bermanfaat*
*🌿Berbaik sangka lah kepada Allah atas segala sesuatu yg terjadi dan menimpa*
*🌿penuhi terus hati dan lisan kita dg istighfar & taubat utk diri sendiri, orang tua, dan semua orang beriman, di setiap saat dan setiap waktu.*
Semoga bermanfaat bagi kita semua, walaupun Anda belum 50 tahun.
karena...
*KEMATIAN TIDAK MENGENAL UMUR.*