Nawaqidl al Islam - 10 perkara perusak keislaman seseorang


Nawaqidl al-Islam


10 Perkara yang Merusak Keislaman Seseorang

Islam adalah satu-satunya Agama Allah yang sah di muka bumi ini, agama yang sempurna, dan yang telah diridhoi oleh Allah sebagai agama bagi hambanya yang terdiri dari Jin dan Manusia. Agama selain Islam tidak diterima oleh Allah.
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَام … سورة آل عمران 19

Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam
[Surah Ali Imron ayat 19]

…الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا… سورة المائدة 3

…pada hari ini telah Aku (Allah) sempurnakan agama (Islam) bagi kalian, dan telah aku sempurnakan nikmat-Ku untuk kalian dan aku ridho Islam sebagai agama kalian …
[Surah al-Maidah ayat 3]

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ* سورة آل عمران85

Dan barang siapa yang memilih selain Islam sebagai agama, maka tidak akan diterima darinya, dan di akhirat nanti ia tergolong orang-orang yang rugi
[Surah Ali Imron ayat 85]

Masuk Islam sangat mudah, yaitu cukup dengan mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengufuri tuhan-tuhan selain Allah:
37 – (23) وحَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ، وَابْنُ أَبِي عُمَرَ، قَالَا: حَدَّثَنَا مَرْوَانُ يَعْنِيَانِ الْفَزَارِيَّ، عَنْ أَبِي مَالِكٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ ” مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَكَفَرَ بِمَا يُعْبَدُ مَنْ دُونِ اللهِ، حَرُمَ مَالُهُ، وَدَمُهُ، وَحِسَابُهُ عَلَى اللهِ ” (رواه مسلم كتب الايمان)
… aku (ayah Abi Malik) meriwayatkan: Saya mendengar Rasulalloh s.a.w bersabda,”Barang siapa mengucap “Laa Ilaaha Illalloh” dan mengufuri dengan apa-apa yang disembah selain Allah, haram hartanya, dan haram darahnya, dan perhitungan (atas ucapannya) adalah urusan Allah”.
[Hadist Shohih Muslim No. 37 Kitabul Iman]

Begitu juga, keluar / murtad dari Islam atau menjadi kafir juga sangat mudah. Para Ulama Islam telah mengidentifikasi sedikitnya ada 10 (sepuluh) perkaraNawaqidl al-Islam (نّوّاقِ الْاِسْلاّمِ), hal-hal yang dapat merusak Keislaman sesorang sehingga tidak merasa ia telah keluar dari Islam. Sepuluh perkara tersebut bisa berupa ucapan, perbuatan nyata atau berupa pemikiran /faham/ pandangan atau pendapat-pendapat yang bertentangan dengan syariat dan akidah Islam.
10 perkara yang merusak keIslaman seseorang (Nawaqidl al-Islam) adalah:

1. Orang Islam yang Mencampuri Ibadahnya dengan Keyakinan dan Perbuatan Syirik

Syirik adalah segala keyakinan dan amalan yang semestinya hanya untuk Allah tetapi dilakukan untuk selain Allah. Contoh-contoh nyata keyakinan dan perbuatan syirik antara lain:
  • Berdoa, mengharap, minta pertolongan, berpasrah diri kepada SELAIN Allah.
    Berdoa kepada jin, memanggil atau meminta wangsit atau minta pertolongan kepada orang yang sudah mati agar hajatnya diberi kelancaran dan keberhasilan.
  • Rasa takut kepada selain Allah
    , seperti takutnya kepada tempat keramat, takut kualat / mendapatkan malapetaka jika tidak mengikuti aturan-aturan yang dibuat jin, juru kunci kuburan atau juru kunci tempat-tempat keramat..
  • Menyembelih hewan untuk selain Allah
    , yaitu menyembelih hewan-hewan tertentu dengan syarat-syarat tertentu dengan niat untuk persembahan, sesajen, hadiah, mahar, tebusan sebagai syarat untuk mendapatkan keselamatan, terhindar dari mara bahaya atau agar keinginannya dapat terkabul.
  • Nazar untuk selain Allah
    Misal; “Kalau cita-cita saya terkabul, saya akan memberi hadiah pada kuburan keramat di desa”.

Semua amalan dan keyakinan tersebut masuk dalam kategori syirik besar dan pelakunya menjadi musyrik, kafir, keluar dari Islam.
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا* سورة النساء 48

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni apabila mereka menyekutukanNya, dan Allah mengampuni dosa selain syirik bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Barang siapa yang berbuat syirik maka sungguh ia telah melakukan perbuatan dosa besar.
[Surah An-Nisa ayat 48]

…إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ* سورة المائدة 72

…sesungguhnya barang siapa berbuat syirik kepada Allah, maka Allah mengharamkan surga baginya, dan tempat tinggalnya adalah neraka. Dan orang-orang yang zalim tidak ada penolong baginya.
[Surah Al-Maidah ayat 72]

2. Menjadikan Manusia / Makhluk sebagai Perantara Untuk lebih Mendekatkan diri kepada Allah


Meyakini bahwa seorang tokoh dapat memberikan safaat di hari kiamat, sehingga kuburannya selalu diziarahi dan dikeramatkan, hari lahir dan kematiannya selalu diperingati, benda-benda peninggalannya dan apa-apa yang berkaitan dengannya diyakini membawa barokah.
Anggapan bahwa hanya tokoh-tokoh tertentu atau orang-orang khusus yang bisa mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan manusia pada umumnya tidak mampu. Sehingga timbul keyakinan bahwa umumnya manusia harus mendekatkan diri pada orang-orang khusus tersebut supaya bisa dekat dengan Allah. Semua faham tersebut merusak keislaman seseorang karena bertentangan dengan tuntunan Allah dan Rasul.
أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ* سورة الزمر (3)

Ingatlah, bagi Allah adalah agama yang murni (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil kekasih selain Dia (Allah) (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak memberi hidayah orang-orang yang pendusta dan kafir.
Surah Azzumr (39) ayat 3

3. Praktek Sihir dan Perdukunan

Bentuk-bentuk praktek sihir dan perdukunan antara lain:
  • Praktek sihir dan perdukunan yang membuat orang celaka, apes, sakit, bangkrut, menderita bahkan dapat membunuh orang. Contoh nyata adalah santet, tenung, jengges dan lain-lain.
  • Guna-guna menggunakan barang dan atau mantra-mantra yang bertujuan menjadikan sesorang senang atau sebaliknya benci, seperti; pelet, jaran goyang, semar mendem dan lain sebagainya.
  • Hipnotis yaitu praktek sihir yang membuat orang tertidur atau terbawa ke alam bawah sadar.
  • Magic yaitu aksi-aksi atau atraksi-atraksi fantastis dengan mengandalkan kekuatan magic yang semua itu merupakan praktik minta tolong pada jin
  • Segala jenis ramalan ghaib untuk mengetahui nasib seseorang atau kejadian-kejadian akan datang dan menebak barang yang hilang dengan menggunakan berbagai media dan perantara.
Orang-orang yang telah mempraktikkan sihir dan perdukunan tersebut, mengajarkan atau memerintahkan / meminta orang lain untuk praktek sihir dan perdukunan itu hukumnya dia telah musyrik dan menjadi kafir.
…وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ….

… dan setiap Harut Marut mengajarkan sihir kepada seseorang ia selalu berkata,”Sesungguhnya kami adalah fitnah (bagimu) maka janganlah kamu kufur (terhadap Tuhanmu)”.
Surah Al-Bakarah ayat 102

وَرَوَى الْإِمَامُ أَحْمَدُ فِي مُسْنَدِهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَنْ أَتَى عَرَّافًا أَوْ كَاهِنًا، فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ» .

Dan Imam Ahmad meriwayatakan dalam musnadnya, dari Abi Huroiroh, sesungguhnya Nabi s.a.w. bersabda,”Barangsiapa mendatangi dukun atau paranormal lalu dia membenarkan apa yang dikatakannya maka sungguh ia telah kufur terhadap Al-Quran yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad.

4. Condong pada Kaum Musyrik, Kafir dan Jahiliyah

Salah satu bentuk kekafiran umat adalah:
  • apabila ia merasa condong, mempunyai rasa cinta kepada kaum musyrik, kaum kafir atau orang jahiliyah.
  • Mendukung, menolong dan loyal pada orang kafir untuk melemahkan dan mengalahkan Islam dan kaum Muslimin.
  • Mengidolakan orang-orang tidak beriman / non-Muslim dengan cara meniru gaya, ucapan, mode dan perbuatan mereka yang bertolak belakang dengan hukum Islam.
  • Mengagumi agama non-Islam dan menganggap agama mereka lebih baik, lebih damai, lebih tenteram, lebih manusiawi dan tidak banyak aturan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (51)

Wahai orang-orang beriman, janganlah kalian menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai kekasih, mereka adalah kekasih satu sama lain, dan barang siapa diantara kalian yang mengasihi mereka maka ia termasuk golongan mereka dan Allah tidak mengasihi orang-orang yang berbuat aniaya.
[Surah Al-Maidah ayat 51]

4031 – حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتٍ، حَدَّثَنَا حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي مُنِيبٍ الْجُرَشِيِّ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ» __________ [حكم الألباني] : حسن صحيح

…Rasulullah s.a.w. bersabda,”Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia adalah bagian dari kaum itu”.
[Hadist Shohih Muslim No 4031 Kitabu al-Libas]

الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا* سورة النساء 139

Orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi kekasih dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kemulyaan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.
Surah Annisa ayat 139

5. Tidak Menghukumi Kafir pada Orang Musyrik

Kekafiran dalam kategori ini antara lain:
  • Menganggap orang-orang yang mengerjakan praktik-praktik syirik seperti: ibadah di kuburan, menyembelih hewan untuk jin dll, masih Islam dengan alasan masih mengucapkan syahadat. Fakta dalil bahwa orang-orang yang berkeyakinan dan berbuat syirik maka hancur lebur amalannya dan diancam neraka oleh Allah SWT sekalipun ia mengaku Islam dan masih mengucapkan dua kalimat syahadat
  • Faham plularisme yang menganggap semua agama sama-sama benar.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ… * سورة الممتحنة 1

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi kekasih, kalian berikan rasa kasih sayang pada mereka; padahal sesungguhnya mereka telah mengkufuri kebenaran yang datang kepadamu…
Surah Al-Mumtahanah ayat 1

6. Berpaling dari Agama Allah

Bentuk nyata berpaling dari Agama Allah adalah tidak mau mempelajari / mengkaji / memahami Al-Quran dan Sunnah Nabi (Al-Hadist) dan juga tidak mengamalkannya, terutama akidah yang wajib diketahui seperti Rukun Islam, Rukun Iman dan lain sebagainya. Orang-orang yang berpaling dari Agama Allah beranggapan bahwa:
  • Ajaran Islam ketinggalan jaman / kolot dan tidak relevan dengan kehidupan moderen. Syariat Islam dianggap tidak bisa memberi solusi terhadap berbagai problematika kehidupan moderen.
  • Semua agama sama benarnya karena semua agama tujuannya adalah ibadah kepada Allah
  • Termasuk berpaling dari agama Allah adalah orang-orang munafik yaitu orang yang belajar dan menguasai ajaran Islam namun ilmunya hanya di bibir saja, tidak diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari.
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (179)

Dan sungguh-sungguh Aku (Allah) jadikan isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
[Surat Al-Arof ayat 179}
وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ* سورة الأعراف182

Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Ku, akan Aku (Allah) binasakan, dengan cara yang tidak mereka ketahui.
Surat Al-Arof 182

7. Benci Terhadap Peraturan Allah dan Peraturan Rasulullah s.a.w.

Seseorang yang benci dengan salah satu saja dari peraturan-peraturan yang dibawa oleh Rasulullah s.a.w. cukup membuat rusak Islamnya dan jatuh pada kekafiran. Representasi nyata kebencian terhadap akidah dan syariat Islam antara lain:

  • Benci terhadap ayat-ayat Allah dan hadist-hadist nabi karena dianggap tidak rasional, tidak sesuai dengan pandangan atau pemikiran tokoh-tokoh tertentu.
  • Benci terhadap hukum-hukum Islam seperti:
    • Sunnah poligami
    • Kewajiban infak, shodakoh dan zakat
    • Kewajiban berjilbab / menutup aurat bagi wanita,
    • Larangan pergaulan bebas / laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim.
    • Hukum Qishos
    ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ (9)

    Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amalan mereka.
    [Surah Muhammad ayat 9]

    8. Menganggap Petunjuk dan Hukum Nabi Muhammad s.a.w. lebih rendah daripada petunjuk dan hukum buatan manusia.

    Petunjuk dan hukum Nabi meliputi; agama, perbuatan, ajaran dan akhlak. Nabi Muhammad s.a.w. adalah sosok yang paling sempurna petunjuknya dan paling bagus budi pekertinya.
    وَيَقُولُ: «أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ

    … dan Nabi s.a.w. bersabda,”Adapun selanjutnya, sesungguhnya sebaik-baik cerita adalah Kitab Allah dan sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad s.a.w.”.
    Contoh nyata kekafiran model ini adalah:
    • Faham yang mengedepankan kebebasan berfikir, berpendapat dan bersikap dengan meninggalkan nash-nash dari Quran maupun Hadist. Penganut faham ini menjadikan akal / logika sebagai tolok ukur dalam kebaikan dan kejelekan.
    • Faham yang menganggap hukum selain syareat Islam lebih cocok, lebih relevan bagi kehidupan moderen, lebih adil, lebih konkrit, lebih sesuai dengan hak asasi manusia. Padahal seseorang yang beranggapan hukum Islam sama dengan hukum buatan manusia sudah cukup membuat ia menjadi kafir atau murtad dari Islam, apalagi menganggap hukum buatan manusia biasa lebih baik daripada hukum Islam, jelas lebih sangat kufurnya.
    وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ* سورة المائدة 44

    Dan barang siapa yang tidak menghukumi dengan apa-apa yang diturunkan oleh Allah (Al-Quran), maka mereka adalah orang-orang kafir.
    [Surah Al-Maidah (5) ayat 44

    9. Menghina atau Melecehkan sesuatu dari Agama Nabi s.a.w.

    Contoh faham dan perbuatan yang melecehkan Islam antara lain:
    • Menganggap beberapa sunnah Nabi Muhammad s.a.w. seperti; memakai jilbab, sebagai adat orang Arab bukan agama sehingga tidak perlu diikuti.
    • Menganggap hukum Qishos itu tidak manusiawi dan hanya berlaku untuk bangsa Arab
    • Menganggap Al-Quran bukan kalam Allah, melainkan sebuah kumpulan pengalaman dari perjalanan spiritual Muhammad s.a.w.
    • Pemikiran liberal dari Dunia Barat yang diusung ke dalam Islam yang menyatakan hukum Islam tidak relevan dengan jaman sekarang sehingga perlu dikritisi, perlu inovasi, direvisi, atau bahkan diganti.
    Semua kefahaman tersebut merupakan perbuatan nifaq yang merusak keislaman seseorang.
    وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ (66)* سورة التوبة 65 -66

    Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.
    [Surah Attaubah ayat 65-66

    10. Merasa Tidak Terikat dengan Syariat Nabi Muhammad s.a.w.

    Seseorang otomatis rusak islamannya bila ia merasa tidak terikat dengan syariat Islam.
    قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ* سورة الأعراف (158)

    Katakanlah (Muhammad): “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk”.
    [Surat Al-A’rof ayat 158]

    وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً* [رواه البخاري كِتَابُ التَّيَمُّمِ]

    “… dan para Nabi diutus khusus kepada kaumnya, dan aku (Nabi Muhammad s.a.w.) diutus untuk semua umat manusia”.
    [Hadist Riwayat Al-Bukhori No. 335 Kitabu Tayamum]

    Gejala nyata keluar dari syariat Nabi Muhammad s.a.w. antara lain:
    • Keyakinan bahwa ada orang atau golongan yang tidak membutuhkan petunjuk Rasulullah s.a.w., merasa tidak perlu lagi mengerjakan syariat Islam, hukum halal haram tidak berlaku baginya, orang yang mengerjakan syariat Nabi s.a.w. dengan niat tujuan mencari Surga dan takut siksa neraka dianggap masih awam dan rendah derajatnya.
    • Keyakinan bahwa Allah ada pada diri masing-masing manusia.
    • Keyakinan bahwa Allah turun / menyatu pada jasad manusia (manunggaling kawulo gusti).
    • Faham sekularisme yang memisahkan urusan dunia dengan agama. Tidak memasukkan nilai-nilai Islam dalam masalah dunia. Mengabaikan akidah halal-haram, sah tidak sah, pahala dosa dalam kehidupan sehari-hari. Agama hanya urusan kyai dan ulama yang dikerjakan di masjid saja sedangkan masalah sosial, ekonomi dan lain-lain tidak harus mengikuti tuntunan agama. Anggapan bahwa manusia harus melepaskan diri dari syariat Islam bila ingin maju dan berkembang.
    باب وجوب إيمان أهل الكتاب برسالة الإسلام 240 – (153) حَدَّثَنِي يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ: وَأَخْبَرَنِي عَمْرٌو، أَنَّ أَبَا يُونُسَ، حَدَّثَهُ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ، وَلَا نَصْرَانِيٌّ، ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ، إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ» [رواه مسلم في كتاب الايمان]

    …sesungguhnya Rasulillah s.a.w. bersabda,”Demi Allah tidak seorangpun dari umat ini yang mendengar (risalah) dariku, baik ia yahudi atau nasrani, lalu ia mati dalam keadaan tidak iman pada Al-Quran yang aku diutus dengannya kecuali ia akan menjadi penghuni neraka.
    [Hadist riwayat Muslim no. 240 Kitabu Iman]
  • Adab menasehati dalam Islam

    Adab Menasehati dalam Islam
    (by Ayu Lupika)
    Adab menasehati“Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya, dia segera memperbaikinya,” (HR. Bukhari)
    Sahabat, bisa jadi nasehat yang kita sampaikan untuk saudara seiman jauh lebih bernilai daripada emas dan perak yang kita beri untuknya. Karena nasehat bermanfaat di dunia akhirat, sedangkan emas dan perak belum tentu terpakai untuk kehidupan akhirat kelak.
    Akan tetapi, banyak orang yang sulit menerima nasehat, dikarenakan begitu seringnya nasehat meluncur tanpa adab. Padahal dalam Islam kita diajarkan etika dalam menasehati saudara seiman, sebagaimana setiap amalan memiliki adabnya masing-masing.
    Berikut ini beberapa adab dalam memberi nasehat yang perlu kita pahami dan lakukan:
    1. Niat untuk memperbaiki, bukan untuk pamer diri
    “Sesungguhnya setiap amal itu bergantung kepada niatnya dan sesungguhnya setiap orang itu hanya akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari Muslim)
    Sahabat, sungguh jauh berbeda jika seseorang memberi nasehat dengan niat memperbaiki saudara seiman, atau dengan niat ‘memperlihatkan diri’ sebagai yang lebih benar, lebih shaleh, dan lebih berilmu.
    Jangan pernah memberi nasehat dalam kondisi merasa diri lebih baik dari saudara kita, karena akan berpengaruh pada pilihan kata yang akan kita gunakan dalam memberi nasihat, tentu saja tidak ada manusia yang nyaman jika diberi nasehat dalam posisi salah-benar. Berilah nasehat dengan memposisikan diri sama-sama masih perlu belajar, in syaa Allah nasehat yang kita berikan akan lebih efektif.
    2. Memberi nasehat cukup empat mata saja
    Banyak orang keliru dalam memberi nasehat, yakni melakukannya di hadapan orang lain, padahal sebaik-baik nasehat adalah yang dilakukan cukup empat mata tanpa sepengetahuan siapa pun, bahkan kalau perlu diberitahukan secara rahasia, baik waktu maupun tempatnya:
    Imam Syafii dalam syairnya menyatakan:
    Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri,
    dan jauhilah memberikan nasihat di tengah-tengah keramaian
    Karena nasihat di tengah-tengah manusia itu termasuk satu jenis pelecehan yang aku tidak suka mendengarkannya
    Jika engkau menyelisihi dan menolak saranku
    maka janganlah engkau marah jika kata-katamu tidak aku turuti
    3. Sampaikan nasehat dengan kata-kata lembut dan cara terbaik
    “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaklah berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
    Berteriak, memaki, merendahkan, atau memaksa bukanlah termasuk nasehat meskipun dimaksudkan untuk kebaikan. Bahkan ketika Allah memerintahkan Nabi Musa dan Harun untuk menasehati Fir’aun yang sombong dan berbuat kerusakan besar sekalipun, Ia meminta keduanya berkata lembut pada pemimpin congkak tersebut.
    “Sesungguhnya Allah mencintai lemah lembut dalam segala perkara.” (HR. Bukhari Muslim)
    4. Nasehati diri sendiri terlebih dahulu sebelum orang lain
    Ada baiknya kita memastikan diri memperoleh hikmah dan manfaat dari nasehat yang kita berikan untuk orang lain, jangan sampai kita menasehati orang namun sendirinya masih berbuat buruk dan tidak menjalankan apa yang kita nasehati:
    ”Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS ash Shaff: 2-3)
    5. Nasehatilah dengan ilmu, bukan nafsu
    “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kami ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati nurani , semua itu akan diminta pertanggung jawabannya.” (Q.S al Israa’ 36)
    Sahabat, tak sedikit orang yang menasehati tanpa ilmu, ia hanya mengira-ngira dan berprasangka saja. Sebisa mungkin, pastikan kita memberi nasehat sesuai dengan ilmu yang mumpuni dan pernah kita pelajari serta bisa dipertanggungjawabkan.
    6. Tetap sabar dalam memberi nasehat, meskipun nasehat kita tak dituruti
    “Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang orang yang beriman.” (Q.S adz Dzaariyaat 55)
    Tidak ada alasan untuk berhenti memberi nasehat, sekalipun nasehat yang kita sampaikan tak pernah digubris apalagi dilaksanakan, namun sesungguhnya kita sedang memberikan hak saudara seiman untuk dinasehati.
    Maka jangan pernah bosan memberi nasehat dan peringatan, karena batu yang keras pun bisa berlubang jika terus ditetesi air, apalagi hati manusia.
    Sahabat, semoga kita senantiasa menjadi orang-orang beruntung yang saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Jadikan nasehat sebagai salah satu sedekah yang selalu kita berikan pada saudara seiman setiap harinya, mudah-mudahan Allah perbaiki hidup kita.

    Allah memperingatkan bahaya hoax dalam Al Quran

    Ternyata di alquran ada lho ayat tentang mewaspadai hoax..

    Allah SWT berfirman:

    يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنْ جَآءَكُمْ فَاسِقٌ  ۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْۤا اَنْ  تُصِيْبُوْا قَوْمًا  ۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
    yaaa ayyuhallaziina aamanuuu in jaaa`akum faasiqum binaba`in fa tabayyanuuu an tushiibuu qoumam bijahaalatin fa tushbihuu 'alaa maa fa'altum naadimiin

    "Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu."
    (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 6)


    Tiga musibah setiap hari

    *TIGA MUSIBAH SETIAP HARI*
    Pada dasarnya....
    Ada tiga musibah setiap hari
    Yang menimpa kita sebagai hambaNya.
    Tetapi sayang...
    Sebagian besar kita tidak menyadari,
    Bahkan sebagian besar kita tidak bisa mengambil hikmahnya.
    *Musibah pertama......*
    Setiap hari jatah usia kita terus berkurang
    Tetapi berkurangnya usia ini lepas dari perhatian.
    Sementara itu....
    Ketika harta yang berkurang
    Perhatian kita sangatlah luar biasa,
    Padahal harta yang hilang bisa diganti
    Sementara umur yang hilang tidak akan ada gantinya.
    *Musibah ke dua.....*
    Setiap hari kita hidup dengan rizki dari Nya
    Sementara kita lalai dan lalai....,
    Bahwa setiap rizki yang ada
    Kelak akan dihisab oleh Nya.
    Apabila rizki itu halal
    Kelak akan ditanya....
    Sudahkah kita mensyukurinya ?.
    Apabila rizki itu haram.....
    Maka Alloh Subhanahu Wa Ta'ala kelak mengadzab kita.
    *Musibah ke tiga.....*
    Disadari atau tidak,
    Setiap hari kita melangkah mendekati akhirat,
    Sebagaimana juga kita terus melangkah menjauhi dunia.
    Tetapi perhatian kita terhadap akhirat yang kekal
    Tidak sebesar perhatian kita terhadap dunia yang fana.
    Sementara kita tidak tahu
    Bagaimana akhir perjalanan kita kelak,
    Apakah akan menjadi penghuni surga
    Dengan segala keindahan dan kenikmatannya,
    Ataukah menjadi penghuni neraka
    Tempat segala adzab dan siksanya.
    Sebanyak apapun harta dunia terkumpul,
    Atau sebanyak apapun penghargaan dan jabatan teraih,
    Semua tidak seindah kenikmatan yang menjadi impian
    Dan dambaan Nabi Yusuf Alaihi Salaam :
    توفني مسلماً وألحقني بالصالحين
    _"Yaa Allah aku memohon padaMu...._
    _Agar engkau mewafatkanku dalam keadaan Islam_
    _Dan kumpulkanlah aku di surgaMu_
    _Bersama hamba-hambaMu yang sholeh."_
    _(QS. Yusuf : 101)._
    Semoga bermanfaat...

    Share dari facebook

    8 syarat pakaian untuk wanita Islam

    Bismillah
    8 Syarat Pakaian untuk Wanita Islam
    Syarat-syarat pakaian wanita yang benar2 sesuai dengan tuntunan Alloh dan Rasulullah SAW yaitu :
    1). Pakaian harus Menutup semua anggota badan, kecuali WAJAH dan TELAPAK TANGAN
    2). Pakaian tidak dijadikan sebagai perhiasan yang menarik perhatian orang lain.
    وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ... سورة النور 31
    Katakanlah pada kaum mukmin perempuan agar memejamkan pandangannya dan menjaga farjinya dan tidak menampakkan perhiasannya (aurat atau perhiasan) kecuali apa-apa yang tampak darinya dan supaya menutupkan kerudungnya pada dadanya..... [Quran Surat An-Nur ayat 31]
    وَقَالَ الْأَعْمَشِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْها قَالَ: وَجْهُهَا وَكَفَّيْهَا وَالْخَاتَمُ. وَرُوِيَ عَنِ ابْنِ عُمَرَ وَعَطَاءٍ وَعِكْرِمَةَ وَسَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ وَأَبِي الشَّعْثَاءِ وَالضَّحَّاكِ وَإِبْرَاهِيمَ النَّخَعِيِّ وَغَيْرِهِمْ نَحْوُ ذَلِكَ *تفسير ابن كثير
    Al A'mash meriwayatkan dari Said bin Jubair dari Ibni Abbas: dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali apa-apa yang nampak darinya, Ibnu Abas menegaskan: Wajah dan telapak tangan dan cincinnya. [Tafsir Ibnu Katsir]
    يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (59)* سورة الأحزاب 59
    Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan perempuan mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Quran Surah Al Ahzab ayat 59].
    1173 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ: حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَاصِمٍ قَالَ: حَدَّثَنَا هَمَّامٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ مُوَرِّقٍ، عَنْ أَبِي الأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «المَرْأَةُ عَوْرَةٌ، فَإِذَا خَرَجَتْ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ» : «هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ»
    __________
    [حكم الألباني] : صحيح
    Rasulullah SAW bersabda, ”Perempuan itu aurat, ketika keluar, setan menganggap mulya”.
    [Hadist Sunan Tirmidzi No 1173, Abwabul Rodhoi]
    Keterangan: Seorang wanita ketika keluar di tempat umum, setan menghembuskan perasaan cantik dan berharga sehingga menarik laki-laki untuk menggodanya.
    4117 - حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ نَافِعٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ أَبِي عُبَيْدٍ، أَنَّهَا أَخْبَرَتْهُ، أَنَّ أُمَّ سَلَمَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ ذَكَرَ الْإِزَارَ، فَالْمَرْأَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «تُرْخِي شِبْرًا» ، قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ إِذًا يَنْكَشِفُ عَنْهَا، قَالَ: «فَذِرَاعًا لَا تَزِيدُ عَلَيْهِ» رواه ابوداود كتاب الباس (صحيح)
    ...sesungguhnya Umma Salamah istri Nabi bertanya pada Rasulillah SAW saat (Nabi) menasehatkan masalah pakaian, bagaimanakah pakaian wanita ya Rasulalloh? (Nabi) bersabda, ”Turunkanlah satu jengkal”. Ummu Salamah menjawab.” Kalau segitu masih terbuka dari nya”, (Nabi) menambahkan: kalau begitu tambahkan satu lengan, tidak akan menambah lagi kalian”.
    [Riwayat Abu Dawud, Kitabu Libas, No. Hadist 4117]
    Keterangan: Wanita wajib menutup auratnya dg sempurna bhkn telapak kakinya tdk boleh ditampakkan krn hal tsb termasuk auratnya wanita, maka nabi memerintah agar wanita memanjangkan kain (rok) bagian bawahnya supaya telapak kakinya pun tertutup. Jika telapak kaki msh tampak dg sengaja, maka itulah dosa.
    3). Pakaian tidak boleh transparan.
    4104 - حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ كَعْبٍ الْأَنْطَاكِيُّ، وَمُؤَمَّلُ بْنُ الْفَضْلِ الْحَرَّانِيُّ، قَالَا: حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ بَشِيرٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ خَالِدٍ، قَالَ: يَعْقُوبُ ابْنُ دُرَيْكٍ: عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ أَسْمَاءَ بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ، دَخَلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهَا ثِيَابٌ رِقَاقٌ، فَأَعْرَضَ عَنْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ: «يَا أَسْمَاءُ، إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا» وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ رواه...رواه
    __________
    [حكم الألباني] : صحيح
    'Aisyah Radhiyallohu anha meriwayatkan bahwa Asma’ binta Abu Bakar masuk melewati Rasulillahi SAW dan dan dia (Asma’) mengenakan pakaian yang transparan maka Rasulullahi SAW berpaling darinya dan bersabda, ”Wahai Asma’ sesungguhnya seorang perempuan ketika telah sampai haid (baligh) tidak pantas jika diperlihatkan darinya kecuali ini dan ini, dan nabi isyarah pada wajah dan telapak tangannya. [Hadist Abu Dawud No. 4104, Kitabu Libas]
    4.) Pakaian Tidak boleh ketat dan tidak boleh menonjolkan bentuk tubuhnya.
    21786 - حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ، حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ، عَنِ ابْنِ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ، أَنَّ أَبَاهُ أُسَامَةَ، قَالَ: كَسَانِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُبْطِيَّةً كَثِيفَةً كَانَتْ مِمَّا أَهْدَاهَا دِحْيَةُ الْكَلْبِيُّ، فَكَسَوْتُهَا امْرَأَتِي، فَقَالَ لِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَا لَكَ لَمْ تَلْبَسِ الْقُبْطِيَّةَ؟ " قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، كَسَوْتُهَا امْرَأَتِي. فَقَالَ لِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مُرْهَا فَلْتَجْعَلْ تَحْتَهَا غِلَالَةً، إِنِّي أَخَافُ أَنْ تَصِفَ حَجْمَ عِظَامِهَا "* مسند أحمد
    ... sesungguhnya ayah Ibnu Asamah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW memberinya hadiah pakaian “Kubtiyah” yang tebal yang merupakan hadiyah dari raja “Dihyah Al-Kalbi” maka ayah memakaikan pakaian tersebut pada istriku. Maka Rasulullah SAW bertanya kepadaku, ”Mengapa engkau tidak memakai pakaian “Kubtiyah” ?” Aku menjawab,” Wahai Rasulullah, saya memakaikan pakaian tersebut pada istriku. Maka Rasulullah SAW bersabda padaku: “Perintahlah istrimu untuk menambahkan di bawahnya rangkapan, sesungguhnya aku (Nabi) kuatir jika terlihat ukuran tulangnya (bentuk tubuhnya).” [Hadist Musnad Ahmad No. 21786]
    Keterangan : Para wanita supaya tidak memakai pakaian yg tipis yg bs memperlihatkan bagian auratnya. Bhkn Rasulullah memerintahkan agar wanita memakai pakaian yg rangkap terutama bagian bawahnya, krn dikhawatirkan kainnya tipis & bs menunjukkan bentuk tubuh wanita.
    Utk bagian atas Insyaa Allah sdh terangkapi oleh Jilbab/Hijab yg lebar, luas, Besar, & panjang.
    5). Wanita dilarang (diharamkan) memakai Parfum atau minyak wangi.
    مَا يُكْرَهُ لِلنِّسَاءِ مِنَ الطِّيبِ
    5126 - أَخْبَرَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ مَسْعُودٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا خَالِدٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا ثَابِتٌ وَهُوَ ابْنُ عِمَارَةَ، عَنْ غُنَيْمِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ»
    __________
    [حكم الألباني] حسن
    “Rasulullah SAW berabda: Manakah perempuan yang memakai parfum, maka lewat pada kaum agar mencium baunya, maka ia sudah berzina", [Hadist Sunan Nasa’i No. 5126, Kitabu Ziinat]
    Keterangan: Seorang wanita yang dg sengaja memakai parfum (minyak wangi) dan bergaul dalam suatu kaum dengan niat sengaja memamerkan baunya maka hukumnya sama dengan dia berzina.
    6). Wanita tidak Boleh mengenakan pakaian pria (demikian pula sebaliknya).
    4098 - حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ، عَنْ سُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: «لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لِبْسَةَ الْمَرْأَةِ، وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لِبْسَةَ الرَّجُلِ»
    __________
    “Rasulullah SAW melaknati laki-laki yang memakai pakaian perempuan dan perempuan yang memakai pakaian laki-laki.” [Hadist Sunan Abi Dawud No. 4098, Kitabu Libas]
    7). Diharamkan mengikuti trend pakaian orang-orang kafir. (Keterangan ini jg berlaku bagi laki2 Muslim)
    4031 - حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتٍ، حَدَّثَنَا حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي مُنِيبٍ الْجُرَشِيِّ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ»
    __________
    [حكم الألباني] : حسن صحيح
    “Rasulullah SAW bersabda. ”Barangsiapa berpakaian seperti suatu kaum maka ia masuk dalam golongan kaum tersebut”. [Hadist Sunan Abi Dawud No. 4031 Kitabu Libas]
    27 - (2077) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ يَحْيَى، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الْحَارِثِ، أَنَّ ابْنَ مَعْدَانَ، أَخْبَرَهُ، أَنَّ جُبَيْرَ بْنَ نُفَيْرٍ، أَخْبَرَهُ، أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ، أَخْبَرَهُ، قَالَ: رَأَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيَّ ثَوْبَيْنِ مُعَصْفَرَيْنِ، فَقَالَ: «إِنَّ هَذِهِ مِنْ ثِيَابِ الْكُفَّارِ فَلَا تَلْبَسْهَا» ،
    __________
    [شرح محمد فؤاد عبد الباقي]
    [ش (معصفرين) أي مصبوغين بعصفر والعصفر صبغ أصفر اللون]
    Abdullah bin Amri bin 'Ash meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW melihat padaku berpakaian kuning-kuning, beliau bersabda bersabda: “Sesungguhnya ini bagian dari pakaian orang kafir, maka jangan memakainya". [Hadist Shohih Muslim No. 27 – (2077) Kitabu Libas wa Ziinat]
    8). Tidak boleh mengenakan pakaian untuk menjadi terkenal.
    3606 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَادَةَ، وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ الْوَاسِطِيَّانِ، قَالَا: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ قَالَ: أَنْبَأَنَا شَرِيكٌ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي زُرْعَةَ، عَنْ مُهَاجِرٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ أَلْبَسَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَوْبَ مَذَلَّةٍ»
    __________
    Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa mengenakan pakaian dengan niat ingin terkenal, maka Allah memberinya pakaian hina pada hari kiamat, kemudian membara didalam neraka”. [Hadist Ibnu Majah No.3606, Kitabu Libas]
    Alhamdulillah jazakumullohu khoiro
    Semoga membawa manfaat.
    Salam , Mas Prawiro

    Komikstrip pingin jadi baik: Lunasi hutang, jangan menghindar


    Komikstrip @pengenjadibaik Edisi 50: Lunasi Hutang, Jangan Menghindar
    Diwarnai oleh akhuna Roy Renaldo

    Dari Shuhaib Al Khoir, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shohih)

    Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih).

    Payung raksasa masjidil haram


    Payung Raksasa Masjidil Haram
    Dalam beberapa tahun mendatang, Kerajaan Arab Saudi berencana membangun payung raksasa di Masjidil Haram. Payung ini diharapkan bisa melindungi para jamaah dari sengatan sinar matahari.
    Komandan Pasukan Keamanan Masjidil Haram, Mayor Jenderal Muhammad Al-Ahmadi mengatakan pembangunan dimulai 2018. Sebuah video yang memperlihatkan model pembangunan payung raksasa telah dirilis dan langsung viral di media sosial. Semoga segera menjadi kenyataan. Aamiin.

    Sumber : Multazam wisata instagram

    Abdullah bin mas'ud

    Kisah Sahabat Nabi: Abdullah bin Mas'ud, Pemegang Rahasia Rasulullah

    Tak berapa lama setelah memeluk Islam, Abdullah bin Mas'ud mendatangi Rasulullah dan memohon kepada beliau agar diterima menjadi pelayan beliau. Rasulullah pun menyetujuinya.

    Sejak hari itu, Abdullah bin Mas'ud tinggal di rumah Rasulullah. Dia beralih pekerjaan dari penggembala domba menjadi pelayan utusan Allah dan pemimpin umat. Abdullah bin Mas'ud senantiasa mendampingi Rasulullah bagaikan layang-layang dan benangnya. Dia selalu menyertai kemana pun beliau pergi.

    Dia membangunkan Rasulullah untuk shalat bila beliau tertidur, menyediakan air untuk mandi, mengambilkan terompah apabila beliau hendak pergi dan membenahinya apabila beliau pulang. Dia membawakan tongkat dan siwak Rasulullah, menutupkan pintu kamar apabila beliau hendak tidur.

    Bahkan Rasulullah mengizinkan Abdullah memasuki kamar beliau jika perlu. Beliau memercayakan kepadanya hal-hal yang rahasia, tanpa khawatir rahasia tersebut akan terbuka. Karenanya, Abdullah bin Mas'ud dijuluki orang dengan sebutan "Shahibus Sirri Rasulullah" (pemegang rahasia Rasulullah).

    Abdullah bin Mas'ud dibesarkan dan dididik dengan sempurna dalam rumah tangga Rasulullah. Karena itu tidak kalau dia menjadi seorang yang terpelajar, berakhlak tinggi, sesuai dengan karakter dan sifat-sifat yang dicontohkan Rasulullah kepadanya. Sampai-sampai orang mengatakan, karakter dan akhlak Abdullah bin Mas'ud paling mirip dengan akhlak Rasulullah.

    Abdullah bin Mas'ud pernah berkata tentang pengetahuannya mengenai Kitabullah (Al-Qur'an) sebagai berikut, "Demi Allah, yang tiada Tuhan selain Dia. Tidak ada satu ayat pun dalam Al-Qur'an, melainkan aku tahu di mana dan dalam situasi bagaimana diturunkan. Seandainya ada orang yang lebih tahu daripada aku, niscaya aku datang belajar kepadanya."

    Abdullah bin Mas'ud tidak berlebihan dengan ucapannya itu. Kisah Umar bin Al-Khathab berikut memperkuat ucapannya. Pada suatu malam, Khalifah Umar sedang dalam perjalanan, ia bertemu dengan sebuah kabilah. Malam sangat gelap bagai tertutup tenda, menutupi pandangan setiap pengendara. Abdullah bin Mas'ud berada dalam kabilah tersebut. Khalifah Umar memerintahkan seorang pengawal agar menanyai kabilah.

    "Hai kabilah, dari mana kalian?" teriak pengawal.

    "Min fajjil 'amiq (dari lembah nan dalam)," jawab Abdullah.

    "Hendak kemana kalian?"

    "Ke Baitu Atiq (rumah tua, Ka'bah)," jawab Abdullah.

    "Di antara mereka pasti ada orang alim," kata Umar.

    Kemudian diperintahkannya pula menanyakan, "Ayat Al-Qur'an manakah yang paling ampuh?"

    Abdullah menjawab, "Allah, tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya) tidak mengantuk dan tidak pula tidur..." (QS Al-Baqarah: 255).

    "Tanyakan pula kepada mereka, ayat Al-Qur'an manakah yang lebih kuat hukumnya?" kata Umar memerintah.

    Abdullah menjawab, "Sesungguhnya Allah memerintah kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang kamu dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."(QS An-Nahl: 9).

    "Tanyakan kepada mereka, ayat Al-Qur'an manakah yang mencakup semuanya!" perintah Umar.

    Abdullah menjawab, "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan walaupun seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan walaupun sebesar dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya pula." (QS Al-Zalzalah: 8).

    Demikian seterusnya, ketika Umar memerintahkan pengawal untuk bertanya tentang Al-Qur'an, Abdullah bin Mas'ud langsung menjawabnya dengan tegas dan tepat. Hingga pada akhirnya Khalifah Umar bertanya, "Adakah dalam kabilah kalian Abdullah bin Mas'ud?"

    Jawab mereka, "Ya, ada!"

    Abdullah bin Mas'ud bukan hanya sekedar qari' (ahli baca Al-Qur'an) terbaik, atau seorang yang sangat alim atau zuhud, namun ia juga seorang pemberani, kuat dan teliti. Bahkan dia seorang pejuang (mujahid) terkemuka. Dia tercatat sebagai Muslim pertama yang mengumandangkan Al-Qur'an dengan suara merdu dan lantang.

    Pada suatu hari para sahabat Rasulullah berkumpul di Makkah. Mereka berkata, "Demi Allah, kaum Quraisy belum pernah mendengar ayat-ayat Al-Qur'an yang kita baca di hadapan mereka dengan suara keras. Siapa kira-kira yang dapat membacakannya kepada mereka?"

    "Aku sanggup membacakannya kepada mereka dengan suara keras," kata Abdullah.

    "Tidak, jangan kamu! Kami khawatir kalau kamu membacakannya. Hendaknya seseorang yang punya keluarga yang dapat membela dan melindunginya dari penganiayaan kaum Quraisy," jawab mereka.

    "Biarlah, aku saja. Allah pasti melindungiku," kata Abdullah tak gentar.

    Keesokan harinya, kira-kira waktu Dhuha, ketika kaum Quraisy sedang duduk-duduk di sekitar Ka'Baha Ad-Daulah. Abdullah bin Mas'ud berdiri di Maqam Ibrahim, lalu dengan suara lantang dan merdu dibacanya surah Ar-Rahman ayat 1-4.

    Bacaan Abdullah yang merdu dan lantang itu kedengaran oleh kaum Quraisy di sekitar Ka'bah. Mereka terkesima saat mendengar dan merenungkan ayat-ayat Allah yang dibaca Abdullah. Kemudian mereka bertanya, "Apakah yang dibaca oleh Ibnu Ummi Abd (Abdullah bin Mas'ud)?"

    "Sialan, dia membaca ayat-ayat yang dibawa Muhammad!" kata mereka begitu tersadar. Lalu mereka berdiri serentak dan memukuli Abdullah. Namun Abdullah bin Mas'ud meneruskan bacaannya hingga akhir surah. Ia lalu pulang menemui para sahabat dengan muka babak belur dan berdarah.

    "Inilah yang kami khawatirkan terhadapmu," kata mereka.

    "Demi Allah, kata Abdullah, "Bahkan sekarang musuh-musuh Allah itu semakin kecil di mataku. Jika kalian menghendaki, besok pagi aku akan baca lagi di hadapan mereka."

    Abdullah bin Mas'ud hidup hingga masa Khalifah Utsman bin Affan memerintah. Ketika ia hampir meninggal dunia, Khalifah Utsman datang menjenguknya. "Sakit apakah yang kau rasakan, wahai Abdullah?" tanya khalifah.

    "Dosa-dosaku," jawab Abdullah.

    "Apa yang kau inginkan?"

    "Rahmat Tuhanku."

    "Tidakkah kau ingin supaya kusuruh orang membawa gaji-gajimu yang tidak pernah kau ambil selama beberapa tahun?" tanya Khalifah.

    "Aku tidak membutuhkannya," kata Abdullah.

    "Bukankah kau mempunyai anak-anak yang harus hidup layak sepeninggalmu?" tanya Utsman.

    "Aku tidak khawatir, jawab Abdullah, "Aku menyuruh mereka membaca surah Al-Waqi'ah setiap malam. Karena aku mendengar Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang membaca surah Al-Waqi'ah setiap malam, dia tidak akan ditimpa kemiskinan selama-lamanya!"

    Pada suatu malam yang hening, Abdullah bin Mas'ud pun berangkat menghadap Tuhannya dengan tenang.