Keutamaan Qiyamul Lail


Qiyamul-Lail (Sholat Tahajud) merupakan ibadah sholat sunnah yang memiliki banyak
keutamaan dan keistimewaan
sebagaimana diterangkan di dalam Al-Quran dan As-Sunnah (Al-Hadits):
1. Qiyamul-Lail merupakan sholat sunnah yang paling utama setelah sholat wajib yang 5 waktu.
Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:
ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ : ﺳﺌﻞ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﺃﻱ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺃﻓﻀﻞ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﻤﻜﺘﻮﺑﺔ؟ ﻗﺎﻝ : ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻓﻲﺟﻮﻑ ﺍﻟﻠﻴﻞ
-Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya: “Sholat apakah yang paling utama setelah sholat fardhu (yang lima waktu) ?” beliau menjawab: “Sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah shalat di tengah malam (sholattahajjud)-
(Diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dan Muslim).
2. Barangsiapa menunaikan
Qiyamul-Lail, berarti ia telah
mena'ati perintah Allah dan Rasul-Nya. Hal ini sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala:
ﻭَﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻓَﺘَﻬَﺠَّﺪْ ﺑِﻪِ ﻧَﺎﻓِﻠَﺔً ﻟَﻚَ ﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﺒْﻌَﺜَﻚَ ﺭَﺑُّﻚَ ﻣَﻘَﺎﻣًﺎ ﻣَﺤْﻤُﻮﺩًﺍ
-Dan pada sebagian malam hari, sholat tahajjudlah kamu sebagai ibadah nafilah bagimu, mudah-mudahan (Pasti) Rabb-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji-
(Al- Isro’ 79).
3. Melaksanakan Qiyamul Lail itu adalah kebiasaan orang-orang sholih dan calon penghuni Surga.
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:
ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﻤُﺘَّﻘِﻴﻦَ ﻓِﻲ ﺟَﻨَّﺎﺕٍ ﻭَﻋُﻴُﻮﻥٍ , ﺁﺧِﺬِﻳﻦَ ﻣَﺎ ﺁﺗَﺎﻫُﻢْ ﺭَﺑُّﻬُﻢْ ﺇِﻧَّﻬُﻢْ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻗَﺒْﻞَ ﺫَﻟِﻚَ ﻣُﺤْﺴِﻨِﻴﻦَ ,ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻗَﻠِﻴﻼً ﻣِّﻦَ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻣَﺎ ﻳَﻬْﺠَﻌُﻮﻥَ * ﻭَﺑِﺎﻟْﺄَﺳْﺤَﺎﺭِ ﻫُﻢْ ﻳَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﻥَ
-Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)-
(QS. Adz Dzariyat: 15-18).
Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda:
ﻧِﻌْﻢَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻟَﻮْ ﻛَﺎﻥَ ﻳُﺼَﻠِّﻲْ ﻣِﻦَ
-Sebaik-baik orang adalah
Abdullah (yakni Abdullah bin
Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma) seandainya ia mau sholat di waktu malam-
(HR. Muslim No. 2478 dan 2479).
Dan diriwayatkan dari Abdullah
bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu anhuma, ia berkata:
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah menasihatiku dengan sabdanya:
ﻳﺎ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﺗﻜﻦ ﻣﺜﻞ ﻓﻼﻥ ﻛﺎﻥ ﻳﻘﻮﻡ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﻓﺘﺮﻙ ﻗﻴﺎﻡ ﺍﻟﻠﻴﻞ
-Wahai Abdullah, janganlah
engkau menjadi seperti si fulan, ia dahulu mengerjakan sholat malam, lalu ia meninggalkannya-
(HR. Imam al-Bukhari III/31, dan
Muslim II/185).
4. Mengerjakan Qiyamul Lail adalah salah satu sebab dihapuskannya kesalahan-kesalahan dan terhindar dari dosa-dosa.
Hal ini berdasarkan sabda
Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﻘِﻴَﺎﻡِ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﺩَﺃْﺏُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِـﺤِﻴْﻦَ ﻗَﺒْﻠَﻜُﻢْ ﻭَﻫُﻮَ ﻗُﺮْﺑَﺔٌ ﻟَﻜُﻢْ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺑِّﻜُﻢْ ﻭَﻣَﻜْﻔَﺮَﺓٌ ﻟِﻠﺴَّﻴِّﺌَﺎﺕِ ﻭَﻣَﻨْﻬَﺎﺓٌ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﺈِﺛْﻢِ .
-Hendaklah kalian melakukan
sholat malam karena ia adalah
kebiasaan orang-orang sholih
sebelum kalian, ia sebagai amal
taqorrub bagi kalian kepada Allah, menjauhkan dosa, dan penghapus kesalahan-
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 3549, al-Hakim I/308, dan al-Baihaqi II/502, dari jalan Shahabat Abu Umamah al-Bahili radhiyallaahu anhu).
5. Mengerjakan Qiyamul Lail merupakan kemuliaan dan kewibawaan bagi seorang Mukmin.
Hal ini berdasarkan sabda
Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
ﺃَﺗَﺎﻧِـﻲْ ﺟِﺒْـﺮِﻳْﻞُ ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﻳَﺎ ﻣُـﺤَﻤَّﺪُ، ﻋِﺶْ ﻣَﺎ ﺷِﺌْﺖَ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻣَﻴِّﺖٌ، ﻭَﺃَﺣْﺒِﺐْ ﻣَﺎ ﺷِﺌْﺖَ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻣُﻔَﺎﺭِﻗُﻪُ، ﻭَﺍﻋْﻤَﻞْ ﻣَﺎ ﺷِﺌْﺖَ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻣَﺠْﺰِﻱٌّ ﺑِﻪِ ،ﻭَﺍﻋْﻠَﻢْ ﺃَﻥَّ ﺷَﺮَﻑَ ﺍﻟْـﻤُﺆْﻣِﻦِ ﻗِﻴَﺎﻣُﻪُ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ، ﻭَﻋِﺰُّﻩُ ﺍﺳْﺘِﻐْﻨَﺎﺅُﻩُ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ .
-Malaikat Jibril mendatangiku, lalu berkata: “Hai Muhammad,
hiduplah sekehendakmu karena
kamu (pasti) akan mati. Cintailah seseorang sekehendakmu karena
kamu (pasti) akan berpisah
dengannya. Dan beramallah
sekehendakmu karena kamu
(pasti) akan diberi balasan (oleh
Allah pd hari Kiamat). Dan ketahuilah, bahwa kemuliaan dan kewibawaan seorang Mukmin itu ada pada sholat malamnya, dan ia tidak merasa butuh kepada manusia-
(Diriwayatkan oleh al- Hakim IV/325, dan ia menshohihkannya, serta disepakati oleh imam adz-Dzahabi. Derajat Hadits ini dinyatakan HASAN oleh al-Mundziri dalam at-Targhiib wa at-Tarhiib I/640, dan Syaikh al-Albani dalam Silsilah Al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 831).
6. Barangsiapa yang mengerjakan Qiyamul Lail dengan niat ikhlas karena Allah semata dan sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, maka ia akan terpelihara dari gangguan setan, dan ia akan bangun di pagi hari dalam keadaan segar dan bersih
jiwanya. Namun sebaliknya,
barangsiapa yang meninggalkan
Qiyamul Lail, Maka dia akan bangun di pagi hari dalam keaadan jiwanya dililit kekalutan (kejelekan) dan malas untuk beramal sholih.
Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:
Dari Abu Hurairah radhiallahu
anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
ﻳَﻌْﻘِﺪُ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥُ ﻋَﻠَﻰ ﻗَﺎﻓِﻴَﺔِ ﺭَﺃْﺱِ ﺃَﺣَﺪِﻛُﻢْ ﺇِﺫَﺍ ﻫُﻮَ ﻧَﺎﻡَ ﺛَﻠَﺎﺙَ ﻋُﻘَﺪٍ ﻳَﻀْﺮِﺏُ ﻛُﻞَّ ﻋُﻘْﺪَﺓٍ : ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻟَﻴْﻞٌ ﻃَﻮِﻳﻞٌ ﻓَﺎﺭْﻗُﺪْ . ﻓَﺈِﻥْ ﺍﺳْﺘَﻴْﻘَﻆَ ﻓَﺬَﻛَﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺍﻧْﺤَﻠَّﺖْ ﻋُﻘْﺪَﺓٌ ﻓَﺈِﻥْ ﺗَﻮَﺿَّﺄَ ﺍﻧْﺤَﻠَّﺖْ ﻋُﻘْﺪَﺓٌ ﻓَﺈِﻥْ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻧْﺤَﻠَّﺖْ ﻋُﻘْﺪَﺓٌ ﻓَﺄَﺻْﺒَﺢَ ﻧَﺸِﻴﻄًﺎ ﻃَﻴِّﺐَ ﺍﻟﻨَّﻔْﺲِ ﻭَﺇِﻟَّﺎ ﺃَﺻْﺒَﺢَ ﺧَﺒِﻴﺚَ ﺍﻟﻨَّﻔْﺲِ ﻛَﺴْﻠَﺎﻥَ
-Setan mengikat tengkuk kepala
seseorang dari kalian saat dia tidur dengan tiga tali ikatan, dimana pada tiap ikatan tersebut dia meletakkan godaan, “Kamu mempunyai malam yang sangat panjang, maka tidurlah dengan nyenyak.” Jika dia bangun dan mengingat Allah, maka lepaslah satu tali ikatan. Lalu jika dia berwudhu, maka lepaslah tali ikatan yang lainnya. Dan jika dia mendirikan sholat (malam), maka lepaslah seluruh tali ikatannya sehingga pada pagi harinya dia akan merasakan semangat & baik jiwanya. Namun bila dia tak melakukan hal itu, maka pagi harinya jiwanya menjadi jelek & menjadi malas beraktifitas-
(HR. Imam Al-Bukhari no.1142, & Muslim no.776).
Dan pada suatu hari pernah
diceritakan kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam tentang seseorang yang tidur semalam suntuk hingga pagi (yakni tiba waktu Subuh tanpa melakukan Qiyamul Lail), maka beliau bersabda:
ﺫﺍﻙ ﺭﺟﻞ ﺑﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﻓﻲ ﺃﺫﻧﻴﻪ
-Orang tersebut telah dikencingi
setan di kedua telinganya-
(HR. Imam al-Bukhari dan Muslim).
7. Barangsiapa yang mengerjakan Qiyamul Lail, maka ia berkesempatan mendapatkan 1/3 (sepertiga) malam terakhir yang merupakan waktu dimana doa akan dikabulkan, dan dosa-dosa akan diampuni Allah Ta’ala bila ia memohon ampunan kepada-Nya.
Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini: Dari Jabir bin Abdillah dia berkata:
Saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
ﺇِﻥَّ ﻓِﻲ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻟَﺴَﺎﻋَﺔً ﻟَﺎ ﻳُﻮَﺍﻓِﻘُﻬَﺎ ﺭَﺟُﻞٌ ﻣُﺴْﻠِﻢٌ ﻳَﺴْﺄَﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﺮِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻋْﻄَﺎﻩُ ﺇِﻳَّﺎﻩُ ﻭَﺫَﻟِﻚَ ﻛُﻞَّ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ
-Sesungguhnya di waktu malam terdapat suatu saat, tidaklah seorang muslim mendapati saat itu, lalu dia memohon kebaikan kepada Allah Ta’ala dari urusan dunia maupun akhirat, melainkan Allah akan memberikannya kepadanya. Demikian itu terjadi pada setiap malam-
(HR. Muslim no. 757)
Di dalam hadits shohih yg lain
disebutkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda (yg artinya):
-Rabb kita (Allah tabaroka
wata’ala) turun setiap malam ke langit dunia ketika masih tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berfirman: “Barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya. Barangsiapa yang memohon (sesuatu) kepada-Ku, niscaya Aku pun akan memberinya. Dan barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan
mengabulkannya-
(HR. Imam al-Bukhari).
8. Orang yang mengerjakan
Qiyamul Lail secara continue
(istiqomah) akan digolongkan ke
dalam golongan orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah. Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:
ﻣَﻦْ ﺍﺳْﺘَﻴْﻘَﻆَ ﻣِﻦْ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻭَﺃَﻳْﻘَﻆَ ﺍﻣْﺮَﺃَﺗَﻪُ ﻓَﺼَﻠَّﻴَﺎ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ ﻛُﺘِﺒَﺎ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺬَّﺍﻛِﺮِﻳﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ ﻭَﺍﻟﺬَّﺍﻛِﺮَﺍﺕِ
-Barangsiapa yang bangun malam dan membangunkan istrinya, kemudian mereka berdua melaksanakan shalat dua rakaat, maka mereka berdua akan digolongkan ke dalam golongan para lelaki dan para wanita yang banyak berdzikir (mengingat) kepada Allah-
(HR. Abu Daud no.1309, Ibnu Majah no.1335, dan dinyatakan SHOHIH oleh syaikh Al-Albani di dalam Misykaatu al- Mashoobiih: I/390).
Demikian beberapa keutamaan
Qiyamul-Lail. Semoga Allah Ta’ala memberikan kelonggaran dan kemudahan kepada kita semua agar bersemangat dalam
mengerjakannya dengan istiqomah hingga akhir hayat.

آمين....
الحمدلله، جزا كم الله خيرا