Tips bisa umroh berkali kali tiap tahun

Oleh mas imam Gem Sufaat

Tips Bisa Umroh Lailatul Qodar Tiap Tahun

Artikel ini saya tulis ketika masih bekerja di Multazam Utama Tour & Travel. Waktu itu saya berkesempatan mewawancarai Bapak H. Agus Murdono yang alhamdulillah bisa rutin umroh di 10 malam terakhir bulan ramadhan. Berikut petikannya.

"Mengapa Pak Agus selalu ikut umroh Lailatul Qodar setiap tahun?"

- Sebenarnya saya enggan membahas ibadah saya. Bismillah, semoga yang saya sampaikan bermanfaat untuk umat dan menjauhkan saya dari riya'.

Allah berfirman bahwa hidup itu untuk ibadah. Dan peak season (puncaknya) adalah 10 hari terakhir Bulan Ramadhan. Di situ, Allah melipatgandakan pahala. Jadi, sebisa mungkin kita meraih bagian pahala yang besar.

"Apa tips Pak Agus agar bisa umroh Lailatul Qodar setiap tahun?"

- Karena saya karyawan, jadi setiap bulan saya konsisten memotong gaji untuk tabungan umroh. Dengan demikan, saat tiba waktunya, saya tinggal mendaftar.

"Adakah tips lainnya?"

- Rutinkan dzikir di masjid setelah sholat subuh sampai suruq. Kan pahalanya sama dengan haji dan umroh. Sebelum meninggalkan masjid kita berdoa, "Ya Allah, saya sudah mengamalkan amalan berpahala haji dan umroh. Maka, izinkan saya mengamalkan ibadah umroh ke Tanah Suci setiap 10 hari terakhir di Bulan Ramadhan."

"Bagaimana caranya agar kita selalu semangat untuk beribadah?"

- Jangan pernah merasa amalan kita sudah cukup. Jangan yakin bisa masuk surga dengan amalan yang sudah ada. Kita harus selalu khawatir amalan kita belum cukup. Jadi kita selalu beribadah maksimal agar bisa masuk surga selamat dari neraka.

"Adakah tips lainnya Pak?"

- Hidup ini sementara. Semua harta akan diwaris anak cucu saat kita meninggal. Lha kita bawa apa kalau sudah mati? Mumpung masih hidup, kita perbanyak ibadah, termasuk menyisihkan sebagian rejeki untuk umroh ke Tanah Suci.

"Bagaimana rasanya bisa rutin ke Tanah Suci Pak?"

H. Agus: Alhamdulillah saya bersyukur sekali. Tapi, yang perlu diingat, semakin kita dekat dengan Allah, kita harus siap dengan segala macam cobaan. Tentu saja, cobaannya akan disesuaikan dengan kadar keimanan kita. Tapi, kita tidak perlu khawatir, Allah pasti menolong hambaNya yang sabar.

--------------------

مَنْ صَلَّىالْغَدَا ةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِحَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

Dari Anas bin Malik, Rasulullah s.a.w bersabda, "Barangsiapa Shalat Subuh berjamaah lalu duduk berdzikir (mengingat) Allah sampai terbit matahari kemudian shalat dua raka'at, maka baginya pahala seperti pahala haji dan umrah yang sempurna, sempurna, sempurna." (Hasan-Shahih: At-Tirmidzi, No. 480, 586).

Agar pulang mudik nambah pahala

Obat Pulang Mudik Paling Mujarab
Mudik sebentar lagi usai. Waktunya kembali ke rumah dan persiapan kerja. Kabar sedihnya, macet di mana-mana. Sering kali bosan, bahkan bete di kendaraan. Nah, biar jadi pahala, ada baiknya mengamalkan dua aktivitas mulia ini.
- DZIKIR
وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“… Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allâh, Allâh telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.“ (Al-Ahzâb/33:35)
- DOA
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ
“Tiga waktu diijabahi (dikabulkan) do’a yang tidak diragukan lagi yaitu: (1) do’a orang yang terzholimi, (2) do’a seorang musafir, (3) do’a orang tua pada anaknya.” (HR. Ahmad 12/479 no. 7510, At Tirmidzi 4/314 no. 1905, Ibnu Majah 2/1270 no. 3862)
InsyaAllah, dengan banyak dzikir dan doa pulang mudik jadi penuh berkah dan pahala. Semoga selamat sampai tujuan

Sumber www.multazam.co.id

Kisah inspiratif, bang aku ingin kerja


istri : Abang, aku mau kerja!”
.
suami : “Jangan, lah. Kamu di rumah saja. Istri itu di rumah tugasnya :)”
.
istri : “Itu, tetangga kita, dia kerja!”
.
suami :“Hehe …, dia itu guru, sayaang. Dia dibutuhkan banyak orang. Yang membutuhkan kamu tidak banyak. Hanya Abang dan anak kita. Di rumah saja, ya.”
.
istri : “Itu…, tetangga kita yang satunya, yang sekarang sudah pindah ke kampung sebelah, aku lihat dia kerja. Bukan guru. Tidak dibutuhkan banyak orang.”
.
suami :“Nanti, tunggu Abang meninggal dunia.”
.
istri : “Apa-apaan sih?”
.
suami :“Dia itu janda, sayaaaang. Suaminya meninggal satu setengah bulan yang lalu. Makanya dia kerja.”
.
istri : “Tapi kebutuhan kita makin banyak, Bang”
.
suami : “Kan Abang masih kerja, Abang masih sehat, aku masih kuat. Akan Abang usahakan, InsyaAllah.”
.
istri : “Iya, aku tahu. Tapi penghasilan Abang untuk saat ini tidaklah cukup.”
.
suami : “Bukannya tidak cukup, tapi belum lebih. Mengapa Abang bilang begitu? Karena Allah pasti mencukupi. Lagi pula, kalau kamu kerja siapa yang jaga anak kita?”
.
istri : “Kan ada Ibu! Pasti beliau tidak akan keberatan. Malah dengan sangat senang hati.”
.
suami : “Istri Abang yang Abang cintai, dari perut sampai lahir, sampai sebelum Abang bisa mengerjakan pekerjaan Abang sendiri, segalanya menggunakan tenaga Ibu. Abang belum ada pemberian yang sebanding dengan itu semua. Sedikit pun belum terbalas jasanya. Dan Abang yakin itu tak akan bisa. Setelah itu semua, apakah sekarang Abang akan meminta Ibu untuk mengurus anak Abang juga?”
.
istri :“Bukan Ibumu, tapi Ibuku, Bang?”
.
suami : “Apa bedanya? Mereka berdua sama, Ibu kita. Mereka memang tidak akan keberatan. Tapi kita, kita ini akan jadi anak yang tegaan. Seolah-olah, kita ini tidak punya perasaan.”
.
istri : “Jadi, kita harus bagaimana?”
.
suami : “Istriku, takut tidak tercukupi akan rezeki adalah penghinaan kepada Allah. Jangan khawatir! Mintalah pada-Nya. Atau begini saja, Abang ada ide! Tapi Abang mau tanya dulu.”
.
istri :“Apa, Bang?”
.
suami : “Apa alasan paling mendasar, yang membuat kamu ingin bekerja?”
.
istri : “Ya untuk memperbaiki perekonomian kita, Bang. Aku ingin membantumu dalam penghasilan. Untuk kita, keluarga kita.”
.
suami : “Kalau memang begitu, kita buka usaha kecil saja di rumah. Misal sarapan pagi. Bubur ayam misalnya? Atau, bisnis online saja. Kamu yang jalani. Bagaimana? anak terurus, rumah terurus, Abang terlayani, uang masuk terus, InsyaAllah. Keren, kan?”
.
istri : “Suamiku sayang, aku tidak pandai berbisnis, tidak bisa jualan. Aku ini karyawati. Bakatku di sana. Aku harus keluar kalau ingin menambah penghasilan.”
.
suami : “Tidak harus keluar. Tenang, masih ada solusi!”
.
istri :“Apa?”
.
suami : “Bukankah ada yang lima waktu? Bukankah ada Tahajud? Bukankah ada Dhuha? Bukankah ada sedekah? Bukankah ada puasa? Bukankah ada amalan-amalan lainnya? Allah itu Maha Kaya. Minta saja pada-Nya.”
.
istri :“Iya, Bang, aku tahu. Tapi itu semua harus ada ikhtiar nyata.”
.
suami : “Kita ini partner, sayang. Abanglah pelaksana ikhtiarnya. Tugas kamu cukup itu. InsyaAllah jika menurut Allah baik, menurut-Nya kita pantas, kehidupan kita pasti akan berubah.”
.
istri : “Tapi, Bang?!”
.
suami : “Abang tanya lagi…, kamu ingin kita hidup kaya, apa berkah?”
.
istri :“Aku ingin kita hidup kaya dan berkah.”
.
suami : “Kalau begitu lakukan amalan-amalan tadi. InsyaAllah kaya dan berkah.”
.
istri : “Kalau tidak kaya?”
.
suami : “Kan masih berkah? Dan…, tahu apa yang terjadi padamu jika tetap istiqomah dengan itu?”
.
istri : “Apa, Bang?
.
suami : “Pilihlah pintu surga yang mana saja yang kamu suka. Dan kamu, menjadi sebenar-benarnya perhiasan dunia.”
***
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang wanita (istri) itu telah melakukan shalat lima waktu, puasa bulan Ramadhan, menjaga harga dirinya dan mentaati perintah suaminya, maka ia diundang di akhirat supaya masuk surga berdasarkan pintunya mana yang ia suka (sesuai pilihannya),” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban

Counter, aplikasi untuk zikir

Kini ada aplikasi gratis yang membantu kita saat zikir. 
Aplikasi counter namanya.. bisa di unduh di playstore android.
Aplikasi ini memudahkan menghitung jumlah zikir dan bisa di modif amalan zikir apa saja yang ingin dikerjakan tiap harinya..
Contoh seperti tampilan dibawah ini..




Cukup membantu agar bisa fokus dan semangat mengerjakan amalan zikir yang kita ingin amalkan, walau afdolnya ziikir hitungannya memakai jari tangan kita.
Agar nanti ruas ruas jari jari tangan kita kelak diakhirat bersaksi untuk kita.

Iktikaf

*IKTIKAF*

Catatan singkat mengenai iktikaf.

Difinisi Iktikaf :

Bertempat di masjid dan menetap di dalam nya ,utk beribadah kpd Alloh.

*Hukum Iktikaf*

A. Sunah

 عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ فِي كُلِّ رَمَضَانٍ وَإِذَا صَلَّى الْغَدَاةَ دَخَلَ مَكَانَهُ الَّذِي اعْتَكَفَ فِيهِ قَالَ فَاسْتَأْذَنَتْهُ عَائِشَةُ أَنْ تَعْتَكِفَ فَأَذِنَ لَهَا فَضَرَبَتْ فِيهِ قُبَّةً فَسَمِعَتْ بِهَا حَفْصَةُ فَضَرَبَتْ قُبَّةً وَسَمِعَتْ زَيْنَبُ بِهَا فَضَرَبَتْ قُبَّةً أُخْرَى فَلَمَّا انْصَرَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْغَدَاةِ أَبْصَرَ أَرْبَعَ قِبَابٍ فَقَالَ مَا هَذَا فَأُخْبِرَ خَبَرَهُنَّ فَقَالَ مَا حَمَلَهُنَّ عَلَى هَذَا آلْبِرُّ انْزِعُوهَا فَلَا أَرَاهَا فَنُزِعَتْ فَلَمْ يَعْتَكِفْ فِي رَمَضَانَ حَتَّى اعْتَكَفَ فِي آخِرِ الْعَشْرِ مِنْ شَوَّال

dari 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selalu beri'tikaf pada bulan Ramadhan. Apabila selesai dari shalat Shubuh Beliau masuk ke tempat khusus i'tikaf Beliau. Dia (Yahya bin Sa'id) berkata: Kemudian 'Aisyah radliallahu 'anha meminta izin untuk bisa beri'tikaf bersama Beliau, maka Beliau mengizinkannya. Lalu 'Aisyah radliallahu 'anha membuat tenda khusus. Kemudian hal ini didengar oleh Hafshah, maka diapun membuat tenda serupa. Begitu juga hal ini kemudian didengar oleh Zainab maka dia pun membuat tenda yang serupa. Ketika Beliau selesai dari shalat Shubuh Beliau melihat tenda-tenda tersebut, maka Beliau berkata: "Apa ini?" Lalu Beliau diberitahu dengan apa yang telah diperbuat oleh mereka (para isteri beliau). Maka Beliau bersabda: "Apa yang mendorong mereka sehingga beranggapan bahwa tenda-tenda ini adalah jalan kebajikan? Bongkarlah tenda-tenda itu, aku tidak mau melihatnya". Maka tenda-tenda itu dibongkar dan Beliau tidak meneruskan i'tikaf Ramadhan hingga kemudian Beliau melaksanakannya pada sepuluh akhir dari bulan Syawal.HR Bukhori

( dari hadits itu mnjukn sunah ).

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَان

dari 'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhua berkata: " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beri'tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan". HR Bukhori..

B. Menjadi wajib bagi yang Nazdar .

Contoh : org itu menghijibkan dirinya utuk iktikaf hari minggu, atau waktu2 tertentu

عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ نَذَرَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ أَنْ يَعْتَكِفَ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ قَالَ أُرَاهُ قَالَ لَيْلَةً قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْفِ بِنَذْرِك

dari 'Ubaidullah dari Nafi' dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma bahwa 'Umar radliallahu 'anhu bernadzar di zaman Jahiliyyah untuk beri'tikaf di Al Masjidil Haram. Dia ('Ubaid) berkata: "Aku menduga dia berkata: Untuk satu malam". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata, kepadanya: "Tunaikanlah nadzarmu itu". HR Bukhori.

*KEUTAMAAN IKTIKAF*

a. Mendapatkan semua Kebaikan.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِي الْمُعْتَكِفِ هُوَ يَعْكِفُ الذُّنُوبَ وَيُجْرَى لَهُ مِنْ الْحَسَنَاتِ كَعَامِلِ الْحَسَنَاتِ كُلِّهَا
dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkaitan dengan orang yang beri'tikaf: "Ia berdiam diri dari dosa-dosa dan dialirkan baginya kebaikan seperti orang yang melakukan semua kebaikan HR: Ibnu majah

b. Diampuni dosa nya

عن عائشة انّ النبيّ صلى الله عليه والسلام
قال مَنِ اعتكف إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدّم من ذنبه ؛ رواه الديلمي

Nabi bersabda:
Barang siapa yg iktikaf krn iman dan cari pahala mk bg nya di ampuni dosa2 nya yg telah lewat.

*SYARAT IKTIKAF*

Harus dilaksanakn di Masjid

ﻭَﺃَﻧﺘُﻢۡ ﻋَٰﻜِﻔُﻮﻥَ ﻓِﻰ ٱﻟۡﻤَﺴَٰﺠِﺪِ َ

sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid.

(Al-Baqarah 2 : 187)

b. Niat iktikaf

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Sesungguhnya setiap amalan sesuai dengan niat, dan balasan bagi seseorang itu sesuai dengan apa yang di niatkannya. HR ibnu majah

*Hal-hal yang dapat membatalkan iktikaf*

a . Jimak

..... ﻭَﻻَ ﺗُﺒَٰﺸِﺮُﻭﻫُﻦَّ ﻭَﺃَﻧﺘُﻢۡ ﻋَٰﻜِﻔُﻮﻥَ ﻓِﻰ ٱﻟۡﻤَﺴَٰﺠِﺪِ ۗ ﺗِﻠۡﻚَ ﺣُﺪُﻭﺩُ ٱﻟﻠَّﻪِ ﻓَﻼَ ﺗَﻘۡﺮَﺑُﻮﻫَﺎ ۗ ﻛَﺬَٰﻟِﻚَ ﻳُﺒَﻴِّﻦُ ٱﻟﻠَّﻪُ ءَاﻳَٰﺘِﻪِۦ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ﻟَﻌَﻠَّﻬُﻢۡ ﻳَﺘَّﻘُﻮﻥَ

Janganlah kamu campuri mereka isrti ( jimak), sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.

(Al-Baqarah 2 : 187)

b. Keluar Masjid Tanpa Uzdur Sar'i

 أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ وَإِنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُدْخِلُ عَلَيَّ رَأْسَهُ وَهُوَ فِي الْمَسْجِدِ فَأُرَجِّلُهُ وَكَانَ لَا يَدْخُلُ الْبَيْتَ إِلَّا لِحَاجَةٍ إِذَا كَانَ مُعْتَكِفًا

Bahwasanya 'Aisyah radliallahu 'anha isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Sungguh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah menjulurkan kepala Beliau kepadaku ketika sedang berada di masjid lalu aku menyisir rambut Beliau. Dan Beliau tidaklah masuk ke rumah kecuali ketika ada keperluan (buang hajat) apabila Beliau sedang beri'tikaf". HR Bukhori

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ السُّنَّةُ عَلَى الْمُعْتَكِفِ أَنْ لَا يَعُودَ مَرِيضًا وَلَا يَشْهَدَ جَنَازَةً وَلَا يَمَسَّ امْرَأَةً وَلَا يُبَاشِرَهَا وَلَا يَخْرُجَ لِحَاجَةٍ إِلَّا لِمَا لَا بُدَّ مِنْهُ وَلَا اعْتِكَافَ إِلَّا بِصَوْمٍ وَلَا اعْتِكَافَ إِلَّا فِي مَسْجِدٍ جَامِعٍ

 Dari Aisyah bahwa ia berkata; yang disunahkan atas orang yang beri'tikaf adalah tidak menjenguk orang yang sedang sakit, serta tidak mengiringi jenazah serta tidak menyentuh wanita, tidak bercampur dengannya dan tidak keluar untuk suatu keperluan kecuali karena sesuatu yang harus ia lakukan. Dan tidak ada i'tikaf kecuali disertai puasa dan tidak ada i'tikaf kecuali di Masjid yang padanya dilakukan shalat Jum'at.
HR Abu dawud

*MEMPERBANYAK DOA*

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِي

 اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ

الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

 قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيح

٢. ﺇِﻧَّﺎٓ ﺃَﻧﺰَﻟۡﻨَٰﻪُ ﻓِﻰ ﻟَﻴۡﻠَﺔِ ٱﻟۡﻘَﺪۡﺭِ

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam yg Mulya ( mlm Qodar ) .

ﻭَﻣَﺎٓ ﺃَﺩۡﺭَﻯٰﻙَ ﻣَﺎ ﻟَﻴۡﻠَﺔُ ٱﻟۡﻘَﺪۡﺭِ

Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? ( malam Qodar itu?  )

ﻟَﻴۡﻠَﺔُ ٱﻟۡﻘَﺪۡﺭِ ﺧَﻴۡﺮٌ ﻣِّﻦۡ ﺃَﻟۡﻒِ ﺷَﻬۡﺮٍ

Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. ( -+ 83 Tahun)


ﺗَﻨَﺰَّﻝُ ٱﻟۡﻤَﻠَٰٓﺌِﻜَﺔُ ﻭَٱﻟﺮُّﻭﺡُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺑِﺈِﺫۡﻥِ ﺭَﺑِّﻬِﻢ ﻣِّﻦ ﻛُﻞِّ ﺃَﻣۡﺮٍ

Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan
( perkara) .

ﺳَﻠَٰﻢٌ ﻫِﻰَ ﺣَﺘَّﻰٰ ﻣَﻂۡﻠَﻊِ ٱﻟۡﻔَﺠۡﺮِ

Malam itu (penuh) kesejahteraan/ keslamatan, sampai terbit fajar.

Mari kita pool kan ibadah..
Kesempatan di depan mata...
Dan wkt nya sangat singkat...
-+ 10 malam..
Yang ahli solat sunah,zdikir,doa,baca Qur'an,sodaqoh...di persilahkan..
Jangan sampe mlm qodar lewat ,kita mnyesal,,krn kurang maximal...

Mugo2 Alloh paring sehat ,kuat ,kefahaman yg barokah...آمين

I'tikaf dan lailatul qodar



*I'tikaf & Lailatul Qodar*

Alkisah, Pada masa kenabian Bani Israil ada 4 orang alim yang selama hidupnya 80 tahun beribadah kepada Allah tanpa berbuat kesalahan sedikitpun. Meraka adalah Ayub, Zakaria, Hizkil bin A'juz  dan  Yusa' bin Nun . Kabar tersebut mengherankan sekaligus membuat iri umat Islam dan para sahabat pada masa Nabi Muhammad saw

Kemudian Allah mengutus Malaikat Jibril untuk mengabarkan bahwa Allah menurunkan yang lebih baik dari itu yaitu Malam Qodar. Beribadah satu malam saat turunnya Lailatul Qodar pahalanya lebih baik dari pada beribadah selama seribu bulan atau 83 tahun penuh. Menurut petunjuk Rasulullah saw Malam Qodar jatuh di dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan.

1766 - حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة قال: حدثنا إسماعيل ابن علية, عن هشام الدستوائي, عن يحيى بن أبي كثير, عن أبي سلمة, عن أبي سعيد الخدري, قال: اعتكفنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم العشر الأوسط من رمضان, فقال : «إني أريت ليلة القدر فأنسيتها, فالتمسوها في العشر الأواخر, في الوتر»

[حكم الألباني] صحيح

... dari Abi Said Al-Hudri, berkata: Saya itikaf bersama Rasulillahi SAW sepuluh hari yang tengah dari bulan Ramadan maka Nabi bersabda, "Sesungguhnya saya diperlihatkan pada malam Qodr maka saya dilalaikan (oleh Allah) tentang Lailatul Qodr tersebut. Maka carilah Lailatul Qodr itu dalam sepuluh hari terakhir yang ganjil ".

[Hadist Ibnu Majah no. 1766 Kitabushiam]


Ramadan benar-benar bulan yang penuh rahmat dan barokah. Pada sepuluh hari terakhir Allah membuka lebar pintu pahala dan pengampunan. Selain turunnya Lailatul Qodar sepuluh hari terakhir Ramadhan adalah waktu untuk itikaf. Itikaf adalah berdiam diri di dalam Masjid, dengan merenung, ta'arub (mendekat), beribadah, berzikir dan mohon ampunan kepada Allah.

Salah satu ketentuan ibadah iktikaf adalah tidak keluar dari masjid atau masuk rumah kecuali hanya untuk kebutuhan buang hajat. Juga tidak bisa masuk rumah menjimak istri selama melaksanakan i'tikaf.

1770 - حدثنا محمد بن يحيى قال: حدثنا عبد الرحمن بن مهدي, عن حماد بن سلمة, عن ثابت, عن أبي رافع, عن أبي بن كعب, أن النبي صلى الله عليه وسلم كان: «يعتكف العشر الأواخر من رمضان, فسافر عاما, فلما كان من العام المقبل اعتكف عشرين يوما »

[حكم الألباني] صحيح

... dari Abiyin bin Ka'bin sesungguhnya Nabi saw i'tikaf sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. Maka pada tahun perjalanan (10 Hijriyah). Ketika pada tahun beliau (Nabi) diwafatkan, Nabi itikaf dua puluh hari.

[Hadist Ibnu Majah no. 1770 K Shoum]


... ولا تباشروهن وأنتم عاكفون في المساجد ...

... janganlah kamu pergauli istri-istrimu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya ....

[Surah Al-Baqarah ayat 187]


1776 - حدثنا محمد بن رمح قال: أنبأنا الليث بن سعد, عن ابن شهاب, عن عروة بن الزبير, وعمرة بنت عبد الرحمن, أن عائشة, قالت: إن كنت لأدخل البيت للحاجة, والمريض فيه, فما أسأل عنه إلا وأنا مارة, قالت: وكان رسول الله صلى الله عليه وسلم, «لا يدخل البيت إلا لحاجة إذا كانوا معتكفين»

[حكم الألباني] صحيح

... sesungguhnya Aisah meriwayatkan: Bahwa ada saya masuk rumah untuk kebutuhan, dan di dalam rumah ada orang sakit, maka saya tidak bertanya dari orang sakit kecuali saya hanya lewat: dan ada Rosululloh saw tidak masuk rumah kecuali karena hajatnya ketika beliau itikaf.

[Hadist Ibnu Majah no. 1776 K Shoum]


19426 - أخبرنا يونس, أخبرنا ابن وهب, حدثني مسلمة بن علي عن علي بن عروة قال: ذكر رسول الله صلى الله عليه وسلم يوما أربعة من بني إسرائيل عبدوا الله ثمانين عاما, لم يعصوه طرفة عين فذكر أيوب وزكريا وحزقيل بن العجوز ويوشع بن نون قال : فعجب أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم من ذلك فأتاه جبريل فقال: يا محمد عجبت أمتك من عبادة ه ؤلاء النفر ثمانين سنة لم يعصوه طرفة عين, فقد أنزل الله خيرا من ذلك. فقرأ عليه إنا أنزلناه في ليلة القدر وما أدراك ما ليلة القدر ليلة القدر خير من ألف شهر هذا أفضل مما عجبت أنت وأمتك: فسر بذلك رسول الله صلى الله عليه وسلم والناس معه «3».

... dari Ali bin Urwah mengatakan: Rasulullah SAW bercerita suatu waktu ada empat orang Bani Isroil beribadah kepada Allah delapan puluh tahun tidak pernah melanggar pada Allah sekejab matapun (Rasulullah SAW) menyebutkan mereka adalah Ayub, Zakaria, Hizkil bin A'juz dan Yusa' bin Nun. Ali mengatakan maka para sahabat Rasululllah SAW takjub terhadap mereka.

Maka Jibril datang pada Nabi dan berkata, "Wahai Muhammad umatmu terheran-heran terhadap mereka, beribadah selama delapan puluh tahun tanpa berbuat dosa sekejap matapun. Maka sesungguh Allah menurunkan yang lebih baik dari demikian itu. Maka Jibril membacakan pada Nabi;

"إنا أنزلناه في ليلة القدر وما أدراك ما ليلة القدر ليلةالقدر خير من ألف شهر"

"Sesungguhnya Aku (Allah) menurunkan berita ini dalam malam Qodr. Apakah yang engkau ketahui tentang Malam Qodr? Lailatul Qodr lebih baik dari seribu bulan".

Ini lebih utama dari apa-apa yang engkau dan umatmu herankan. Maka bergembiralah dengan kabar ini, Rasulullah dan para manusia besertanya.

[Hadist Riwayat Abi Hatim No. 19426]

*Doa Lailatul-Qodr*

3513 - حدثنا قتيبة بن سعيد قال: حدثنا جعفر بن سليمان الضبعي, عن كهمس بن الحسن, عن عبد الله بن بريدة, عن عائشة, قالت: قلت: يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها? قال: "قولي: اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني". هذا حديث حسن صحيح

[حكم الألباني]: صحيح

... dari 'Aisah, bercerita, saya bertanya, "Wahai Rosulullah sudikah kiranya engkau mengajari saya bila saya menemukan malam lailatul Qodar doa apa yang saya ucapkan waktu itu?" Nabi menjawab, berdoalah:

 "اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني"

(Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan Maha Mulya, engkau senang terhadap orang yang minta pengampunan, maka ampunilah saya.)

[Hadist Sunan Termizi No. 3513 Abwabul Da'awat]

Apa saja yang dilakukan saat i'tikaf

Q : Assalamu’alaikum wr. wb. 
Pak Ustadz yang baik, ada beberapa pertanyaan seputar I’tikaf:
  1. Sebenarnya apa sih yang dilakukan orang saatI’tikaf, bolehkah hanya diam saja?
  2. Apakah I’tikaf harus selalu di masjid dan harus punya wudlu?
  3. Apakah sebelum melakukan I’tikaf harus berniat dulu, bagaimana niatnya?
  4. Apakah benar kita dianjurkan I’tikaf pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan, apa dalilnya?
Mohon penjelasannya.
Jazakallohu khoiro

A :
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabaraktuh, 
1. Kata i’tikaf berasal dari ‘akafa alaihi’, artinya senantiasa atau berkemauan kuat untuk menetapi sesuatu atau setia kepada sesuatu. Secara harfiah kata i’tikaf berarti tinggal di suatu tempat, sedangkan syar’iyah kata i’tikaf berarti tinggal di masjid untuk beberapa hari, teristimewa sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Selama hari-hari itu, seorang yang melakukan i’tikaf (mu’takif) mengasingkan diri dari segala urusan duniawi dan menggantinya dengan kesibukan ibadat dan zikir kepada Allah dengan sepenuh hati. Dengan i’tikaf seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, kita berserah diri kepada Allah dengan menyerahkan segala urusannya kepada-Nya, dan bersimpuh di hadapan pintu anugerah dan rahmat-Nya.
Yang dilakukan pada saat i’tikaf pada hakikatnya adalah taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah. Makna taqrrub adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan beragam rangkaian ibadah. Di antaranya:
A. Shalat
Baik shalat wajib secara berjamaah atau pun shalat sunnah, baik yang dilakukan secara berjamaah maupun sendirian. Misalnya shalat tarawih, shalat malam (qiyamullail), shalat witir, shalat sunnah sebelum shalat shubuh, shalat Dhuha’, shalat sunnah rawatib (qabliyah dan ba’diyah) dan lainnya.
B. Zikir
Semua bentuk zikir sangat dianjurkan untuk dibaca pada saat i’tikaf. Namun lebih diutamakan zikir yang lafaznya dari Al-Quran atau diriwayatkan dari sunnah Rasulullah SAW secara shahih. Jenis lafadznya sangat banyak dan beragam, tetapi tidak ada ketentuan harus disusun secara baku dan seragam. Juga tidak harus dibatasi jumlah hitungannya.
C. Membaca ayat Al-Quran
Membaca Al-Quran (tilawah) sangat dianjurkan saat sedang beri’tikaf. Terutama bila dibaca dengan tajwid yang benar serta dengan tartil.
D. Belajar Al-Quran
Bila seseorang belum terlalu pandai membaca Al-Quran, maka akan lebih utama bila kesempatan beri’tikaf itu juga digunakan untuk belajar membaca Al-Quran, memperbaiki kualitas bacaan dengan sebaik-baiknya. Agar ketika membaca Al-Quran nanti, ada peningkatan.
E. Belajar Memahami Isi Al-Quran
Selain pentingnya membaca Al-Quran dengan berkualitas, maka meningkatkan pemahaman atas setiap ayat yang dibaca juga tidak kalah pentingnya. Sebab Al-Quran adalah pedoman hidup kita yang secara khusus diturunkan dari langit. Tidak lain tujuannya agar mengarahkan kita ke jalan yang benar. Apalah artinya kita membaca Al-Quran, kalau kita justru tidak paham makna ayat yang kita baca.
Tentunya belajar baca dan memahami ayat Al-Quran membutuhkan guru yang ahli di bidangnya. Tanpa guru, sulit bisa dicapai tujuan itu.
F. Berdoa
Berdoa adalah meminta kepada Allah atas apa yang kita inginkan, baik yang terkait dengan kebaikan dunia maupun kebaikan akhirat. Dan aktifitas meminta kepada Allah bukanlah kesalahan, bahkan bagian dari pendekatan kita kepada Allah. Allah SWT senang dengan hamba-Nya yang meminta kepada-Nya. Meski tidak langsung dikabulkan, tetapi karena meminta itu adalah ibadah, maka tetaplah meminta.
Semakin banyak kita meminta, maka semakin banyak pula pahala yang Allah berikan. Dan bila dikabulkan, tentu saja menjadi kebahagiaan tersendiri.
Dan meminta kepada Allah (berdoa) sangat dianjurkan untuk dilakukan di dalam berik’tikaf.
Namun dari semua kegiatan di atas, bukan berarti seorang yang beri’tikaf tidak boleh melakukan apapun kecuali itu. Dia boleh makan di malam hari, dia juga boleh istirahat, tidur, berbicara, mandi, buang air, bahkan boleh hanya diam saja. Sebab makna i’tikaf memang diam. Tetapi bukan berarti diam saja sepanjang waktu i’tikaf.
Adapun yang terlarang dilakukan saat i’tikaf adalah bercumbu dengan isteri hingga sampai jima’. Sedangkan yang dimakruhkan adalah berbicara yang semata-mata hanya masalah kemegahan dan kesibukan keduniaan saja, yang tidak membawa manfaat secara ukhrawi.
Bicara masalah dagang, tentu boleh bila terkait dengan bagaimana dagang yang sesuai syariat. Sebab syariat itu tentu bukan hanya bicara hal-hal di akhirat saja, tetapi tercakup luas semua masalah keduniaan.
Sunnat bagi orang yang sedang i’tikaf tidak boleh menengok yang sakit, jangan menyaksikan jenazah, tidak boleh menyentuh perempuan dan jangan bercumbu, dan jangan keluar (dari masjid) untuk satu keperluan kecuali dalam perkara yang tidak boleh tidak, dan tidak ada i’tikaf melainkan di masjid kami."(HR Abu Dawud).
2. I’tikaf tidak sah dilakukan kecuali di masjid. Ini adalah hal yang kebenarannya telah menjadi kesepakatan semua ulama. Sesuai dengan firman Allah SWT:
Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam, janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa. (QS Al-Baqarah: 187)
Sedangkan masalah wudhu, bukan merupakan syarat. Namun sebagian ulama mewajibkan seseorang berwudhu’ bila masuk masjid. Sebagian lain tidak mewajibkan tapi hanya menyunnahkan.
3. Niat adalah syarat sah semua ibadah. Tanpa niat, semua ibadah tidak sah.
Tetapi niat itu bukan lafadz yang diucapkan, melainkan sesuatu yang ditetapkan di dalam hati. Lafadz niat hanya sekedar menguatkan, bahkan hukumnya diperdebatkan para ulama. Sebagian menganjurkannya, tetapi sebagian lain malah melarangnya.
Jadi niatkan saja di dalam hati bahwa anda akan melakukan i’tikaf, maka sah sudah niat anda.
4. Benar, ‘itikaf itu hukumnya sunnah untuk dilakukan di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Dalilnya adalah perbuatan nabi SAW yang telah melakukannya, bahkan tiap tahun tanpa meninggalkannya sekalipun. Sehingga ada sebagian ulama yang nyaris hampir mewajibkannya. Namun hukumnya tidak wajib, tetapi sunnah yang sangat dianjurkan.
Adapun dalilnya adalah:
Dari Aisyah Ra. ia berkata, "Rasulullah SAW melakukan i’tikaf pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, sampai saat ia dipanggil Allah Azza wa Jalla." (HR Bukhari dan Muslim).
Dan dari Ibnu Umar r.a. ia berkata, "Rasulullah SAW melakukan i’tikaf pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." (HR Bukhari dan Muslim).
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabaraktuh,
Ahmad Sarwat, Lc.

Kuatnya dan lemahnya seorang pemuda



Telah berkata orang bijak:
Pemuda-pemuda sekarang mampu mengangkat barbel berat dan bermain-main dengan besi.
Akan tetapi mereka tidak bisa mengangkat selimut ketika adzan subuh.

Hal senada dikatakan:
Seorang pemuda yang begitu garang menampakkan badan sixpack, lengan-lengan berotot, rajin olahraga dan fitnes
Tetapi mengangkat mata saja ketika adzan subuh mereka tidak sanggup

Amalan 10 malam terakhir bulan Ramadhan


"AMALAN 10 MALAM TERAKHIR"

"LAILATUR QODAR"

Lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al Qur’an, dimana malam ini lebih utama dari 1000 bulan.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا
مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ (4)

“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur’an) pada suatu malam yang
dibarokahi. dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad Dukhan [44] : 3-4).

Malam yang dibarokahi dalam ayat ini adalah lailatul qadar sebagaimana ditafsirkan pada surat Al Qadar. 

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1)

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” (QS. Al Qadar [97] : 1)

Kebarokahan dan kemuliaan yang dimaksud disebutkan dalam ayat selanjutnya,

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ
الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
(4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untukmengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadar [97] : 3-5)

Dan firman Allah Ta’ala:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Lailatul Qadar lebih baik dari 1000 bulan” (QS. Al Qadr: 3)

"Carilah Lailatul Qadar itu pd malam malam ganjil dari 10 hari terakhir (bulan Ramadhan)”. (HR Bukhari no. 1878)

Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Mu’minin Aisyah رَضِيَ اللَّهُ عَنْها :

قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها قال قولي اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني

“Aku bertanya kepada Rasulullah : Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan Lailatul Qadar ? Beliau bersabda Berdoalah :

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى ‘

"Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku" (HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi berkata: “Hasan Shahih).

IKTIKAF"

Dalilnya berdasarkan Al Quran, As Sunnah, dan Ijma’, yakni sebagai berikut:

Al Quran

وَلا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ

Janganlah kalian mencampuri mereka (Istri), sedang kalian sedang I’tikaf di masjid. (QS. Al Baqoroh : 187)

As Sunnah

Dari ‘Aisyah Rodiallohu ‘Anha:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ

اللَ?ّهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

Bahwasanya Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam beri’tikaf pada 10 hari terakhir bulan Romadhon sampai beliau diwafatkan Alloh, kemudian istri-istrinya pun I’tikaf setelah itu.(HR. Bukhori, No. 2026, Muslim No. 1171, Abu Daud No. 2462, dan lainnya)

Dari Abu Huroiroh Rodhiallohu ‘Anhu, katanya:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ فِي كُلِّ رَمَضَانٍ عَشْرَةَ أَيَّامٍ فَلَمَّا كَانَ

الْعَامُ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْمًا

Dahulu Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam I’tikaf di setiap Romadhon 10 hari, tatkala pada tahun beliau wafat, beliau I’tikaf 20 hari. (HR. Bukhori No. 694, Ahmad No. 8662, dll)

Dari Aisyah rodhiallohu anha dia berkata:
كَانَ رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ (أَيْ: عَشْرُ رَمَضَانَ) أَحْيَا اللَّيْلَ
وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ
“Jika sudah masuk kesepuluh hari (yakni: sepuluh terakhir romadhon), Rosululloh shollallohu alaihi wasallam menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya (untuk sholat), dan beliau menguatkan ikatan sarung beliau (tidak jima’).” (HR. Al-Bukhori no. 2024 dan Muslim no. 1174).

Hadits palsu malam Nuzulul qur'an

Q :Assalamu alaikum, ustadz, mohon jawaban dari pernyataan dibawah ini yang ane ambil dari grup WA. Ane mau jawab tapi ane perlu jawaban yang lebih baik dari ahlinya. Jazakallah

Mengingatkan:
Bagi yg menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan . Malam nanti, akan datangnya Malam Nuzululqur'an . Rasullullah Bersabda "Barang Siapa Yang Memberitahukan Berita Nuzululquran kepada Yang Lain, maka Haram Api Neraka Baginya".
Dan tolong baca sebentar saja kita berdzikir mengingat اَللّهُ ... bismillah "Subhanallah, Walhamdulillah, Walaa ilaaha ilallah, Allahu-Akbar, Laa haula wala quwata illa billahil aliyil adzim”
Bila disebarkan, Anda akan membuat beribu-ribu manusia berzikir kepada Allah SWT آمِّيْنَ آمِّيْنَ آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ
Maaf... Jangan putus di Anda.
Gak sampai 1 menit kok.. اَللّهُ Maha Besar.

A : Wa'alaikumussalam wa Rahmatullah .. Bismilkah wal Hamdulillah ..
Tidak ada hadits seperti ini, baik dalam kitab Shahih, Musnad, Jaami', Mu'jam, Sunan, dan lainnya. Baik oleh Imam Al Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam At Tirmidzi, Imam An Nasa'i, Imam Ibnu Majah, Imam Ibnu Hibban, Imam Ahmad, dll.

Ini hanyalah buatan dan rekayasa orang-orang tidak bertanggungjawab, pembuat hadits-hadits palsu diera medsos.

Waktu bulan Rajab, ucapan ini juga keluar .. di bulan sya'ban, lalu bulan2 lainnya .., masih juga keluar dengan redaksi 100% sama, hanya diganti waktu atau nama bulannya saja ..

Saya khawatir, orang-orang inilah yang disebut oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, dalam hadits Imam Al Bukhari dan Imam Muslim:

من كذب علي متعمدا فليتبؤ مقعده من النار

_Barang siapa yang berdusta atas namaku, maka disediakan kursi baginya di neraka._ (HR. Al Bukhari, Muslim, dll)

Jika berdusta atas nama manusia biasa saja sudah berdosa, apalagi berdusta atas nama Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dianggap Nabi yang berkata seperti itu, padahal itu kebohongan dan fitnah atas nama Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.

Mungkin tujuannya baik, tapi tujuan baik tidak boleh menghalalkan segala cara, apalagi berbohong atas Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang mulia, membuat perkataan seolah darinya, ini sama juga memasukkan ke dalam agama sesuatu yang bukan berasal dari agama.

Demikian. Wallahu A'lam


Antara qodho dan fidyah Ramadhan

ANTARA MEMBAYAR FIDYAH DAN QODHO (MENGGANTI) PUASA

Orang yang tidak berpuasa di bulan Romadhon itu, sama-sama tidak puasa tetapi bisa berbeda cara "mengganti"nya.

Sebelum menginjak jauh kesana, kita perlu tahu dulu, siapa saja yang BOLEH TIDAK berpuasa di bulan Ramadhan. 

Antara lain:
1. Anak lecil
2. Gila
3. Sakit
4. Orang sudah lanjut usia
5. Orang yang bepergian (musafir)
6. Haid
7. Hamil & menyusui 
8. Nifas

Seringkali kita mendengar pertanyaan "Berarti saya harus mengqodho puasa atau membayar fidyah ya? Atau gimana?"

Bagi mereka yang di bulan Ramadhan tidak berpuasa karena alasan di atas, masih harus mencari tau DENGAN JUJUR alasan dirinya tidak berpuasa, karena sama-sama ibu hamil/ menyusui saja bisa berbeda cara mengganti puasanya.

Maka inilah rincian mengenai cara mengganti puasa tersebut:

1. Anak kecil
Dia tidak harus qodho puasa dan tidak juga harus membayar fidyah karena belum mempunyai kewajiban puasa.

2. Orang Gila:

📌 Gila yang tidak disengaja (memang gangguan kejiwaan): Dia tidak harus qodho dan tidak wajib fidyah karena memang kewajiban puasa dia hilang akibat gangguan jiwa.

📌 Gila yang disengaja (orang yang pura-pura gila agar tidak bekerja dan lain-lain): Dia tetap wajib mengqodho puasa saja karena di bulan lain kemungkinan dia sehat lagi.

3. Orang yang sakit:

📌 Sakit yang ada harapan sembuh (seperti diare, pusing, sakit perut dan lain-lain): Dia wajib mengqodho puasa saja karena di bulan lain dia sehat.

📌 Sakit yang tidak ada harapan sembuh (seperti sroke, penyakit DM parah, sakit jantung dan lain-lain): Dia boleh hanya membayar fidyah saja karena besar kemungkinan di bulan-bulan berikutnya dia masih sakit dan tidak kuat puasa juga.

4. Orang Lanjut Usia
Dia boleh hanya membayar fidyah saja karena memang sudah tidak memungkinkan untuk puasa.

5. Orang yang bepergian (Musafir)
Dia wajib mengqodho puasa saja karena dia orang yang sehat.

6. Orang yang hamil & menyusui:

📌 Yang khawatir akan keadaan dirinya sendiri (dia lemas,sakit dan tidak kuat): Dia wajib mengqodho puasa tanpa nembayar fidyah.

📌 Yang khawatir akan dirinya sendiri dan bayinya: Dia wajib mengqodho puasa tanpa membayar fidyah.

📌 Yang khawatir akan keadaan bayinya saja (bayinya rewel, sakit dan lain-lain): Dia wajib mengqodho puasa dan wajib membayar fidyah.

7. Orang yang Haid
Dia wajib mengqodho puasa saja.

8. Orang yang nifas
Dia wajib mengqodho puasa saja.

==================================
Ditulis sebagai pengingat diri karena sebagai seorang perempuan sering bingung nenentukan.

Semoga bermanfaat
"Setya Ummu Yasmin"

Kasih sayang Allah saat manusia menghadapi sakaratul maut

Kenapa ke dua~dua bibir kita
{atas dan bawah}
tidak bergerak sewaktu kita mengucapkan kalimah...
LAA ILAA-HA ILLALLAAH ???

Coba sebut...
LAA ILAA-HA ILLALLAAH…
Kedua~dua bibir kita tak bergerak kan?
Kenapa dan mengapa?

Jawabannya:
Itulah Rahmat ALLAH yang amat besar ke atas hamba-hamba~NYA…
Di saat sakaratul maut, tubuh kita tdk bisa apa~apa.
ALLAH memberikan pilihan paling mudah untuk hamba~NYA hanya melafadzkan...
ALLAH, ALLAH, ALLAH... atau
Laa Ilaaha Ilallaah.
ALLAH tidak menuntut badan kita bergerak sedikitpun bahkan bibir kita.

Ini karena seseorang yang didatangi Sakaratul Maut
{Nazak} dia sudah tidak berdaya lagi menggerakkan seluruh tubuhnya kecuali LIDAH nya saja.

MasyaALLAH, ALLAHU AKBAR
SubhanALLAH sedemikian rupa ALLAH memberikan kemudahan saat orang~orang menghadapi kematian sebagian akan mendapati masa~masa sulit...
ALLAH benar~benar tdk menginginkan kalian masuk neraka, krn begitu sakitnya neraka, begitu tdk mampunya kalian masuk neraka, begitu luasnya neraka begitu ngerinya neraka,...
Seandainya saja percikan setetes api neraka turun kebumi, maka bumi & isinya hancur luluh lantak....

Mohon maaf apabila lidah ini pernah berkata/berucap sesuatu yg kurang menyenangkan, semoga pesan ini bisa menjadikan kita lebih bisa menjaga lidah kita dalam bertutur/berucap.

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْه

آمِّيْنَ آمِّيْنَ آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ

Dua golongan orang orang penyambut bulan Ramadhan

Oleh: Ustadz H. Abdul Aziz Ridwan

“Ahlan Wasahlan ya Ramadhan”... Setiap orang iman, orang islam senantiasa bergembira, mereka senantiasa bersuka-cita, menyambut Ramadhan karena memang Ramadhan adalah Sayyidus Suhud, bulan yang paling mulia, Ramadhan adalah syarun mubarok, bulan yang penuh dengan berkah, Ramadhan adalah syahrul magfiroh, Ramadhan bulan yang penuh dengan pengampunan, dan juga Ramadhan adalah syarul ibadah, bulan musim ibadah bagi orang-orang iman.

Didalam mengucapkan selamat datang Ramadhan, atau biasa dikenal dengan tahmiatur Ramadhan, para ulama membuat dasar salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Al-Imam Bayhaqi dalam kitab Syuabul Iman di riwayatkan pada bulan bulan Ramadhan Nabi bersabda pada para Sahabatnya: ”Telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh barokah, Allah mewajibkan pada kalian untuk puasa didalam bulan Ramadhan”.

Manusia didalam menyambut bulan Ramadhan ada dua golongan.

Golongan pertama : orang-orang yang senang, bergembira, bersuka-cita dalam menyambut bulan Ramadhan, karena didalam bulan Ramadhan penuh dengan kebarokahan, penuh dengan pengampunan penuh dengan rahmat, maka mereka bergembira didalam menyambut bulan Ramadhan.

Mereka menganggap Ramadhan sebagaimana tamu yang menyenangkan, tamu yang membuat mereka bergembira, tamu yang membuat tentram dengannya dan tamu pada saat berpisah membuat mereka bersedih bahkan menangis, mereka seperti itu karena di dalam diri mereka ada beberpa hal;

1. Mereka adalah orang-orang yang biasa tertib mengerjakan kewajiban ibadah, biasa tertib mengerjakan ketaatan sehingga tatkala Ramadhan datang mereka betambah bergembira karena didalamnya penuh dengan keutamaan-keutamaan, penuh dengan pengampunan-pengampunan dari Allah swt.

2. Karena mereka meyakini karena Ramadhan musim untuk orang iman beribadah, Ramadhan merupakan kesempatan emas yang tidak boleh di lewatkan untuk memperbanyak bekal di akhirat, untuk memperbanyak bekal menghadap Allah swt.

3. Karena mereka mengetahui mereka memahami bahwa romadha Ramadhan adalah madrasah imaniyah yaitu tempat latihan keimanan dimana orang iman didalam Ramadhan dituntut meninggalkan hal-hal yang dicintai untuk mengharap ridhonya Allah swt.

Dalam hadis Rasulullah SAW bersabda ”Ketika datang Ramadhan ada yang memanggil ’wahai pencari kebaikan menghadaplah, wahai pencari kejelekan berhentilah”

Maka disini wajib bagi kita untuk melaksanakan apa yang disabdakan Nabi, kita menghadapi bulan ramadhan dengan sukacita dengan bergembira, bukan karena banyak makanan, bukan karena banyak undangan, yang tersedia saat berbuka puasa, melainkan dengan banyaknya rahmat, kefadholan dari Allah. Itulah golongan pertama yang wajib kita ikuti dan kita wajib menjadi golongan yang pertama.

Golongan kedua : manusia pada saat menyambut bulan Ramadhan ada yang biasa-biasa saja, dingin-dingin saja. Mereka menganggap bahwa bulan Ramadhan bulan yang tidak ada keistimewaan, bahkan sebagian mereka menganggap bulan Ramadhan adalah bulan yang berat, mereka mengibaratkan tamu yang tidak menyenangkan, tamu yang tidak mereka sukai, kenapa begitu?

Karena mereka memang tidak membiasakan dirinya dalam ketaatan. Inilah penyebab terbesar, maka ketika Ramadhan datang mereka semakin berat melaksanakan kewajiban-kewajiban, ketaatan-ketaatan dalam bulam ramadhan, karena di bulan Ramadhan banyak kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan, seperti puasa maupun ibadah-ibadah yang lain.

Maka mereka selalu berat, bahkan mereka selalu menghitung hari, kapan ramadhan selesai, jam demi jam, menit demi menit, bahkan detik demi detik. Mereka selalu menghitung kapan perginya Ramadhan.

Yang kedua penyebab mereka biasa-biasa saja dingin-dingin saja, bahkan terasa berat karena mereka terbiasa mengikuti apa yang menjadi kehendak mereka, mereka selalu melepas hawa nafsunya menikmati berbagai kenikmatan dan syahwat.

Marilah kita sambut bulan Ramadhan dengan penuh suka-cita, dengan penuh semangat, singsingkan baju kita untuk ibadah dan ketaatan di bulan Ramadan.

Renungan kisah nyata anak penghafal AlQuran

Sharing artikel dari sebuah web

RENUNGAN SEBUAH KISAH NYATA

Minggu lalu saya kembali Jum’atan di Graha CIMB Niaga Jalan Sudirman setelah lama sekali nggak sholat Jum’at di situ… Sehabis meeting dengan salah satu calon investor di lantai 27, saya buru2 turun ke masjid karena takut terlambat..dan bener aja sampai di masjid adzan sudah berkumandang… Karena terlambat saya jadi tidak tau siapa nama Khotibnya saat itu.. sambil mendengarkan khotbah saya melihat Sang Khotib dari layar lebar yg di pasang di luar ruangan utama masjid.. Khotibnya masih muda, tampan, berjenggot namun penampilannya bersih..dari wajahnya saya melihat aura kecerdasan..tutur katanya lembut namun tegas…dari penampilannya yg menarik tsb..saya jadi penasaran..apa kira2 isi khotbahnya…

Ternyata betul dugaan saya!!!…isi ceramah dan cara menyampaikannya membuat jamaah larut dalam keharuan..banyak yg mengucurkan air mata (termasuk saya)..bahkan ada yg sampai tersedu sedan… Weleh2..sampai segitunya ya..lalu apa sih isi ceramahnya..koq kayaknya amazing bingitzz…

Dengan gaya yg menarik Sang Khotib menceritakan “true story”..seorang anak berumur 10 th namanya Umar..dia anak pengusaha sukses yg kaya raya.. Oleh ayahnya si Umar di sekolahkan di SD Internasional paling bergengsi di Jakarta..tentu bisa ditebak, bayarannya sangat mahal..tapi bagi si pengusaha, tentu bukan masalah..wong uangnya berlimpah… Si ayah berfikir kalau anaknya harus mendapat bekal pendidikan terbaik di semua jenjang..agar anaknya kelak menjadi orang yg sukses mengikuti jejaknya…

Suatu hari isterinya kasih tau kalau Sabtu depan si ayah diundang menghadiri acara “Father’s Day” di sekolah Umar.. “Waduuuh saya sibuk ma..kamu aja deh yg datang..” begitu ucap si ayah kpd isterinya..bagi dia acara beginian sangat nggak penting..dibanding urusan bisnis besarnya.. Tapi kali ini isterinya marah dan mengancam..sebab sudah kesekian kalinya si ayah nggak pernah mau datang ke acara anaknya..dia malu karena anaknya selalu didampingi ibunya..sedang anak2 yg lain selalu didampingi ayahnya… Nah karena diancam isterinya..akhirnya si ayah mau hadir meski agak ogah2an..

Father’s day adalah acara yg dikemas khusus dimana anak2 saling unjuk kemampuan di depan ayah2nya.. Karena ayah si Umar ogah2an maka dia memilih duduk di paling belakang..sementara para ayah yg lain (terutama yg muda2) berebut duduk di depan agar bisa menyemangati anak2nya yg akan tampil di panggung… Satu persatu anak2 menampilkan bakat dan kebolehannya masing2..ada yg menyanyi..menari..membaca puisi..pantomim..ada pula yg pamerkan lukisannya..dll.. Semua mendapat applause yg gegap gempita dari ayah2 mereka…tibalah giliran si Umar dipanggil gurunya untuk menampilkan kebolehannya..

“Miss, bolehkah saya panggil pak Arief..” tanya si Umar kpd gurunya..pak Arief adalah guru mengaji untuk kegiatan ekstra kurikuler di sekolah itu… ”Oh boleh..” begitu jawab gurunya..dan pak Ariefpun dipanggil ke panggung… “Pak Arief, bolehkah bapak membuka Kitab Suci Al Qur’an Surat 78 (An-Naba’)” begitu Umar minta kepada guru ngajinya…”Tentu saja boleh nak..” jawab pak Arief.. “Tolong bapak perhatikan apakah bacaan saya ada yg salah..” lalu si Umar mulai melantunkan QS An-Naba’ tanpa membaca mushafnya (hapalan)..dengan lantunan irama yg persis seperti bacaan “Syaikh Sudais” (Imam Besar Masjidil Haram)…

Semua hadirin diam terpaku mendengarkan bacaan si Umar yg mendayu-dayu…termasuk ayah si Umar yg duduk dibelakang…”Stop..kamu telah selesai membaca ayat 1 s/d 5 dengan sempurna..sekarang coba kamu baca ayat 9..” begitu kata pak Arief yg tiba2 memotong bacaan Umar… lalu Umarpun membaca ayat 9…”Stop, coba sekarang baca ayat 21..lalu ayat 33..” setelah usai Umar membacanya…lalu kata pak Arief:“Sekarang kamu baca ayat 40 (ayat terakhir)”..si Umarpun membaca ayat ke 40 tsb sampai selesai”… “Subhanallah…kamu hafal Surat An-Naba’ dengan sempurna nak…” begitu teriak pak Arief sambil mengucurkan air matanya…para hadirin yg muslimpun tak kuasa menahan airmatanya… Lalu pak Arief bertanya kepada Umar : ”Kenapa kamu memilih menghafal Al-Qur’an dan membacakannya di acara ini nak, sementara teman2mu unjuk kebolehan yg lain..?” begitu tanya pak Arief penasaran…

Begini pak guru…waktu saya malas mengaji dalam mengikuti pelajaran bapak..bapak menegur saya sambil menyampaikan sabda Rasulullah SAW : ”Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an.” (H.R. Al-Hakim)…

“Pak guru..saya ingin mempersembahkan “Jubah Kemuliaan” kepada ibu dan ayah saya di hadapan Allah di akherat kelak..sebagai seorang anak yg berbakti kpd kedua orangnya..” Semua orang terkesiap dan tdk bisa membendung air matanya mendengar ucapan anak berumur 10 th tsb… Ditengah suasana hening tsb..tiba2 terdengan teriakan “Allahu Akbar..!!” dari seseorang yg lari dari belakang menuju ke panggung…

Ternyata dia ayah si Umar..yg dengan ter-gopoh2 langsung menubruk sang anak..bersimpuh sambil memeluk kaki anaknya.. ”Ampuun nak.. maafkan ayah yg selama ini tidak pernah memperhatikanmu..tdk pernah mendidikmu dengan ilmu agama..apalagi mengajarimu mengaji…” ucap sang ayah sambil menangis di kaki anaknya…” Ayah menginginkan agar kamu sukses di dunia nak…ternyata kamu malah memikirkan “kemuliaan ayah” di akherat kelak…ayah maluuu nak” ujar sang ayah sambil nangis ter-sedu2…subhanallah… Sampai disini, saya melihat di layar Sang Khotib mengusap air matanya yg mulai jatuh…semua jama’ahpun terpana..dan juga mulai meneteskan airmatanya..termasuk saya..diantara jama’ahpun bahkan ada yg tidak bisa menyembunyikan suara isak tangisnya…luar biasa haru… Entah apa yg ada dibenak jama’ah yg menangis itu..mungkin ada yg merasa berdosa karena menelantarkan anaknya..mungkin merasa bersalah karena lalai mengajarkan agama kpd anaknya.. mungkin menyesal krn tdk mengajari anaknya mengaji..atau merasa berdosa karena malas membaca Al-Qur’an yg hanya tergeletak di rak bukunya..dan semua..dengan alasan sibuk urusan dunia…!!! Saya sendiri menangis karena merasa lalai dengan urusan akherat..dan lebih sibuk dengan urusan dunia..padahal saya tau kalau kehidupan akherat jauh lebih baik dan kekal dari pada kehidupan dunia yg remeh temeh, sendau gurau dan sangat singkat ini..seperti firman Allah SWT dalam Q.S. Al-An’Amayat 32:”

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”… Astagfirullahal ghofururrohim..hamba mohon ampunan kepada Allah..Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang… Wallahu ‘alam bissawab.. Semoga bermanfaat..khususnya buat saya pribadi… Salam………