Kisah wanita calon penghuni surga


Bagi yang sering mendengarkan nasehat agama majelis taklim, cerita ini mungkin sudah tidak asing lagi, namun disini saya coba untuk menuliskannya kembali.
MUTIAH, wanita yang disebutkan menjadi salah satu wanita calon ahli surga. Ada terjadi beberapa pendapat kontrofersial mengenai kisah ini, sebagian menyebutkan Mutiah adalah wanita pertama calon penghuni surga, namun ada yang membantah karena tidak ada hadits yang memperkuat pendapat itu.
Sebagian lagi berpendapat bahwa Mutiah wanita pertama penghuni surga SETELAH beberapa istri Nabi.
Suatu hari nabi bertanya kepada Fatimah "Wahai Fatimah, apakah kamu tau wanita pertama yang masuk surga selain ummul mukminin, dia adalah ummu Mutiah"
Perkataan nabi tersebut membuat Fatimah bertanya2, siapa Mutiah itu dan ada apa dengannya, kenapa bukan saya yang putri Nabi?
Berhari2 Fatimah mencari informasi tentang Mutiah, setelah mendapatkan info tentang Mutiah, kemudian Fatimah memutuskan untuk bertamu kerumahnya.
Hari pertama Fatimah berkunjung kerumah Mutiah bersama Hasan, anaknya, yang juga cucu Nabi.
Namun sesampainya di rumah Mutiah, Mutiah menolaknya karena suaminya sedang pergi dan tidak boleh memasukan laki2 lain yang bukan mahromnya tanpa izin suaminya, Fatimah pun di minta datang keesokan harinya.
Hari kedua Fatimah kembali lagi kerumah Mutiah, tapi kali ini bersama Hasan dan Husain. Lagi2 Mutiah menolak, karena yang mendapat izin dari suaminya hanya Hasan, sedangkan Husein belum mendapat izin, sehingga Fatimah di minta datang hari berikutnya.
Hari ketiga setelah mendapat izin dari suami Mutiah, kedatangan Fatimah beserta Hasan dan Husein pun diterima oleh Mutiah, dan mereka dipersilahkan masuk kerumah.
Rumah Mutiah tegolong sederhana, tidak ada barang mewah maupun benda2 yang berharga, namun bersih dan tertata rapi. Fatimah masih penasaran, sebenarnya apa yang membuat Mutiah menjadi wanita pertama calon ahli surga setelah ummul mukminin mengalahkan dirinya,,,?
Mutiah menyambut kedatangan putri Nabi sambil mempersiapkan makanan untuk suaminya, karena sebentar lagi suaminya pulang.
Di meja makan Fatimah melihat sebuah cambuk, ia penasaran dan bertanya pada Mutiah, untuk apa cambuk itu. "Cambuk itu saya sediakan untuk suami saya, apabila saya bersalah dalam melayani suami saya, saya ridho dicambuk oleh suamiku, dari pada saya berdosa dan disiksa dengan cambuk dari api" Jawaban Mutiah seakan membuat Fatimah menemukan jawaban atas rasa penasarannya selama ini.
GHUMAIROH Istrinya Abu Tholhah, yang di tinggal perang oleh suaminya sedangkan anaknya dalam keadaan sakit, yang akhirnya meninggal.
Setelah suaminya pulang dari berjihat, seperti biasa Ghumairoh menunaikan kewajibannya mengurus dan melayani suaminya dengantidak menunjukan kesedihan.
Hingga suaminya menanyakan tentang keadaan anaknya, diapun menjawab bahwa anaknya baik2 saja dan sekarang sudah tenang.
Selesai melayani suaminya dan suaminya sudah merasa nyaman Ghumairoh bertanya "Wahai suamiku, bagaimana apabila kita dititipi sesuatu dan yang memiliki kemudian mengambilnya?"
"Kembalikan hak itu atas pemiliknya" jawab Abu Tholhah, suaminya.
Baru kemudian Ghumairoh menceritakan tentang kematian anaknya.
Cerita itu kemudian sampai pada Nabi, dan Beliaupun mengatakan bahwa wajib baginya (Ghumairoh) surga.
Disebutkan juga sebuah kisah, seorang istri (dilupakan namanya) yang ditinggal pergi berjihad oleh suaminya, dan suaminya berpesan, apapun yang terjadi sang istri tidak diizinkan ke luar rumah. Hingga suatu saat dia kedatangan utusan yang menyampaikan pesan bahwa ibunya sakit, namun karena menjaga amanah dari suaminya sang istripun tidak bisa datang menjenguk ibunya. Sampai 3 kali utusan itu datang, dan sang istri pun tetap tidak bisa meninggalkan rumahnya karena pesan dari suaminya, sehingga sang ibu pun meninggal.
Setelah cerita itu di sampaikan kepada Nabi, Beliau menjawab "Wajabat lahul jannah"
Sahabat.....
Dari kisah2 diatas dapat kita fahami, begitu mulianya seorang istri memuliakan/ takdhim kepada suaminya, menjaga amanahnya, serta menthoati suaminya. (thoat dalam urusan yang makruf)
Dan surga adalah balasan baginya (istri).
Sampai2 apa bila di perbolehkan seorang manusia menyembah sesama manusia Nabi akan memerintahkan seorang istri menyembah suaminya.
Karena menyembah selain Alloh adalah amalan syirik, maka cukup seorang istri menthoati suaminya (Thoat bil ma'ruf)
Semoga manfaat dan barokah