Larangan bunuh diri

Larangan berputus asa dan bunuh diri

Patah hati karena ditinggal nikah oleh kekasih, dunia serasa runtuh menghimpit tubuh, hasrat diri ingin mengakhiri semua luka dan air mata, seorang wanita memilih untuk bunuh diri. Tak bisa memenuhi keinginan dan kebutuhan rumah tangga, pekerjaan di kantor berbelit, hutang sudah melilit, ayah memilih untuk mengakhiri hidupnya. Melahirkan anak dari hubungan tanpa pernikahan, merasa bersalah kepada orangtua, malu oleh tetangga, sehingga berpikir bahwa bunuh diri adalah solusi satu-satunya. Bunuh diri adalah bentuk keputusasaan dalam menerima kenyataan. Seolah bunuh diri adalah cara jitu untuk menghilangkan kepedihan dan mengakhiri penderitaan. Padahal telah jelas di dalam alquran dan hadist bahwa Allah melarang untuk berputus asa apalagi berujung dengan bunuh diri. Sesuai dengan dalil berikut:

Firman Allah SWT :

وَ لاَ تَايْئَسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللهِ، اِنَّه لاَ يَايْئَسُ مِنْ رَّوْحِ اللهِ اِلاَّ اْلقَوْمُ اْلكفِرُوْنَ. يوسف:87

“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir” [QS. Yusuf : 87]

وَ مَنْ يَّقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبّه اِلاَّ الضَّآلُّوْنَ. الحجر:56

“Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat” [QS. Al-Hijr : 56]

قُلْ يعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلى اَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا، اِنَّه هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. الزمر:53

Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. [QS. Az-Zumar : 53]

وَ لاَ تَقْتُلُوْآ اَنْفُسَكُمْ، اِنَّ اللهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا. النساء:29

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”[QS. An-Nisaa’ : 29]

Balasan bagi orang yang bunuh diri

1.Diharamkan baginya surga, dimasukkan ke neraka.

عَنِ اْلحَسَنِ قَالَ: حَدَّثَنَا جُنْدَبٌ عَنْ عَبْدِ اللهِ فِى هذَا اْلمَسْجِدِ وَ مَا نَسِيْنَا مُنْذُ حَدَّثَنَا وَ مَا نَخْشَى اَنْ يَكُوْنَ جُنْدَبٌ كَذَبَ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كَانَ فِيْمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ رَجُلٌ بِهِ جُرْحٌ فَجَزَعَ، فَاَخَذَ سِكّيْنًا، فَحَزَّ بِهَا يَدَهُ، فَمَا رَقَأَ الدَّمُ حَتَّى مَاتَ، فَقَالَ اللهُ تَعَالىَ: بَادَرَنِى عَبْدِى بِنَفْسِهِ حَرَّمْتُ عَلَيْهِ اْلجَنَّةَ. البخارى 4: 146

Dari Al-Hasan (Al-Bashriy), ia berkata : Menceritakan kepada kami Jundab bin ‘Abdillah di masjid ini, dan kami tidak lupa semenjak ia menceritakan kepada kami, dan kami tidak khawatir bahwa Jundab berbohong atas nama Rasulullah SAW, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Dahulu diantara orang-orang sebelum kalian ada seorang laki-laki yang terluka, lalu dia tidak sabar. Kemudian dia mengambil pisau lalu memotong tangannya, maka darahnya mengalir  tanpa berhenti sehingga dia mati. Allah Ta’aalaa berfirman, “Hamba-Ku telah mendahului kehendak-Ku dengan dirinya, maka Aku haramkan surga untuknya”. [HR Bukhari juz 4, hal. 146]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: شَهِدْنَا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص حُنَيْنًا فَقَالَ لِرَجُلٍ مِمَّنْ يُدْعَى بِاْلاِسْلاَمِ: هذَا مِنْ اَهْلِ النَّارِ. فَلَمَّا حَضَرْنَا اْلقِتَالَ قَاتَلَ الرَّجُلُ قِتَالاً شَدِيْدًا فَاَصَابَتْهُ جِرَاحَةٌ. فَقِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، الرَّجُلُ الَّذِى قُلْتَ لَهُ آنِفًا: اِنَّهُ مِنْ اَهْلِ النَّارِ فَاِنَّهُ قَاتَلَ اْليَوْمَ قِتَالاً شَدِيْدًا وَ قَدْ مَاتَ. فَقَالَ النَّبِيُّ ص: اِلَى النَّارِ. فَكَادَ بَعْضُ اْلمُسْلِمِيْنَ اَنْ يَرْتَابَ. فَبَيْنَمَا هُمْ عَلَى ذلِكَ اِذْ قِيْلَ اِنَّهُ لَمْ يَمُتْ وَلكِنَّ بِهِ جِرَاحًا شَدِيْدًا. فَلَمَّا كَانَ مِنَ اللَّيْلِ لَمْ يَصْبِرْ عَلَى اْلجِرَاحِ فَقَتَلَ نَفْسَهُ. فَاُخْبِرَ النَّبِيُّ ص بِذلِكَ، فَقَالَ: اللهُ اَكْبَرُ، اَشْهَدُ اَنّى عَبْدُ اللهِ وَ رَسُوْلُهُ. ثُمَّ اَمَرَ بِلاَلاً فَنَادَى فِى النَّاسِ، اِنَّهُ لاَ يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ اِلاَّ نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ. وَ اِنَّ اللهَ يُؤَيّدُ هذَا الدّيْنَ بِالرَّجُلِ اْلفَاجِرِ. مسلم 1: 105

Dari Abu Hurairah RA, dia berkata : Saya ikut bersama Rasulullah SAW dalam perang Hunain. Beliau bersabda terhadap seseorang yang diketahui keislamannya, “Orang ini termasuk ahli neraka”. Ketika kami telah memasuki peperangan, orang itu berperang dengan garang, lalu dia terluka. Ada yang melaporkan kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, orang yang engkau katakan sebagai ahli neraka tadi, ternyata pada hari ini berperang dengan garang dan sekarang sudah meninggal”. Nabi SAW bersabda, “Dia ke neraka !”. Sebagian kaum muslimin hampir-hampir merasa ragu. Pada saat demikian itu, datang seseorang melapor, “Ternyata dia belum mati, tetapi mengalami luka parah !”. Pada malam harinya, orang itu tidak sabar dengan lukanya, lalu dia bunuh diri. Ketika Nabi SAW diberitahu yang demikian itu, maka beliau bersabda, “Allah Maha Besar. Aku bersaksi bahwa aku adalah hamba Allah dan utusan-Nya”. Kemudian beliau memerintah Bilal supaya menyeru pada orang banyak, lalu Bilal melaksanakannya, “Sesungguhnya tidak akan masuk surga, kecuali jiwa (diri) yang muslim. Dan sesungguhnya Allah menguatkan agama ini dengan orang yang jahat”. [HR. Muslim juz I, hal 105]

2. Mengulangi cara bunuh diri ketika berada diakhirat.

Hadits-hadits Nabi SAW :

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ فِى نَارِ جَهَنَّمَ يَتَرَدَّى فِيْهَا خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيْهَا اَبَدًا، وَ مَنْ تَحَسَّى سُمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَسُمُّهُ فِى يَدِهِ يَتَحَسَّاهُ فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيْهَا اَبَدًا، وَ مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيْدَةٍ، فَحَدِيْدَتُهُ فِى يَدِهِ يَجَأُ بِهَا فِى بَطْنِهِ فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيْهَا اَبَدًا. البخارى 7: 32

Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Barangsiapa menerjunkan diri dari gunung untuk bunuh diri, maka dia di neraka jahannam menerjunkan diri di dalamnya, kekal lagi dikekalkan di dalamnya selama-lamanya. Dan barangsiapa minum racun untuk bunuh diri, maka racunnya itu di tangannya dia meminumnya di neraka jahannam kekal lagi dikekalkan di dalamnya selama-lamanya. Dan barangsiapa bunuh diri dengan senjata tajam, maka senjata tajam itu di tangannya dia menusuk perutnya dengannya di neraka jahannam, kekal lagi dikekalkan di dalamnya selama-lamanya”. [HR. Bukhari juz 7, hal. 32]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص: الَّذِى يَخْنُقُ نَفْسَهُ يَخْنُقُهَا فِى النَّارِ، وَ الَّذِى يَطْعُنُهَا يَطْعُنُهَا فِى النَّارِ. البخارى 2: 100

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Orang yang bunuh diri dengan menggantung diri, dia akan menggantung diri di neraka. Orang yang menikam dirinya (dengan senjata tajam) maka dia akan menikam dirinya di neraka”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 100]

عَنْ ثَابِتِ بْنِ الضَّحَّاكِ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَنْ حَلَفَ بِمِلَّةٍ غَيْرِ اْلاِسْلاَمِ كَاذِبًا مُتَعَمّدًا فَهُوَ كَمَا قَالَ، وَ مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيْدَةٍ عُذّبَ بِهِ فِى نَارِ جَهَنَّمَ. البخارى 2: 99

Dari Tsabit bin Dlahhak RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan agama selain Islam secara dusta dengan sengaja, maka dia sebagaimana yang dia ucapkan. Dan barangsiapa bunuh diri dengan senjata tajam, maka dia akan disiksa dengannya di neraka Jahannam. [HR. Bukhari juz 2, hal. 99]

عَنْ ثَابِتِ بْنِ الضَّحَّاكِ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص: مَنْ حَلَفَ بِمِلَّةٍ سِوَى اْلاِسْلاَمِ كَاذِبًا مُتَعَمّدًا فَهُوَ كَمَا قَالَ. وَ مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ عَذَّبَهُ اللهُ فِى نَارِ جَهَنَّمَ. هذا حديث سفيان. و اما شعبة فحديثه اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ حَلَفَ بِمِلَّةٍ سِوَى اْلاِسْلاَمِ كَاذِبًا فَهُوَ كَمَا قَالَ وَ مَنْ ذَبَحَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ ذُبِحَ بِهِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ. مسلم 1: 105

Dari Tsabit bin Dlahhak ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan agama selain Islam secara bohong dan sengaja, maka dia seperti apa yang diucapkan. Barangsiapa membunuh dirinya dengan sesuatu, maka Allah akan menyiksanya dengan sesuatu itu di neraka jahannam”. Ini menurut riwayat Sufyan. Adapun menurut riwayat Syu’bah, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan agama selain Islam secara bohong, maka dia seperti apa yang dia ucapkan. Dan barangsiapa menyembelih (melukai) dirinya dengan sesuatu, maka dia akan dilukai dengan sesuatu itu pada hari qiyamat”. [HR. Muslim juz 1, hal 105]

Bunuh diri bukan solusi untuk mengakhiri penderitaan didunia. Bahkan bunuh diri adalah awal dari siksaan diakhirat yang kekal. Layaknya anak sekolah yang menjalankan ujian setiap semester, jika berhasil makan akan naik kelas. Begitupun dengan kehidupan dunia. Allah memberikan ujian untuk menaikkan kita ke level keimanan yang lebih tinggi. Jangan menggerutu jika diuji apalagi sampai berputus asa, depresi kemudian bunuh diri. Na’uzhubillahi mindzalik

Penanggung Jawab Artikel :
Nama : Ust. H. Noer Hidayatulloh (H. Arofah Almubarok)