“Allahumma arinal haqqa, haqqaa, warzuqnattiba’ah, wa arinal baathila baathila, warzuqnajtinabah” “Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang haq (benar) itu sebagai haq (benar), dan karuniakanlah kepada kami kekuatan untuk mengikutinya (memperjuangkannya), dan tunjukkanlah kepada kami yang batil itu batil dan karuniakanlah kepada kami kekuatan untuk menjauhinya (menghapuskannya).
Anakku
Jika Sudah Terputus Amalku
Anakku ...
Jika sudah terputus amalku engkaulah harapanku, kaulah masa depanku, kelak kau jadi penerusku, identitas dan investasi dunia dan akhiratku.
Anakku ...
Kaulah cahaya mata penyejuk jiwaku, dalam setiap doa-doa ku, aku selalu memohon padaNya, agar senantiasa memberkahimu, melindungimu, membimbingmu, menjadikanmu menjadi hamba yang Sholeh Sholehah
Anakku ...
Banyak cobaan dan rintangan yang akan kau hadapi janganlah membuatmu goyah .. janganlah membuatmu lengah ... tetaplah tabah nak, ketahuilah dunia itu kecil dan membujuk
Anakku ...
Ingatlah nak ... jika papamu sudah tiada nanti, tetaplah kau dalam petunjukNya nak, tetapkanlah kau dalam hidayahNya .. gigitlah agama Allah ini dengan gigi gerahammu, hingga ajal menjemputmu
Anakku ...
Semoga kita tetap dalam rohmatNya, mati dalam khusnul khotimah, bertemu dalam sorga firdausNya .... Aamiin
Apabila mati anak Adam, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermannfaat, dan anak yang shaleh yang mendoakannya. (HR Muslim)
Sesungguhnya orang yang memahami hadits ini akan melihat bagaimana pentingnya kita dalam mendidik anak-anak kita, anak kita dalah asset kita diakherat kelak yang tidak akan putus-putus dan terus mengalir kalau kita berhasil dalam mendidik nanak-anak kita menjadi anak yang shaleh yang selalu mendoakan kita.
Apa yang kita ajarkan kepadanya berupa shalat, puasa, akhlak yang mulia dan perbuatan baik yang lain merupakan ilmu yang bermanfaat baginya. Sehingga kita akan mendapat pahala dari apa-apa yang telah kita ajarkan.
Ini merupakan bukti yang membenarkan perkataan junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam dalam hadits Shahih-nya, “Barangsiapa mengajak kepada petunjuk, maka ia akan mendapatkan ganjaran sebagaimana ganjaran yang diterima oleh orang-orang yang mengikutinya dimana tidak berkurang sedikit pun baginya ganjaran-ganjaran mereka. Sebaliknya, barangsiapa mengajak kepada suatu kesesatan, maka ia akan mendapatkan dosa sebagaimana dosa orang yang mengikutinya dimana tidak berkurang sedikit pun baginya dosa-dosa mereka.”
Dalam hadits dikatakan, “Sesungguhnya Allah akan menanyakan setiap pemimipin mengenai apa yang ia pimpin, apakah ia meramut atau menyia-nyiakannya, hingga setiap laki-laki pun akan ditanya mengenai keluarganya.”
Kajian ayat-ayat Al-Qur`an, hadits-hadits, riwayat-riwayat dari para imam keluarga Nabi saw dan para ulama yang lain, serta kajian-kajian sejarah dan bukti-bukti penelitian menunjukkan bahwa orang tua memiliki pengaruh penting dan dampak langsung terhadap perjalanan nasib dan masa depan anak-anak mereka, baik di masa kanak-kanak, di masa remaja, maupun setelah dewasa.
Orang tua yang meramut dan memperlakukan anak-anak mereka dengan kasih sayang, perhatian, pendidikan, pengawasan, dan pengarahan dengan baik sesuai norma-norma agama, sehingga akan membawa anak-anak menuju pintu gerbang kebahagiaan baik kebahagian di dunia maupun kebahagiaan di akherat.
Sebaliknya orang tua yang tidak mendidik mereka dengan baik bahkan mengabaikan mereka dalam pendidikan agamanya, akan menjadikan mereka sebagai mangsa kesengsaraan, menempatkannya jauh dari jalan kebenaran, serta mengantarkannya ke tepi jurang kehancuran dunia akherat.
Orang Iman yang faham akan sadar dengan sepenuhnya bahwa ia bukan hanya harus memperhatikan masa depan anak-anak mereka di dunia, tetapi juga harus membawa mereka pada kebahagiaan abadi di akhirat nanti.