“Allahumma arinal haqqa, haqqaa, warzuqnattiba’ah, wa arinal baathila baathila, warzuqnajtinabah” “Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang haq (benar) itu sebagai haq (benar), dan karuniakanlah kepada kami kekuatan untuk mengikutinya (memperjuangkannya), dan tunjukkanlah kepada kami yang batil itu batil dan karuniakanlah kepada kami kekuatan untuk menjauhinya (menghapuskannya).
Pohon Soekarno di Arab Saudi
Saat musim haji, Padang Arafah di Arab Saudi dipadati jutaan jamaah haji. Di tengah teriknya sinar mentari yang menyengat, di padang pasir yang luas itu terdapat pohon unik, pohon soekarno.
Padang Arafah luasnya sekitar 5,5 x 3,5 km, yang dikelilingi bukit-bukit. Salah satunya adalah Jabal Rahmah, yaitu bukit yang diyakini sebagai tempat bertemunya Nabi Adam dan Siti Hawa setelah dipisahkan kembali selama 300 tahun dari surga.
Lokasi padang Arah, kurang lebih sekitar 26 km sebelah tenggara Kota Mekkah. Jamaah haji suka berlindung di pohon soekarno untuk menghindari sinar matahari yang panas. Roso Daras dalam bukunya Soekarno, Sejarah yang Tercecer menuliskan, dinamakan pohon soekarno, sebagai penghargaan bangsa Arab kepada Presiden Republik Indonesia yang pertama itu.
Ya, Soekarno lah yang menggagas penghijauan di Padang Arafah. Konon, Soekarno pula yang memilihkan jenis tanaman, hingga menyiapkan sebuah tim penghijauan di Arafah. Gagasan Soekarno berhasil. Padang tandus dengan permukaan batu cadas nan gersang, berhasil dihijaukan.
Raja Fahd, ketika itu sangat berterima kasih dan mengabadikan nama “pohon soekarno" untuk pohon-pohon yang sekarang menghijaukan areal di Arafah tersebut.
Di Indonesia, jenis pohon yang ditanam di Arafah itu dinamakan pohon mimba. Selain daunnya berkhasiat untuk mengobati diare, pohon ini juga sangat tahan hidup di daerah tandus, bahkan dalam suhu udara yang panasnya ekstrem.
Ada yang menyebut nama pohon soekarno itu berjenis mindi. Maklum, pohon mindi da mimba memang berasal dari rumpun yang sejenis.
Dulu ada dua gagasan besar Presiden Soekarno di Arab Saudi waktu itu, yaitu penanaman pohon di Arafah dan pembuatan tiga jalur tempat sa’i, lari-lari kecil bolak-balik tujuh kali dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah dan sebaliknya. Agaknya, gagasan itu direspons Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Karenanya, kini tempat sa’i antara Bukit Safa dan Marwa terbagi menjadi tiga jalur.
Jalur pertama adalah dari Bukit Safa ke Bukit Marwa. Jalur kedua adalah dari Bukit Marwa ke bukit Safa. Jalur ketiga berada di tengah-tengah antara jalur pertama dan kedua yang diperuntukkan bagi orang-orang yang sudah uzur atau cacat fisik dengan menggunakan kursi roda.
Pada musim haji, di bawah pohon-pohon Soekarno itu dipasang tenda-tenda untuk penginapan sementara para jamaah. Tenda-tenda itu dipersiapkan menjelang acara wukuf yang dimulai pada 9 Dzulhijjah setelah shalat Zuhur. Puncak acara wukuf dipusatkan di Masjid Namirah yang terletak tepat di tengah-tengah Padang Arafah.
Di halaman Museum Kabah, atau disekitar Masjid Aisyiah, Tan’im, dan di sepanjang jalan Kota Mekkah, pohon soekarno dipangkas berbentuk bulat, meruncing, atau lainnya sesuai selera