Agar para jamaah bisa khusu’ dalam sholat, perhatikanlah kiat-kiat khusus berikut ini mulai dari tahapan-tahapan persiapan menuju sholat maupun ketika melaksanakan sholat.
1. Tahapan persiapan menuju sholat :
- Bersiwak / menggosok gigi dan membersihkan mulut agar tidak berbau.
- Berwudhu dengan sempurna.
- Tidak menahan buang hajat ( air besar maupun air kecil).
- Ketika lapar dan makanan sudah siap serta waktu sholat masih panjang, maka mulailah dengan makan terlebih dahulu.
- Menggunakan perlengkapan sholat seperti baju, sarung, mukena, sajadah dan lain-lain yang suci, bersih, rapi dan tidak terdapat gambar – gambar dan corak yang dapat mengganggu kekhusuan sholat.
- Berjalan menuju Masjid dengan tenang, tidak terburu-buru, khusu’, tawadhu’, mukhlish lillah karna Allah, dengan penuh harapan mendapat rohmat Allah dan pengampunannya.
- Memasuki Masjid dengan penuh rasa ta’dzim karna Masjid adalah rumah Allah dan paling baiknya tempatdi dunia ini, mulailah dengan kaki kanan sambil berdo’a :
”بِسْمِ اللَّهِ، وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُوبِي وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ “
- Tidak ramai dan tidak bersuara keras di Masjid.
- Berusaha ingat dan menghayati bahwa sholat yang akan dilaksakan ditujukan untuk taqorrub (mendekatkan diri) dan munajat (berdialog) dengan Allah.
- Bertekat mengerahkan seluruh kemampuan mulai takbirotul ikrom sampai salam agar bisa selalu khusyu’ ingat kepada Allah, tidak memberi peluang sedikitpun kepada syaiton untuk mengingatkan kepada hal-hal keduniyaan yang tidak ada hubunganya dengan sholat.
2. Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan sholat :
- Semua gerakan-gerakan sholat disyariatkan sebagai tatacara menyembah, menghamba, dan mengagungkan Allah agar mendapat ridho dan pengampunanya, maka supaya dilakukan dengan sempurna sesuai dengan sunnah Rosululloh SAW dengan tuma’ninah yaitu pelan-pelan, tenang, tidak melakukan gerakan-gerakan selain gerakan sholat serta selalu menunduk melihat tempat sujud dengan perasaan tunduk, takut,pasrah, ta’zim, dan menghamba, serta merendahkan diri, merasa tidak memiliki kemampuan apapun dihadapan Allah.
- Semua bacaan-bacaan dalam sholat isi munajat ( komunikasi) kita dengan Allah, maka supaya dibaca dengan sempurna yaitu : dibaca dengan pelan-pelan dan fasih sambil dihayati maknanya
Berikut contoh perincian bacaan sholat dan cara menghayatinya :
1. Bacaan takbir “ الله أكبر” supaya dihayati bahwa Allah maha besar dan maha agung baik zatnya, kekuasaannya, maupun sifat-sifatnya.
2. Bacaan Iftitah “اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا” supaya dihayati bahwa kita sedang mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya mengagungkan, memuji Allah dengan pujian yang banyak, dan mensucikan allah dari segala kekurangan, cacat, dan persamaan
3. Bacaan Ta’wudz “أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ اشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ” Supaya dihayati bahwa kita betul-betul memohon perlindungan kepada Allah dari godaan dan tipu daya syetan khususnya diwaktu sholat
4. Bacaan “ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ” Supaya dihayati bahwa kita berharap berkah (تَبَرُّكَ) dan bebas dari segala mara bahaya khususnya diwaktu sholat dan membaca Al Qur’an (الفاتحة دان سورة)
5. Bacaan surat Al Fatehah :
Bacaan
“ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ . ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ . مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ “
Supaya dihayati bahwa kita sedang memuji Allah dan sifat-sifat allah yang sempurna yang terkandung dalam lafadz-lafad tersebut
“إِيَّاكَ نَعْبُدُ “ supaya dihayati bahwa kita betul-betul menyatakan kepada Allah bahwa kita hanya beribadah dan menyembah kepadanya, khususnya sholat yang sedang dikerjakan.
“وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ” Supaya dihayati bahwa kita menyatakan اسْتِعَانَة ( permohonan pertolongan) kita hanya kepada Allah karna itulah kalimat ini supaya dibaca dengan penuh harapan dan kepasrahan kepadanya
“اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ . صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ” supaya dihayati bahwa kita sedang berdoa dan memohon petunjuk kepada allah agar dapat mengerti dan memahami jalan yang lurus serta dapat menetapinya sebagaimana orang-orang sholeh yang telah diberi nikmat oleh Allah dapat menetapi jalan yang lurus dan jauh dari pengaruh kesesatan Yahudi maupun nasrani.
“امِيْن” Artinya اللّهُمَّ اسْتَجِبْ / Ya Allah terimalah dan kabulkanlah pujian, pernyataan, dan permohonan kami yang termaktub dalam surat Alfatihah. Bacaan “الفَاتِحَة” Ini dibaca dengan keras dan panjang maksudnya memohon betul-betul kepada Allah agar apa yang kita minta dikabulkan.
6. Bacaan surat setelah Alfatihah usahakan membaca surat yang sudah dimengerti dan dipahami maknanya atau mengerti kesimpulannya secara umum.
7. Bacaan ketika Ruku’ “سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ” supaya menghayati dzat Allah dan sifat-sifatnya yang sangat besar dan agung, serta suci bersih dari segala cacat dan kekurangan sehingga kita merasa sangat kecil dihadapan Allah, kita merasa sangat lemah, tidak memiliki daya upaya dan kekuatan apapun tanpa pertolongannya, kita betul-betul berserah diri kepada Allah
8. Bacaan ketika berdiri dari Ruku’ (اعتدال) : “سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهْ، رَبَّنَا وَلَكَ اْلحَمْدُ” supaya dihayati dan diyakini bahwa sifat terpuji yang sempurna hanya milik Allah dan Allah mendengar orang yang memujinya, lalu kita memujinya dengan
“رَبَّنَا وَلَكَ اْلحَمْدُ”
9. Bacaan ketika sujud “سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلَى” Supaya menghayati dzat Allah dan sifat-sifatnya yang sangat luhur dan tinggi yang bebas dari sifat-sifat kekurangan, cacat, dan tercela. Ketika sujud dengan menempelkan 7 anggota badan, kita merasa sangat lemah, sangat hina dihadapan Allah, merasa banyak salah dan dosa, bersujud sambil berharap Ampunan dan belas kasihnya dan takut sekali dengan ancaman-ancamannya berupa malapetaka didunia maupun siksanya diakhirat
10. Bacaan ketika duduk diantara dua sujud : “رَبِّ اغْفِرْلِي”. ketika kita mengucapkan kalimat ini supaya diikuti dengan penghayatan yang mendalam bahwa kita banyak berbuat dosa dan maksiat, kurang bersyukur, sering melupakan Allah karna itulah kita sangat mengharapkan pengampunannya.
11. Bacaan ketika duduk Ttahiyyat :
“التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ” Ketika memgucapkan kalimat ini kita supaya menghayati dan meyakini bahwa segala penghormatan, segala salawat ( Rahmat dan permohonan), dan segala yang baik hanya milik Allah.
“السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ،” Supaya dihayati bahwa kita sedang memohon keselamatan, rahmat, dan barokah, khususnya untuk nabi Muhammad SAW dan keselamatan untuk dirinya kita, dan semua jamaah lain yang sedang sholat serta untuk semua hamba-hamba allah yang sholeh.
“أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ” Supaya dihayati bahwa kita bersaksi dan menyatakan yang berhak disembah hanya Alah, dan nabi Muhammad SAW adalah hamba Allah dan utusan Allah.
“اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ َ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ” supaya dihayati bahwa kita sedang mendoakan salawat dan barokah untuk nabi Muhammad SAW dan keluarganya sebagaimana sholawat dan barokah untuk nabi Ibrohim dan keluarganya.
Berdoa sesuai keinginan kita (setelah attahiyat sebelum salam), seperti :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَعَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ،
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا، وَالْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ المَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ ” dalam doa ini kita memohon kepada Allah keselamatan dari neraka jahanam, siksa kubur, fitnah dajal, dan fitnah dalam kehidupan maupun setelah kematian dan minta perlindungan dari banyak dosa dan keberatan hutang.
Mengucapkan Salam “السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ” dengan menoleh kekanan dan kekiri, juga supaya dilakukan dengan khusu’ karna salam ini adalah doa keselamatan untuk semua orang yang ada dikanan kiri kita termaksud malaikat