“Allahumma arinal haqqa, haqqaa, warzuqnattiba’ah, wa arinal baathila baathila, warzuqnajtinabah” “Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang haq (benar) itu sebagai haq (benar), dan karuniakanlah kepada kami kekuatan untuk mengikutinya (memperjuangkannya), dan tunjukkanlah kepada kami yang batil itu batil dan karuniakanlah kepada kami kekuatan untuk menjauhinya (menghapuskannya).
Bab puasa 9 dan 10 Muharram
Kefadholan puasa 'Asyura dan Kerugian Bagi yg meninggalkannya.
- Puasa di bulan Muharram adalah Puasa yg sangat diutamakan (Penuh keutamaan), sebab bulan Muharram memiliki keutamaan setelah bulan Ramadhan, & Termasuk bulan yg dimuliakan oleh Allah :
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, (yaitu) bulan Muharram. Sementara sholat yang paling utama setelah sholat wajib (Fardhu) adalah sholat malam.” [HR. Muslim no.1163, dari Abu Hurairah]
- Orang yg berpuasa 'Asyura (10 Muharram) maka Allah menghapuskan semua dosanya selama setahun sblmnya
Maka, sungguh RUGI bagi mrk yg melewatkan puasa ini. Krn blm tentu tahun depan berjumpa lagi dg bulan Muharram :
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ
عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arofah? Rasulullah menjawab, ”Puasa Arofah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Rasulullah juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura ? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” [HR. Muslim no.1162]
- Kaum Quraisy Jahiliyah pun dulu berpuasa 'Asyura. Rasulullah dan Kaum Muslimin jg menjalankannya sblm didatangkan perintah Puasa Wajib (bulan Ramadhan). Ktk Allah telah menurunkan perintah puasa wajib di bulan Ramadhan, maka Puasa 'Asyura pun mjd sunnah sebab ditandai oleh perintahnya Rasulullah yaitu Boleh berpuasa dan boleh tidak berpuasa.
كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِى الْجَاهِلِيَّةِ ، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم
يَصُومُهُ ، فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ ، فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ ،
فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ
”Di zaman jahiliah dahulu, orang Quraisy biasa melakukan puasa ’Asyura. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam juga melakukan puasa tersebut. Tatkala tiba di Madinah, Beliau melakukan puasa tersebut dan memerintahkan yang lain untuk melakukannya. Namun tatkala puasa Ramadhan diwajibkan, Beliau meninggalkan puasa ’Asyura. (Lalu Baginda mengatakan) Barangsiapa yang mau, silahkan berpuasa. Barangsiapa yang mau, silakan meninggalkannya (tidak berpuasa).” [HR. Al-Bukhari no.2002 dan Muslim no.1125]
أَنَّ أَهْلَ الْجَاهِلِيَّةِ كَانُوا يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- صَامَهُ
وَالْمُسْلِمُونَ قَبْلَ أَنْ يُفْتَرَضَ رَمَضَانُ فَلَمَّا افْتُرِضَ رَمَضَانُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- «
إِنَّ عَاشُورَاءَ يَوْمٌ مِنْ أَيَّامِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ.
“Sesungguhnya orang-orang Jahiliah biasa melakukan puasa pada hari ’Asyura. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pun melakukan puasa tersebut sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan, begitu pula kaum muslimin saat itu. Tatkala Ramadhan diwajibkan, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mengatakan: Sesungguhnya hari 'Asyura adalah hari diantara hari-hari Allah. Barangsiapa yang ingin berpuasa, silakan berpuasa. Barangsiapa meninggalkannya juga silakan.” [HR. Muslim no.1126]
- Puasa 'Asyura adalah puasanya Nabi Musa (Sbg rasa syukurnya nabi Musa kpd Allah krn tgl 10 Muharram adalah hari kemenangan Nabi Musa mengalahkan Fir'aun dan terbebaslah Bani Israil dari penjajahan Firaun), & Rasulullah memerintahkan kaum Muslimin utk menjalankannya mskpn org Yahudi jg menjalankannya, krn kaum Muslimin-lah yg lebih berhak & lebih utama utk mengikuti nabi Musa drpd kaum Yahudi (sebab kaum Yahudi secara nyata sudah menyimpang dari ajaran Taurat yg asli yg dibawa oleh nabi Musa, bahkan dg keji mengatakan Allah memiliki anak yg bernama 'Uzair).
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ
لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- « مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِى تَصُومُونَهُ ». فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ
عَظِيمٌ أَنْجَى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ وَغَرَّقَ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا فَنَحْنُ نَصُومُهُ.
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ ».
فَصَامَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ.
“Ketika tiba di Madinah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mendapati orang-orang Yahudi melakukan puasa ’Asyura. Kemudian Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bertanya, ”Hari yang kalian bepuasa ini adalah hari apa?” Orang-orang Yahudi tersebut menjawab, ”Ini adalah hari yang sangat mulia. Ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya, dan Fir’aun dan kaumnya ditenggelamkan. Musa berpuasa pada hari ini untuk bersyukur, maka kami pun berpuasa pada hari ini”. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam lantas berkata, ”Kami lebih berhak dan lebih utama mengikuti Musa daripada kalian.” Lalu setelah itu Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa.” [HR. Muslim no.1130]
- Rasulullah juga memerintahkan puasa Tasu'ah (Berpuasa di tgl 9 Muharram) utk menyelisihi Kaum Yahudi & Nashrani, namun Rasulullah blm sempat melakukan puasa Tasu'ah sebab beliau meninggal dunia terlebih dulu.
Tapi, kita kaum muslimin tetap bisa mempraktekkannya krn hal itu tetaplah sunnahnya Rasulullah.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: حِينَ صَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ» قَالَ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ، حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan puasa ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa ‘Asyura, maka para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, ia adalah hari yang diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani”
Maka Beliau bersabda, “Jika begitu, pada tahun mendatang kita juga akan berpuasa pada hari kesembilan, insya Allah.”
Ternyata tahun berikutnya belum datang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat.”
Utk tahun 2018 puasa 9 - 10 Muharam insyaallah jatuh hr rabu dan kamis tgl 19- 20 September 2018.
الحمد لله جزاكم الله خيرا